Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 Hadiah Misi
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
...Happy Reading...
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
Ting!
[Misi selesai]
[Selamat Anda berhasil menyelesaikan misi membantu 3 orang di sekitar mu]
[Selamat Anda mendapatka penyembuhan]
[Selamat Anda mendapatkan sebuah rumah mewah]
[Selamat Anda mendapatkan uang 10.000.000]
[Selamat Anda mendapatkan 500 poin]
[Saldo 19.300.000]
[Penampilan:7%]
[Pesona:7%]
[Kekuatan:7%]
[Kecepatan:7%]
[Kelincahan:7%]
[Pertahanan:7%]
[Kecerdasan:7%]
[Keberanian:7%]
[Poin:2010]
Seketika Alfa terkejut karena ia mendapat sebuah rumah mewah dari sistem. Matanya melebar dengan tak percaya, dan dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
"Ini beneran?!" tanya Alfa dengan suara yang keras, tidak sadar bahwa dia masih dalam proses pengobatan.
Kak Luna yang sedang memegang tangan Alfa uang sedang di obati luka Alfa, terkejut dengan reaksi Alfa. "Beneran apa Alfa?" tanya Kak Luna dengan penasaran, sambil menekuk alisnya. Alfa tersadar bahwa dia telah berteriak dan langsung merasa malu.
"Eh enggak, enggak, enggak ada apa-apa kak Luna," kata Alfa sambil mengeleng cepat, mencoba menutupi kekagetannya. Kak Luna memperhatikan Alfa dengan mata yang penuh pertanyaan, tapi dia tidak mendesak Alfa untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Alfa merasa lega bahwa Kak Luna tidak terlalu mempermasalahkan reaksi dirinya. Dia hanya tersenyum dan membiarkan Kak Luna melanjutkan pengobatan lukanya. Tapi Alfa tidak bisa menghilangkan rasa gembira dan tak percaya tentang rumah mewah yang baru saja dia dapatkan.
Bapak itu memperhatikan luka Alfa dengan saksama, kemudian membalutnya dengan perban. "Ini lukanya sudah di balut dengan perban, kamu harus segera bawa ke rumah sakit," ucap bapak itu dengan suara yang penuh perhatian.
Alfa mengangguk, merasa lega bahwa lukanya sudah dirawat dengan baik. "Ah iya, terima kasih banyak pak," ucap Alfa dengan senyum yang tulus.
Bapak itu tersenyum dan mengangguk. "Iya sama-sama," kata bapak itu.
Alfa kemudian berpaling kepada Luna. "Ayo kak Luna, kita pergi," ajak Alfa.
Tapi Luna memiliki rencana lain. "Ayo, biar kakak yang bawa motor, tangan kamu itu masih sakit kan? Biar kakak antar kamu ke rumah sakit," ajak Luna dengan suara yang lembut.
Mereka pun berjalan menuju ke arah rumah Alfa untuk mengambil motor. Saat berjalan, Luna memperhatikan Alfa dengan mata yang penuh perhatian.
"Kamu harus berhati-hati, Alfa," kata Luna dengan suara yang lembut. Alfa mengangguk, merasa lega bahwa Luna peduli dengan keadaannya.
Setelah mengambil motor, Luna langsung mengendarainya menuju ke rumah sakit. Alfa duduk di belakangnya.
Alfa melihat di layar hologramnya, ia melihat alamat rumah barunya itu. Dia tidak sabar untuk melihat rumah itu secara langsung dan menikmati kemewahan yang ditawarkannya.
"Kak Luna, tolong bawa aku ke jalan Nangka," pinta Alfa dengan suara yang penuh harapan.
Luna membalikkan kepala, terlihat bingung. "Kenapa ke jalan Nangka? Bukannya kita ke rumah sakit," ucap Luna dengan nada yang penasaran. Alfa tidak ingin memberitahu Luna tentang rumah barunya, jadi dia berbohong.
"Ayo saja, di sana ada rumah sakit bagus," kata Alfa dengan senyum yang manis.
Luna masih terlihat ragu, tapi dia tidak ingin mempermasalahkan hal itu. "Baiklah, aku akan membawa kamu ke jalan Nangka," kata Luna dengan suara yang lembut.
Alfa merasa lega bahwa Luna setuju untuk membawanya ke jalan Nangka. Dia tidak sabar untuk melihat rumah barunya dan menikmati kemewahan yang ditawarkannya. Lagian, lukanya perlahan-lahan sembuh karena dapat pengobatan dari sistem, jadi dia tidak terlalu khawatir tentang keadaannya.
Saat mereka berkendara menuju ke jalan Nangka, Alfa tidak bisa menyembunyikan rasa gembira dan tak percaya tentang rumah barunya. Dia berharap bahwa rumah itu akan menjadi tempat yang nyaman dan bahagia bagi dirinya. Dan dia tidak sabar untuk melihat bagaimana rumah itu akan mengubah hidupnya.
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
baru jumpa untuk 2x
tidak apa la athor punya cerita
semangat