Di bawah rembulan yang dingin, seorang jenderal berdiri tegak, pedangnya berkilauan memantulkan cahaya. Bukan hanya musuh di medan perang yang harus ia hadapi, tetapi juga takdir yang telah digariskan untuknya. Terjebak antara kehormatan dan cinta, antara tugas dan keinginan, ia harus memilih jalan yang akan menentukan nasibnya—dan mungkin juga seluruh kerajaannya. Siapakah sebenarnya sosok jenderal ini, dan pengorbanan apa yang bersedia ia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Fha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Mentari pagi belum sepenuhnya menghangatkan bumi ketika Feng Yan tiba di dekat desa itu. Setelah hampir setahun mencari, akhirnya ia menemukan jejak keberadaan Xin Lan. Dengan jubah lusuh dan wajah yang sengaja dikotori, ia menyamar sebagai seorang ayah yang putus asa. Langkahnya mantap menuju gerbang desa, di mana beberapa penduduk desa tengah berbincang.
"Selamat pagi," sapa Feng Yan dengan suara parau, "Saya mencari putri saya, Xin Lan. Ia kabur dari rumah beberapa waktu lalu,Karena aku tidak menyetujui pernikahannya."
Penduduk desa saling berpandangan, raut wajah mereka berubah menjadi curiga. "Xin Lan?" tanya seorang wanita paruh baya, " maaf tuan,tidak ada nama Xin Lan di desa ini."
Feng Yan berpura-pura terkejut. "Ah,Tetua Ia kabur karena seorang pria, seorang pemuda yang tidak bertanggung jawab. Saya hanya ingin membawanya pulang, melindunginya dari orang jahat tolong katakan sejujurnya." Air mata palsu mulai mengalir di pipinya.
Syukurlah Xin Lan sempat memberi tahu , Tetua Desa soal Feng yan yang bisa saja datang kesini untuk mencarinya . "Tenang, Bapak," ucap Tetua Desa dengan nada bijaksana, "Kami mengerti kekhawatiran Anda. Tapi, Xin Lan yang Anda cari tidak ada di desa ini."
"Tapi, saya yakin..." Feng Yan mencoba membantah, namun Tetua Desa mengangkat tangannya, menghentikannya.
"Ah,Tetua,Aku sepertinya mengingat sesuatu, sebelum kau menjabat sebagai ketua desa, didesa ini memang ada seorang gadis bernama Xin Lan yang pernah tinggal di sini," kata Tuan lu, "Tapi, ia sudah lama pergi. Ia menikah dengan seorang pemuda dari ibu kota dan ikut bersamanya." Lanjut Tuan lu,Bandit desa yang tobat dan kini menjadi penjaga desa Luo yang.
Feng Yan terdiam, hatinya mencelos. "Menikah?" gumamnya, "Dengan seseorang di ibu kota?"
"Ah, Benarkah? Astaga aku tidak tahu soal itu, Terimakasih tuan lu sudah memberitahuku," jawab Tetua Desa,
Feng Yan menatap Tetua Desa dengan tatapan menyelidik. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan berat hati, ia mengucapkan terima kasih kepada Tetua Desa dan berbalik pergi.
"Semoga Anda menemukan putri Anda," kata Tetua Desa, menatap punggung Feng Yan yang menjauh. Dalam hatinya, ia tahu bahwa ia telah melakukan hal yang benar untuk melindungi Xin Lan dan desa mereka dari bahaya yang mungkin dibawa oleh pria itu.
Feng yan langsung memanggil salah satu anggotanya.
"Perintahkan Zhao Yuxiu untuk langsung membersihkan desa ini, Jenderal manisku sudah pandai berbohong."Perintahnya.
.
.
.
Suasana tegang menyelimuti Desa Luo Yang yang hancur. Pandangan penduduk desa terbelah, antara curiga dan marah kepada Xin Lan, dan bingung dengan pengungkapan Zhao Yuxiu. Namun, di tengah kebingungan itu, suara lantang Tetua Desa memecah keheningan.
"Cukup!" seru Tetua Desa, berdiri tegak di depan Xin Lan, menghalangi pandangan sinis Zhao Yuxiu. "Aku tahu siapa Xin Lan yang sebenarnya. Aku tahu masa lalunya."
Para penduduk desa terdiam, menunggu penjelasan Tetua Desa.
"Walaupun dia adalah seorang jenderal pembunuh, dari organisasi kalian" lanjut Tetua Desa, suaranya bergetar namun penuh keyakinan, "tapi dia datang ke desa kami untuk membayar perbuatan yang ia lakukan di masa lalunya. Dia telah banyak membantu kami, melindungi kami, dan menjadi bagian dari desa ini,."
Bibi Yun, wanita yang selalu menyayangi Xin Lan seperti putrinya sendiri, melangkah maju, berdiri di samping Tetua Desa. Air mata mengalir di pipinya, namun matanya memancarkan ketegasan.
"Dan dia juga putriku," kata Bibi Yun, suaranya serak karena emosi. "Aku tidak peduli siapa dia di masa lalu. Yang aku tahu, dia adalah liu Xin Lan, Dia adalah bagian dari keluarga kami."
"Jika dia mengkhianati organisasi Mo Hui kalian ,Sudah pasti dia mengambil keputusan yang tepat."Sahut Ling.
Kata-kata Tetua Desa,Ling,dan Bibi Yun menyentuh hati sebagian penduduk desa. Mereka mengingat kembali kebaikan dan pengorbanan Xin Lan selama ini. Mereka melihat bagaimana Xin Lan bekerja keras membantu mereka, merawat mereka yang sakit, dan melindungi mereka dari bahaya. Keraguan dan kemarahan mereka mulai mereda, digantikan oleh rasa simpati dan kepercayaan.
Zhao Yuxiu tidak menyangka bahwa Xin Lan akan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang seharusnya membencinya. Rencananya untuk memprovokasi penduduk desa agar berbalik melawan Xin Lan gagal total.
"Kalian bodoh!" teriak Zhao Yuxiu, frustrasi. "Kalian telah dibutakan oleh pesonanya! Dia akan mengkhianati kalian semua!"
Namun, teriakan Zhao Yuxiu tidak lagi berpengaruh. Sebagian besar penduduk desa telah memutuskan untuk tetap percaya pada Xin Lan. Mereka berdiri di belakang Tetua Desa dan Bibi Yun, membentuk barisan perlindungan di sekitar Xin Lan. Zhao Yuxiu menyadari bahwa ia telah kalah. Ia tidak bisa memenangkan hati para penduduk desa. Ia tidak bisa menghancurkan ikatan yang telah terjalin antara Xin Lan dan mereka.
Zhao Yuxiu, dengan wajah merah padam karena amarah, menggeram, "Habisi mereka semua! Jangan sisakan seorang pun!"
Pasukan Mo Hui tanpa ragu menyerbu warga desa, pedang mereka terangkat tinggi, siap menebas siapa saja yang menghalangi jalan. Jeritan dan tangisan kembali menggema, namun kali ini, Hanya Xin Lan sendiri yang maju melawan 20 orang yang dipimpin oleh Zhao Yuxiu.
Xin Lan bergerak cepat, melindungi penduduk desa dari serangan brutal pasukan Mo Hui. ia dengan lincah menebas musuh-musuhnya menggunakan teknik bela diri yang mematikan, melumpuhkan mereka dengan gerakan cepat dan tepat. Xin Lan melakukannya dengan sempurna, Para rakyat desa Luo yang bersorak dan terkagum kagum melihat teknik sang jenderal bertopeng hantu yang legendaris secara langsung.
Melihat pasukannya mulai kewalahan, Zhao Yuxiu menjadi semakin geram. Ia sendiri maju ke medan pertempuran, mengincar Xin Lan. Pertarungan sengit terjadi antara kedua wanita itu. Pedang mereka beradu, menciptakan percikan api di udara. Zhao Yuxiu menyerang dengan brutal dan tanpa ampun, sementara Xin Lan bertahan dengan sabar, mencari celah untuk menyerang balik.
Yu Zhang, melihat Xin Lan kesulitan, segera membantu. Ia menyerang Zhao Yuxiu dari samping, mengalihkan perhatiannya. Dengan gerakan cepat, Yu Zhang berhasil melucuti pedang Zhao Yuxiu. Xin Lan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menendang Zhao Yuxiu hingga tersungkur ke tanah.
Dalam keadaan kritis, Xin Lan menghampiri Zhao Yuxiu yang terbaring tak berdaya. Wajahnya dipenuhi amarah dan kekecewaan. "Kau tahu kan aturannya? Siapapun yang melihat wajah sang jenderal hantu akan bernasib tragis," ucap Xin Lan dingin.
Zhao Yuxiu menatap Xin Lan dengan tatapan penuh kebencian. Namun, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, matanya tertuju pada Yu Zhang yang berdiri tidak jauh dari mereka. Ia menunjuk ke arah Yu Zhang dengan tangan gemetar, seolah mengenalinya.
Xin Lan, yang melihat gestur Zhao Yuxiu, diam-diam menaruh curiga. Mengapa Zhao Yuxiu menunjuk Yu Zhang? Apa hubungan mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di benaknya, menimbulkan keraguan dan kecurigaan yang mendalam.
Yu zhang langsung menebasnya yang membuat Xin Lan terkejut.
"Kau! "
Tanpa banyak bicara Yu Zhang menggendong Xin Lan pergi entah kemana. Ling, yang hendak mengikuti, dicegah oleh Yun Ban Xia dengan tatapan tajam yang tak bisa diabaikan. "Itu urusan mereka," bisik Yun Ban Xia, suaranya berat dan penuh arti, "Kita tidak perlu ikut campur."
...
Yu Zhang membanting tubuh Xin Lan ke tanah rerumputan yang keras. Debu tanah menyebar seolah ikut merasakan sakitnya tulang lengan Xin Lan yang patah. Yu Zhang merangkak di atasnya, bayangannya yang gelap menaungi wajah pucat Xin Lan, bukannya memperkosa, ia menatap tajam ke mata Xin Lan yang pasrah. Bukan nafsu yang terlihat di mata Yu Zhang, melainkan kekejaman dingin yang membekukan. Ia mengunci kedua tangan Xin Lan dengan kuat, tulang-tulang Xin Lan berderit menahan tekanan. Xin Lan pasrah, matanya terpejam, kelelahan akibat pertarungan sengit dengan Zhao Yuxiu dan rasa sakit yang menusuk dari lengannya yang patah membuatnya hampir pingsan. Bau darah segar mulai tercium samar-samar di udara.
Xin Lan juga merasa berada di posisi ini terasa Familiar baginya.
Yu Zhang mengeluarkan potongan topeng dari balik jubahnya – topeng perak tua dengan ukiran naga yang kusam, berdebu dan terlihat usang. Dengan hati-hati, ia mengenakannya pada wajah Xin Lan, mencocokkannya dengan teliti, jari-jari Yu Zhang yang kasar menyentuh kulit Xin Lan dengan sentuhan yang dingin dan tanpa ampun. Setelah pengamatan singkat, Yu Zhang tertawa, suara tawanya menggema di hutan itu, suara yang menyeramkan dan penuh kemenangan, membuat Xin Lan tersentak kaget, tubuhnya gemetar hebat. Mata Yu Zhang berkilat-kilat, mencerminkan cahaya bulan purnama yang remang-remang di tengah-tengah hutan mencoba mengungkapkan rahasia yang mengerikan.
Setelah memasangkan topeng itu, Yu Zhang kemudian tertawa, "Kau ingat aku, Xin Lan? Atau haruskah aku memanggilmu... Jenderal Hantu?"
Xin Lan mengerutkan kening, mencoba mengingat. "Apa yang ingin kau lakukan? Aku tidak punya dendam apapun padamu," jawabnya lemah.
Yu Zhang tertawa sinis. "Tentu saja kau tidak mengingat ku. Tapi aku tidak akan pernah melupakanmu. Tak kusangka orang yang menolongku Ternyata mimpi burukku, Jenderal. Kau menghancurkan segalanya dariku."
"Kau membunuh keluargaku, Xin Lan," kata Yu Zhang dengan suara bergetar. "Kau membakar desaku. Kau merenggut segalanya dariku. Aku bersumpah akan membalas dendam, dan sekarang... saatnya telah tiba."
Xin Lan menatap Yu Zhang dengan tatapan kosong. Ia tidak ingat apa pun tentang masa lalu yang mengerikan itu. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," katanya.
"bohong!" bentak Yu Zhang. "Kau adalah Jenderal Hantu, mesin pembunuh Mo Hui. Kau tidak bisa lari dari takdirmu,Apa kau masih ingat tentang pembantaian keluarga yu Yang difitnah melakukan pemberontakan?."
Yu Zhang mengeluarkan belati dari balik jubahnya. "Aku akan membuatmu membayar atas semua yang telah kau lakukan," katanya. "Aku akan membunuhmu perlahan-lahan, sampai kau merasakan sakit yang sama seperti yang kurasakan."
Namun, Yu Zhang tidak langsung menyerang Xin Lan. Ia berhenti sejenak, menatap wajahnya yang pucat di balik topeng perak. Ada sesuatu dalam dirinya yang ragu. Ia telah menghabiskan bertahun-tahun untuk merencanakan balas dendamnya, tetapi sekarang, ketika saatnya tiba, ia tidak yakin apakah ia bisa melakukannya.
"Kenapa?" tanya Yu Zhang dengan suara lirih. "Kenapa kau melakukan semua itu? Kenapa kau membunuh orang-orang tak bersalah?"
Xin Lan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu,Apa yang sedang kau bicarakan," jawabnya.
Yu Zhang menghela napas panjang. "Yah,Mungkin kau tidak mengingatnya," katanya. "Mungkin kau bukan lagi orang yang sama. Tapi itu tidak mengubah apa pun. Kau tetap harus membayar atas kejahatanmu."
Yu Zhang mengangkat belatinya tinggi-tinggi, siap untuk menghabisi Xin Lan. Tangannya gemetar, bukan karena takut, melainkan karena konflik yang berkecamuk di dalam hatinya. Di satu sisi, ia ingin membalas dendam atas kematian keluarganya. Di sisi lain, ia melihat ketulusan di mata Xin Lan, dan ia tidak yakin apakah ia bisa membunuh seorang wanita yang telah berubah.
Xin Lan menatap Yu Zhang dengan tatapan pasrah. Ia tidak melawan, tidak berteriak, tidak memohon. Ia hanya menerima nasibnya dengan tenang. Ia tahu bahwa ia pantas mati atas kejahatan yang telah ia lakukan di masa lalu.
"Lakukanlah," kata Xin Lan dengan suara lirih. "Aku sebenarnya tidak tahu tragedi apa yang membuatmu sampai menaruh sedendam itu padaku ,Tapi yang ku tahu saat ini hanyalah Aku pantas mati. Aku telah melakukan banyak kesalahan di masa lalu. Aku telah membunuh banyak orang tak bersalah dan mirisnya semua itu tidak semua bisa kuingat."
Air mata mengalir di pipi Xin Lan. Ia menyesali semua yang telah ia lakukan. Ia menyesal telah menjadi Jenderal Hantu, mesin pembunuh Mo Hui. Ia menyesal telah menghancurkan hidup banyak orang.
"Aku berharap aku bisa mengubah masa lalu," kata Xin Lan dengan suara bergetar. "Aku berharap aku bisa menghapus semua kejahatan yang telah aku lakukan. Tapi aku tidak bisa. Aku hanya bisa menerima hukuman yang pantas aku terima, Lakukan lah jika itu dapat membuatmu lega, Aku minta maaf," bisik Xin Lan. "Aku minta maaf atas semua yang telah aku lakukan. Aku minta maaf karena telah menghancurkan hidupmu, Yu Zhang."."
Xin Lan memejamkan matanya, menunggu belati Yu Zhang menghujam jantungnya. Ia merasa damai, karena ia tahu bahwa ia akan segera membayar atas semua dosanya.
Yu Zhang terdiam sejenak. Ia menatap wajah Xin Lan dengan seksama, dan ia melihat penyesalan yang tulus di matanya. Ia merasa ada sesuatu dalam dirinya yang hancur. Ia tidak bisa membunuh Xin Lan. Ia tidak bisa membunuh seorang wanita yang telah menyesali perbuatannya dan siap untuk menerima hukumannya.
Dengan gerakan tiba-tiba, Yu Zhang menurunkan belatinya. Ia menancapkannya ke tanah disamping Xin lan, lalu ia terduduk disamping Xin lan yang terbaring .
Xin Lan membuka matanya, terkejut melihat Yu Zhang berlutut di depannya. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya.
Yu Zhang mengangkat wajahnya, menatap Xin Lan dengan tatapan yang tidak bisa diucapkan.
Yu zhang yang hendak pergi langsung ditahan oleh Xin Lan.
Xin Lan mengambil belati yang menancap itu lalu mengarahkan tangan yu Zhang untuk menusuk jantungnya.
"Bunuh! Bunuh saja aku! Apa yang kau lakukan?! Cepat bunuh aku!!"Teriak Xin lan dengan deraian air mata.
Yu Zhang Mendorong sedikit tubuh Xin Lan,Dan dengan mudahnya ia merebut melemparkan belati itu jauh. Ia menoleh, menatap Xin Lan dengan tatapan bingung.
"Aku tahu kau ingin membalas dendam," jawab Xin Lan dengan suara yang masih terisak tangis namun jelas. "Kau tahu akulah yang telah membunuh seluruh keluargamu di masa lalu. Tapi kenapa kau menghentikanku?!."Berontak Xin Lan,
Xin Lan hendak mengambil belati yang dibuang yu Zhang,Akan tetapi,Ia ditahan oleh yu zhang.
Yu Zhang terdiam sejenak. Ia menatap wajah Xin Lan dengan seksama, mencoba mencari tahu apakah ia mengatakan yang sebenarnya. Ia melihat ketulusan di matanya, dan ia merasa ada sesuatu dalam dirinya yang mulai luluh.
"Kenapa?" tanya Xin lan dengan nada sinis. "aku adalah orang yang telah menghancurkan hidupmu. Kenapa kau peduli denganku!?"
"Karena Kau bukan lagi orang yang sama!," jawaban yu zhang membuat Xin Lan bungkam. " kau ingin aku membunuhmu agar kau menebus dosa-dosamu, Tapi aku tidak bisa melakukannya! Karena kau bukan sosok Jenderal hantu yang membunuh keluarga ku dimasa lalu,Tapi kau adalah Xin Lan! Kau adalah Xin lan!."
Yu Zhang menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Xin Lan mengatakan yang sebenarnya. Ia bisa merasakan perubahan dalam dirinya. Ia tidak lagi melihat Jenderal Hantu yang kejam dan tanpa ampun. Ia melihat seorang wanita yang terluka dan bingung, yang berusaha untuk menemukan jati dirinya.
"Xin Lan,Aku memang masih belum menerima apa yang sudah terjadi pada keluargaku," kata Yu Zhang dengan nada sedih. " Tapi,Aku juga tidak bisa seegois hanya karena itu, Kau juga hanya boneka yang dikendalikan oleh Organisasi Mo Hui ."
yu zhang menarik Xin Lan kedalam pelukannya.
Xin Lan menangis sejadi jadinya.
"Sekarang boneka ini sudah terlepas dari tali kekangnya."Batin yu zhang.
...
-