Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Yudistira.
“Wow… lumayan untuk awal sarapan.” Lirih Yudistira yang membuka bekal sarapannya dari aurel.
Yudistira meminum susu hangat yang berada di tumbler, Yudistira tersenyum sambil menikmati sarapannya. Saat ini Yudistira berada di taman sendiri menikmati sarapannya, dia tidak ingin teman temannya menggangu sarapan paginya.
Aurel yang berjalan tertatih menuju ke kelas tanpa sengaja melihat Yudistira yang sedang sarapan, tak terasa dia ikut tersenyum melihat ke arah Yudistira.
Yudistira yang menyadari tatapan aurel sengaja mengangkat jempolnya sambil memperlihatkan senyum tampannya, aurel yang menyadari Yudistira menatapnya segera berlalu pergi.
Dia tidak ingin menjadi bahan gosip di kampus, apalagi sampai alisa mendengarnya.
Angga yang melihat langkah aurel yang terlihat tertatih segera berlari ke arah aurel, dia segera merangkul pundak aurel. Yudistira yang melihatnya merasa geram sendiri, dia kesal dan semakin kesal dengan tingkah sok perhatian angga ke aurel.
“Dasar cari kesempatan di dalam kesempitan.” Gerutu kesal Yudistira.
Dia segera pergi dan segera memasukkan bekal kosong dan tumbler milik aurel kedalam tasnya, Yudistira dengan langkah cepat segera menuju ke kelasnya.
Beberapa jam telah berlalu, saat nya para mahasiswa fakultas nusantara pulang. Aurel yang pulang bersama angga terlihat akan keluar dari tempat parkir, sedangkan gerombolan cowok tampan juga akan keluar berbarengan dengan angga dan aurel.
“Eh… itukah cewek yang nyolot waktu itu.” Ucap Edo mengeraskan suaranya menunjuk aurel.
“Masih ingat aja lo do.” Balas eric melihat ke arah aurel.
Aurel yang tidak merasa takut sengaja melihat ke arah Edo dan eric tajam, Yudistira yang melihat aurel dan angga kembali kesal.
“Sayang… kita lanjut kemana setelah ini.” Tanya alisa manja sambil mengencangkan pelukannya di perut six pack Yudistira.
“Aku ikut kamu.” Balas Yudistira masih menatap aurel dan angga.
Aurel yang di tatap Yudistira merasa kesal sendiri, dia memalingkan wajahnya dan melihat ke arah depan tidak mempedulikan Yudistira cs.
“Kita langsung pulang rel.” Tanya angga setelah keluar dari area perkir kampus.
“Kita ke mall dulu ya, aku ingin beli kado buat mama.”
Angga yang terkejut dengan ucapan aurel jika aulia akan ulang tahun pun bertanya memastikan.
“Tante ulang tahun, kapan…?”
“Besok mama ulang tahun, aku sebenarnya tadi malam mau membelikan kado buat mama. Tapi malah di tabrak sama orang, yah… jadi kayak gini deh hasilnya.”
Suara aurel terdengar kecewa, angga yang mendengar kesedihan dari suara aurel merasa kasihan dan menyalahkan dirinya sendiri.
“Maaf rel, tadi malam aku tidak bisa antar kamu. Jika saja aku menerima ajakkan kamu tadi malam, kamu pasti tidak akan begini.” Sesal angga.
“Aku nggak nyalahin kamu kog, udah deh mending cepetin jalannya, kita segera ke mall.”
Angga segera menambah kecepatannya, dia menuruti permintaan aurel menuju ke mall yang di inginkan aurel.
Aurel berjalan sambil di rangkul oleh angga, siapapun yang melihat mereka pasti akan menyangka jika aurel dan angga adalah sepasang kekasih.
“Kita masuk ke sana yuk.” Aurel menunjuk toko yang menjual tas khusus untuk wanita.
“Siap tuan putri.”
Aurel dan angga memilih tas yang menurut mereka cocok di pakai oleh aulia, beberapa model telah aurel lihat dan akhirnya pilihan aurel jatuh di tas yang terlihat pantas di pakai untuk aulia.
“Aku pilih ini.” Aurel menyerahkan tas ke angga, sedangkan angga yang melihatnya hanya mengangukan kepalanya.
Angga akan menghargai setiap pilihan aurel tanpa mau menyanggah pilihannya, angga menyerahkan tas tersebut ke pelayan toko.
“Biar aku yang bayarkan, kamu tunggu di sini.” Saat angga akan pergi aurel menarik lengannya.
“Uangnya belum aku kasihkan main pergi aja.” Kesal aurel melihat tingkah angga.
Sebenarnya angga akan membayarkan tas yang aurel beli untuk aulia, tapi angga paham jika aurel tidak akan menerima niat angga.
“”Oh iya, mana uangnya.” Angga menengadahkan tangannya ke arah aurel, dengan segera aurel menggambilkan uang merah beberapa lembar.
Sedangkan ada beberapa pelayan yang melihat angga menerima uang dari aurel berbisik bisik yang dapat aurel dengar dengan jelas.
“Dasar cowok mokondo, bisa bisanya nggak mampu beliin ceweknya tas yang harganya nggak seberapa.”
Aurel yang mendengarnya merasa kesal sendiri, tapi dia membiarkan tanpa mau menanggapi ocehan yang tak jelas tersebut.
Tak lama angga datang sambil membawa kado yang di dalamnya ada tas untuk hadiah aulia besok, aurel yang melihatnya segera menerima pemberian angga.
“Kenapa wajah kamu kog di tekuk gitu, ada yang membuat kamu kesal.” Angga berjongkok di depan aurel, dia tahu jika aurel saat ini sedang kesal.
“Aku kesal sama pelayan yang ada di belakang kita, kamu di bulang mokondo.”
Angga tertawa mendengar ucapan aurel, dia membelai surai aurel dengan lembut.
“Memang kenyataannya aku mokondo kan, buktinya tadi kamu kasih aku uang buat beli tas buat mama kamu.”
“Ish… ya nggak gitu juga.” Kesal aurel menanggapi ucapan angga.
Aurel segera berjalan meninggalkan angga yang masih terdiam menatap kepergian aurel, dia merasa geli sendiri saat melihat aurel kesal.
Di tempat yang sama tapi di lantai berbeda, yudisira dan kawan kawannya berada di salah satu resto di dalam mall. Sebenarnya tadi Yudistira tidak mau ikut Edo yang akan membeli sepatu untuk dirinya, tapi karena paksaan dari Adrian akhirnya dia mengikuti kemauan teman temannya.
“Sambel mata punyaku pedes banget, haaaahh…. Haaah…” eric terlihat kepedasan setelah memakan makanan pesanannya.
“Makanya nggak usah gaya gayaan pake pesen sambel segala,” ira memberikan air minum untuk eric, dia tidak tega melihat eric yang sepertinya tersiksa.
“Makasih sayang…”
Mendengar ucapan eric ke ira membuat semua teman teman nya mencibir mengejek ucapan eric, mereka paham jika ira dan eric tengah pendekatan.
“Sayang… nanti aku mau nonton sama lili dan ira, kamu mau ikut nggak.” Alisa menatap manja ke arah Yudistira.
“Sepertinya aku tidak bisa, aku mau pulang ke rumah. Mama nyuruh aku pulang hari ini.”
“Apartemen kosong dong.” Celetuk Adrian senang.
“Emang lo mau nginep di apartemen yudis lagi.” Tanya Edo menyelidik.
“Mabar… mabar…” jawab Adrian sambil memnyontohkan saat mereka bermain game online.
“Boleh juga tuh.” Potong eric tiba tiba.
Evan menatap teman temannya sambil mengelengkan kepalanya, dia tahu di dalam otak ke tiga sahabatnya itu yang ada hanya nge game dan nge game.
“Van, ikut kan lo.” Edo melihat ke arah Evan yang terdiam.
“Sorry… sepertinya gue pulang aja.”
“Nggak seru lo van.” Adrian terlihat kecewa dengan jawaban Evan.
“Kalau kalian mau ke apartemen langsung ke sana aja, gue mau langsung pulang ke rumah setelah ini.” Yudistira menyeruput minumannya yang masih tersisa sedikit.
“Gas bro…” jawab ke tiga sahabat yudis serentak, sedangkan Evan tersenyum melihat kekonyolan tiga sahabatnya.
“Al, sepertinya filmnya akan segera di mulai. Bagaimana jika sekarang aja kita ke atas.” Ajak lili melihat jam di pergelangan tangannya.
Alisa melihat handphonenya, dan segera meminum minumannya yang masih tersisa separuh.
“Sayang aku pergi dulu ya…” alisa berdiri di ikuti oleh ke dua sahabatnya.
“Kita pulang sekarang.” Tawar Adrian sambil menatap satu persatu sahabatnya.
“Gue ke kamar mandi dulu.” Yudistira berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari para sahabatnya, dia melangkah keluar dari resto.
Beruntung kamar mandi di mall tersebut letaknya tidak jauh dari resto tempat mereka makan, Yudistira menatap papan arahan di mana letak toilet berada.
Yudistira segera masuk melihat keterangan kamar mandi khusus ungu pria, hanya lima menit dia berada di dalam, Yudistira yang tak ingin teman temannya menunggunya segera keluar dari kamar mandi.
Belum juga dia menjauh terlihat di depan Yudistira seorang wanita cantik yang berjalan perlahan mendekat ke arahnya, sepertinya dia akan menuju ke kamar mandi.
Karena tempat kamar mandi harus melewati lorong yang tak begitu panjang, Yudistira dapat melihat dengan jelas siapa wanita tersebut.
Pandangan mata mereka saling bertemu saat Yudistira menatapnya dan wanita tersebut juga menatapnya, kedua alisa yudistria bertaut sempurna melihat wanita tersebut.
“Aurelia… ngapain.”
Decakkan kesal terdengar dari mulut aurel, ya… dia kesal jika bertemu dengan Yudistira saat ini.
“Jalan lah, masak berenang.” Jawab Aurelia terdengar ketus.
Yudistria tersenyum mendengar ucapan aurel, dia tahu jika saat ini wanita tersebut tampak kesal.
“Perlu aku gendong.”
“Ish… nggak perlu, aku bisa jalan sendiri.” Aurel pergi meninggalkan Yudistira yang masih diam sambil melihat gerakkan aurel.
“Ngapain juga ketemu dia, buat aku kesel aja.” Batin aurel setelah masuk ke dalam kamar mandi.
Tanpa aurel sadari Yudistira menunggunya di luar kamar mandi wanita, sampai sampai para wanita yang keluar dari kamar mandi terlihat salah tingkah karena melihat Yudistira yang terlihat mempesona di mata mereka.
Aurel berjalan perlahan, saat akan melangkah keluar tak sengaja aurel kakinya terpeleset tetesan air di bawah lantai kamar mandi. Beruntung yudistria berada di samping pintu keluar kamar mandi wanita, dengan sigap Yudistira memegang pinggang aurel.
“Aduh… maka…” ucapan aurel terhenti saat melihat Yudistira, tatapan mereka saling bertemu satu sama lain.
“Sama sama cantik.”
Blus… wajah aurel seperti tomat rebut seketika mendengar Yudistira yang memanggilnya cantik, terdengar deheman di belakang aurel.
“Ehem… sudah nolongin ya mas, gue juga mau di tolong in kayak mbak ini hlo.”
Aurel yang mendengar ucapan wanita di belakangnya segera melepaskan tangan Yudistira yang masih melingkar di pinggangnya, dia terlihat salah tingkah dan berjalan pergi menjauhi Yudistira dengan langkah cepat.
Yudistira yang melihatnya segera menyusul langkah aurel, dia heran melihat aurel yang tiba tiba pergi begitu saja.
“Hei tungguin gue.” Seru Yudistira memanggil aurel yang semakin menjauh.
Dengan kesal Yudistira berlari dan segera menarik paksa lengan aurel kencang, aurel yang terkejut sampai terdiam dan tak bisa meneruskan langkahnya merasakan cekalan tangan Yudistira di lengannya.
“Mau apa sih kamu.” Tanya aurel setelah menatap terpaksa ke arah Yudistira.
“Gue mau balikan bekal punya kamu. kamu tunggu di sini, awas jangan pergi.” Nada bicara Yudistira seakan menekan aurel untuk menuruti ucapannya.
Aurel hanya diam tak berniat pergi setelah mendnegar ucapan Yudistira, dia sengaja menunggu Yudistira.
Terlihat Yudistira yang keluar dari salah satu resto yang aurel tahu resto apa tersebut, dia menautkan kedua tangannya di atas dada meliaht Yudistira yang terlihat mendekatinya.
“Ini, ingat besok bawain aku sarapan lagi.”
“Sampai kapan aku harus bawain bekal sarapan buat kamu, apa tidak bisa di ganti yang lain.” Keluh aurel yang dapat Yudistira dengar.
“Ada, itupun kalau kamu mau.” Yudistria tersenyum penuh arti ke arah aurel.
“Apa itu…? Atau jangan jangan kamu nyuruh aku menganti dengan uang cash.” Aurel menundukkan kepalanya, dia tidak mampu jika harus mengganti dengan uang yang jumlah nominalnya terlalu banyak buat ukuran aurel yang belum bekerja.
“Tidak, kamu tinggal bersihin apartemenku selama satu tahun. Kamu juga akan dapat uang tambahan, dan kamu juga bisa melunasi semua hutang kamu ke aku.”
Yudistira melihat aurel yang tiba tiba merubah ekspresi wajahnya, dia tahu jika aurel terlihat keberatan dengan tawarannya kali ini.
“Memang berapa gaji yang aku terima jika aku mau kerja bersihin apartemen kamu.” Aurel menatap wajah tampan yudistria, dia berharap Yudistira segera menjawab rasa penasarannya.
Belum juga Yudistira menjawabnya, telpon miliknya berbunyi menandakan ada telpon masuk.
“Mama…” lirih Yudistira yang langsung mengangkat panggilan dari mamanya.
Sedangkan aurel kesal dengan Yudistira yang mengabaikannya, dia menunggu yudistria menyelesaikan panggilan dari orang tuanya.
“Baik ma, yudis akan langsung pulang setelah ini. Love you to ma…”
“Ish… ternyata anak mami.” Batin aurel mendengar hadapan terakhir yudistria.
Yudistira segera menyerahkan handphone miliknya ke arah aurel, dia ingin meminta nomor telpon milik aurel.
“Masukkan nomor kamu, nanti aku hubungi kamu.”
Aurel segera mengetikkan nomor handphonenya, tanpa berpikir panjang setelah aurel selesai Yudistira segera menekan nomor yang di ketika aurel.
Terdengar bunyi nada handphone di tas milik aurel, yudistria tersenyum melihat ke arah aurel.
tanpa mengatakan apapun yudistria segera pergi dan berjalan menjauh dari aurel, dia masuk kembali ke arah resto di mana aurel tadi melihat yudis keluar dari sana.
“Songong banget tuh anak, main pergi gitu aja.” Lirih aurel kesal, dia akhirnya mengikuti yudistria pergi tapi berlawanan arah.