Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab VIII
Tujuh tahun kemudian..
Plakk..
“Arghh..”
Agatha merasa lucu melihat apa yang terjadi didepannya.
“Kamu kenapa sayang?” Tanya Wanda pada Dita
“Agatha ada apa ini?” Tanya Jhon heran
“Hikss.. daddy ini salah aku bukan salah kak Agatha” ucap Dita sambil memegang pipinya yang panas
Agatha seolah melihat secara live adegan pada salah satu sinetron ikan terbang di televisi.
“Kalau aku bilang, aku tidak melakukan apa-apa, apakah daddy percaya?” Ucap Agatha dengan tenang
Jhon merasa heran dengan apa yang terjadi pada kedua anaknya. Ia pun bertanya pada salah satu pelayan yang berada bersama mereka dan pelayan itu menjawab dengan tenang.
“Begini Tuan, non Agatha sedang memarahi saya karena merasa saya tidak melakukan perintahnya padahal saya sedang mengerjakan tugas dari non Dita, dan non Dita hanya membela saya tetapi non Agatha tidak terima dan langsung menampar non Dita Tuan”
Mata Jhon pun melotot mendengar itu, sejak kapan anaknya yang penurut dan begitu sopan pada orang lain apalagi pelayan bisa sekasar itu.
Plakk..
“Agatha daddy benar-benar kecewa sama kamu”
Agatha yang masih mencerna apa yang terjadi menatap Jhon dengan kekecewaan, bahkan saat ibu tiri dan adek tirinya menyakitinya tidak lebih sakit ketika sang daddy tidak percaya padanya.
“Daddy..” gumam Agatha sambil memegang pipi kirinya yang panas
“Daddy tidak akan memberikan kamu toleransi lagi, kamu harus siap kuliah keluar negeri setelah lulus” tegas Jhon
Mendengar keputusan Jhon, Agatha seketika tersentak kaget, bagaimana bisa daddynya menjauhkan dirinya. Agatha hanya punya Jhon semenjak bi ira menjadi juru masak di rumahnya ia sudah tidak sedekat dulu karena Ibu tirinya tau bi ira akan menjadi penghalang untuk rencana-rencananya.
“Satu lagi, daddy hanya menanggung biaya kuliahmu saja selebihnya kamu cari sendiri” lanjut Jhon
Agatha sudah memprediksi ekspresi yang muncul dari wajah kedua ibu dan anak itu, dan benar saja mereka tersenyum penuh kemenangan.
Setelah semua pergi, hanya tersisa Agatha sendiri masih di tempatnya berdiri. Ia masih berusaha mencari apa yang terjadi, ia berusaha menyangkal bahwa daddynya melakukan itu karena dia sayang tapi semakin Agatha berfikir bahwa tidak mungkin daddynya yang begitu sayang padanya melakukan ini.
Dengan ekspresi datar tetapi air matanya tidak bisa berbohong saat menatap punggung daddynya.
Malam ini terasa begitu panjang dari malam sebelumnya dan air mata yang masih setia menemaninya.
“Hikss.. mommy”
“Mommy..”
Tangisan yang terdengar pilu sambil memanggil sang ibu seolah sang ibu akan datang. Semakin Agatha berusaha berhenti tetapi air matanya semakin mengalir deras. Ia menepuk-nepuk dadanya berharap sakit didalamnya bisa hilang.
Waktu terus berjalan tetapi kamar bernuansa biru langit itu masih setia terdengar suara tangisan Agatha. Hingga menjelang pagi baru lah ia tertidur akibat kelelahan menangis.
Mentari pun menyapa kembali menandakan hari baru telah dimulai kembali. Pagi yang cerah tetapi tidak dengan gadis cantik nan ayu itu, pasalnya saat terbangun ia kembali mengingat kejadian pedih itu dan menatap wajahnya pada cermin dimeja rias, mata yang cantik itu telah bengkak.
“Hufftt” Agatha menghela napas dengan pelan
Ia pun menenangkan hati dan pikirannya sebelum beranjak dari meja riasnya.
Ting..
Tanda suara pesan masuk, Agatha pun mebuka pesan itu saat melihat siapa yang mengirimkannya pesan ia pun tersenyum dan segera membalas lalu bergegas bersiap.
Di meja makan mereka terlihat menikmati sarapan, ralat hanya Jhon, Wanda dan Dita yang menikmati sarapannya.
“Agatha kamu harus mempersiapkan diri untuk kuliahmu diluar negeri, jangan buat daddy kecewa lagi” ucap Jhon
Agatha berusaha menahan sakit di dadanya dengan menggenggam sendok dengan kuat.
“Agatha daddy bertanya padamu sayang” dengan nada yang dibuat lembut Wanda berbicara
Mendengar itu Agatha selera makan Agatha langsung menghilang.
“Aku sudah selesai, aku berangkat” tanpa menunggu jawaban dari orang lain Agatha pun pergi
“Agatha..” panggil Jhon
“Astaga anak itu, sejak kapan anak itu jadi pembangkang seperti itu” lanjutnya
“Bagaimana tidak, itu semua karena pacarnya” gumam Dita tetapi terdengar oleh Jhon
“Apa? Pacar?” Tanya Jhon
“Ehh.. maaf daddy seharusnya aku tidak membicarakannya” ucap Dita seolah merasa bahwa hal yang ia katakan tidak seharusnya ia katakan
“Katakan semuanya pada daddy” tegas Jhon
“Emm.. sebenarnya pacar kak Agatha membawa pengaruh buruk padanya daddy” jawab Dita
“Kurang ajar”
Dita tersenyum merasa kesempatan selalu berpihak dan datang padanya.
Sekolah swasta adalah tempat Agatha dan Dita menimbah ilmu, walaupun swasta tetapi sekolah mereka sudah bertaraf internasional oleh karena itu siswa-siswi didalamnya memiliki IQ diatas rata-rata. Tetapi ada juga orang tua yang memaksakan anaknya masuk melalui koneksi walaupun IQ anaknya dibawah rata-rata seperti Dita.
“Hay Agatha” ucap Jeffry
“Hay Jeff” balas Agatha dengan senyum manisnya
Dari kejauhan Ditayang melihat pemandangan didepannya merasa jengkel dan marah.
“Awas lo jalang” batin Dita
Agatha dan Jeffry masuk bersama, mereka adalah couple goals di seolah, bagaimana tidak Agatha adalah anak yang pintar, rendah hati dan masuk jajaran siswi tercantik di sekolah dan Jeffry si ketua basket tampan berwajah blasteran yang menjadi incaran dari hampir semua siswi. Maka dari itu saat tersebar Agatha dan Jeffry berpacaran tidak ada yang marah, justru jadi pasangan ideal.
“Kamu masuk gih” ucap Jeffry saat tiba di kelas Agatha
“Okay kapten” jawab Agatha sambil hormat
Mereka pun langsung terkekeh, semua siswa yang melihat adegan itu pun merasa iri dengan pasang itu.
• Negara Q •
Seorang pria jakung duduk dihadapan para eksekutif perusahaan sedang melakukan rapat, dengan tinggi 186cm, kulit putih, rahang yang tegas, juga memiliki tubuh ideal dengan dada dan bahu lebar, lengan yang berurat juga memiliki kotak-kotak roti lezat.
Ting..
Saat mendengar nada pesan masuk , sang pemilik smartphone itu pun langsung membuka pesan tanpa menunggu karena ia tau siapa yang mengirimi ia pesan sebab ia sudah mengatur nada khusus pesan untuk orang tersebut.
Melihat isi pesan itu, sang pemilik telepon genggam canggih itu pun meremasnya tapi detik kemudian ia sadar dan meregangkan remasannya.
“Sial..” ucap pria jakung itu
Para eksekutif pun mulai keringat dingin sebab setelah melihat sebuah pesan CEOnya itu langsung menjadi marah.
Kembali ke sekolah Agatha, jam istirahat pun tiba dan bel sudah berbunyi.
“Agatha setelah lulus nanti, kamu mau kuliah di mana?” Tanya Nina
Yups.. mereka selalu bersama hingga saat ini.
“Aku kayaknya keluar negeri Nin” jawab Agatha dengan lesuh
“Yah gak ketemu lagi dong” Nina pun memasang wajah sedihnya
“Kita masih bisa telfonan”
“Janji yah, jangan lupain aku” balas Nina
Bagaimana tidak sedih mereka selalu bersama sejak masuk sekolah dasar bahkan sampai saat ini mereka berteman hampir belasan tahun. Segala masalah mereka lalui kini mereka berpisah untuk masa depan.
Di moment sedih itu mereka dikejutkan oleh seseorang yang tak diundang.
“Hay kak Nina” dengan senyum yang ia yakini bisa menghipnotis orang tapi tidak dengan Agatha
“Agatha kita harus cepat ke kantin kan kamu mau liat Jeffry main basket nanti, ayo” ajak Nina
Yah Agatha menceritakan semua sikap Wanda dan Dita pada Nina, jadi sikap Nina pun berubah karena ia tidak ingin sahabatnya didekati ular itu.
Agatha dan Nina pun meninggalkan Dita sendirian.
Tidak terasa jam pulang sekolah pun sudah tiba, bel pulang pun berbunyi. Agatha tengah bersiap untuk pulang. Setelah itu Agatha dan Nina berjalan bersama menuju parkiran.
“Agatha..”
“Ciee..ada ayang tuh” ucap Nina meledek Agatha
Agatha pun tersenyum malu mendengar ledekan Nina. Ia pun menghampiri Jeffry
“Kita jadikan jalan nanti malam?” Tanya Agatha
“Aduh maaf Agatha.. tiba-tiba aku ada urusan”
“Iya gak apa-apa kok” Agatha tersenyum tipis, bohong kalau dia tidak kecewa
“Yaudah… aku duluan yah”
Agatha pun mengangguk, dan ia pun langsung pulang saat jemputannya datang.
Malam minggu adalah surganya para pasangan maupun para jomblo, karena malam ini adalah hari bebas mereka untuk melakukan planing mereka.
Namun tidak dengan Agatha karena acara yg sudah mereka rencanakan bersama harus batal karena Jeffry memiliki rencana mendesak lainnya.
Mereka pun akan mulai makan malam tetapi tidak dengan Dita.
“Daddy.. bunda aku pergi dulu yah” pamit Dita
“Kamu mau kemana Dita?” Tanya Jhon
“Ada acara party teman daddy jadi aku pulangnya agak malam, bolehkan daddy?”
“Yasudah.. hati-hati”
Dita pun menyalim Wanda dan Jhon lalu pergi.
\~ Acara Party \~
Alunan musik yang berbunyi menambah kesan meriah pada acara malam ini. Acara yang bertemakan party garden itu dipenuhi oleh tamu pemilik acara. Semua orang saling bersapa sambil menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh tuan rumah.
Di sudut taman Dita yang menggunakan dress Navi panjang dengan bagian dada bermodelkan Sabrina dan memiliki belahan samping bagian depan sepanjang atas lutut, ia melihat Jeffry sedang berbincang dengan beberapa orang sebayanya dan ada juga orang dewasa.
Setelah menatap cukup lama, Dita yang melihat Jeffry berlalu pergi pun segera menyusul dari arah berlawanan.
“Aughhh..” pekik Dita
“Dita..?” Ucap Jeffry
“Lohh.. Jeffry?” Seolah-olah ia kaget dengan kehadiran Jeffry
“Ehh sorry yah aku gak sengaja”
“Iya gak apa-apa kok” balas Dita
“Auww..” kembali Dita meringis karena saat bersenggolan dengan Jeffry, kaki Dita langsung terkilir dan mata kakinya mengenai batu.
“Kaki kamu luka, duduk dulu aku cari obat biar aku obati” ucap Jeffry
Lalu Jeffry pun pergi mencari p3k untuk mengobati kaki Dita yang luka. saat Dita menunggu dikursi ia merobek belahan dressnya lebih atas hingga pertengahan paha.
Jeffry pun datang dan langsung berjongkok didepan Dita, saat itu ia hanya fokus mengobati luka Dita dan saat selesai ia hendak melihat keatas tiba-tiba ia menegang.
“Gila paha Dita mulus banget..” batin Jeffry
Cukup lama Jeffry melihat paha Dita sambil merawang ada apa dibagian lebih dalam lagi. Hingga Dita menyadarkannya dari lamunan.
“Ekhem..”
“Ehh udah nih dit.. lo pulang sama siapa?” Ucap Jeffry
“Sendiri sih, mana udah malam banget lagi” balas Dita
“Kalau kamu gak keberatan, aku antar pulang aja”
“Kamu bener bisa antar aku?” Tanya Dita
“Bisa,ayo..”
Saat hendak berdiri Dita yang sengaja menjatuhkan dirinya pada Jeffry pun langsung ditangkap oleh Jeffry, dengan posisi Dita yang hampir jatuh kedepan lalu Jeffry menahannya dari depan seolah-olah mereka sedang berpelukan.
\~
Setelah adegan jatuh, mereka kini sudah berada di mobil menuju rumah Dita.
“Jeffry menurut kamu aku cantik gak?” Tanya Dita
“Cantik” jawab Jeffry sambil menatapnya sejenak
“Tapi kok gak ada yang suka aku yah”
“Ahh masa sih”
“Buktinya aku gak punya pacar tuh” ucap Dita
“Pasti kamu akan punya suatu saat nanti” balas Jeffry
“Kalau kamu, pacaran sama aku kamu malu gak?” Pancing Dita
“Yah gak lah pasti, kenapa harus malu?” Tanya Jeffry
“Jadi kamu mau pacaran sama aku?”
“Sorry dit.. aku udah punya pacar”
“Yah.. padahal jadi yang kedua juga aku ok” balas Dita lagi
Setelah mendengar itu Jeffry pun tersentak, ia berfikir Dita lagi bercanda.
“Kamu ini suka bercanda yah” sambil terkekeh garing
“Aku gak bercanda kok” ucap Dita
“Kamu beneran mau jadi yang ke dua?” Tanya Jeffry memastikan
“Iya Jeffry sayang” dengan suara sensual Dita berucap
Jeffry memarkir mobilnya di pinggir jalan lalu menatap mata Dita, turun ke bibirnya hingga kelehernya, Dita yang melihat itu pun berinisiatif maju lebih dekat, merasa terpancing Jeffry pun langsung menciu• bibir Dita, menyesap, menerobos masuk seakan mencari sesuatu.
Merasa tidak puas, tangan Jeffry pun mulai bergerak kesana kemari hingga tangan itu sampai pada benda kenyal Dita, sambil merem•s benda kenyal itu dari luar cium•n mereka juga tidak putus.
Tidak terasa setengah jam mereka melakukan pergulatan bibir dan benda kenyal itu Jeffry akhirnya puas, sedangkan kondisi Dita yang lumayan berantakan, rambut acak-acakan, lipstik belepotan, baju atas yang terbuka setengah.
Mereka pun merapikan diri lalu pulang.
To be continued..
Hay hay semua
Trimakasih sudah mampir
Jangan lupa jejaknya yah 😍