NovelToon NovelToon
MAFIA DAN GADIS BUTA

MAFIA DAN GADIS BUTA

Status: tamat
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Romansa / Roman-Angst Mafia / Dark Romance / Tamat
Popularitas:57.8k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.

Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.

Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.

Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.

Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. AMBISI

Suara roda koper beradu lembut dengan lantai marmer yang mengilap, bergema sepanjang koridor rumah besar keluarga Dawson. Matahari sore menyusup masuk lewat kaca patri tinggi, mewarnai dinding dengan bayang-bayang hangat berwarna emas kemerahan. Briana Dawson berdiri tegak di ambang pintu ruang tamu, rambutnya yang ikal berkilau ditimpa cahaya senja, senyumnya tipis namun penuh perhitungan.

Seminggu. Hanya tujuh hari ia tinggalkan rumah ini demi urusan kampus dan magang di luar kota. Namun atmosfer rumah ini kini berbeda. Ada aroma baru dalam udara, sesuatu yang asing, yang tak ada sebelumnya. Bukan hanya wangi bunga segar atau kayu manis dari dapur, melainkan ... kehadiran seseorang.

Seseorang yang kini duduk di sofa, dengan wajah dingin dan postur tenang, seolah dunia tidak punya kuasa atas dirinya. Sosok yang tidak Briana kenal sama sekali. Ia yakin kalau dirinya tidak punya kerabat dengan paras rupawan bak dewa yunani seperti itu, kalau pun ada Briana pasti akan mengingatnya.

"Siapa dia?" Briana hampir berbisik, tetapi suaranya cukup untuk membuat kepala Camellia menoleh. Gadis itu duduk di sisi sofa, tangan mungilnya menggenggam secangkir teh hangat. Mata Camellia yang buta sejak lahir tak mampu menangkap kedatangan Briana, namun kepekaan dirinya jauh melebihi penglihatan siapa pun.

"Briana? Kau sudah pulang?" tanya Camellia lembut, senyum hangat menyambut sepupunya yang kini berdiri terpaku.

"Iya, baru tiba sore ini. Tapi ...." Mata Briana menyipit, lalu kembali menatap pria asing yang mengenakan kemeja putih sederhana dan celana hitam. Wajahnya tampak muda namun matang, dengan rahang tegas dan mata yang menyimpan jurang sunyi. "Kau siapa?" tanyanya.

Lucas menoleh, matanya menatap Briana tanpa ekspresi berarti. "Lucas. Saya tunangan Camellia."

Briana terdiam. Kata-kata itu melesat seperti panah ke jantungnya. Tunangan Camellia? Bukankah Adrian adalah tunangannya? Bagaimana bisa?

"Tunggu. Lucas? Bukankah Camellia-"

"Adrian bukan tunangan resmiku," potong Camellia tiba-tiba, suaranya pelan, nyaris seperti bisikan yang nyaris pudar. Ia meletakkan cangkirnya ke meja, menghela napas panjang. "Uncle yang mengenalkan Adrian sebagai tunanganku agar dia bisa menjagaku. Tapi wasiat Dad dan Mom memilih Lucas," jelas.

"Dan Adrian tahu tentang ini?" tanya Briana cepat.

Camellia menunduk. Jemarinya menyentuh pelipisnya yang masih sedikit memar, tertutup lembut oleh riasan tipis.

Briana mendekat, wajahnya berubah serius. Berpura-pura perhatian pada sepupunya seperti biasa. "Camellia? Ada apa dengan dahimu?"

Camellia tersenyum, tapi senyuman itu rapuh. "Adrian tidak sengaja memukulku dengan sesuatu saat dia bertengkar dengan Lucas ketika mendengar kabar soal Lucas yang menjadi tunangan resmiku," jawabnya.

"Dia memukulmu?!" Suara Briana meninggi, namun cepat diredam. Matanya melirik Lucas, berharap mendapati reaksi. Tapi Lucas hanya duduk tenang, matanya masih menatap Camellia seolah dunia hanya berputar untuk gadis itu.

"Lucas tidak bersalah, Adrian yang duluan membuat keributan," beritahu Camellia, jari-jarinya meremas ujung bajunya. "Lucas membantu dan mengobatiku juga bersama Jane."

Briana menoleh cepat pada Lucas. "Kau membiarkan Camellia terluka? Kau tidak memukul balik Adrian?"

Lucas menatapnya. Tatapan itu begitu datar, begitu tenang hingga membuat darah Briana berdesir tak nyaman. "Aku memukulnya, tapi aku lebih mementingkan Camellia yang terluka saat itu. Lagi pula jika aku terus membuat keributan, aku akan menghancurkan seluruh permainan."

"Permainan?" Briana memicing, tidak mengerti.

"Adrian sedang bermain api. Aku hanya memastikan Camellia tidak terbakar," ucap Lucas dengan nada sarkas.

Ada sesuatu dalam nada bicara Lucas yang membuat bulu kuduk Briana meremang. Pria ini tidak seperti Adrian. Tidak seperti siapa pun yang pernah dikenalnya. Ia bukan hanya kuat, tapi juga cerdas, licin, dan tenang seperti permukaan danau yang menyembunyikan arus deras di bawahnya. Briana tidak senang dengan orang seperti ini, sulit ditebak.

Namun, Briana adalah gadis yang tidak mudah menyerah. Dia tahu cara membaca situasi, dan lebih dari itu, ia tahu cara memanipulasinya. Itu bukan hal sulit untuk Briana, baginya pria itu sama saja isi otaknya yaitu selangkangan. Jika diberi makanan sedikit saja Briana yakin kalau pria sedingin apa pun akan luluh.

Dia duduk perlahan di kursi seberang Lucas, menyilangkan kaki dengan anggun. "Lucas, ya? Dari mana asalmu?" tanyanya.

Lucas menoleh sekilas. "Tidak penting."

"Apa pekerjaanmu?" tanya Briana kembali, menahan diri dari sikap dingin Lucas.

"Menjaga Camellia," jawab Lucas cepat.

Briana tersenyum, bibir merahnya terangkat manis. "Aku serius, Lucas. Aku hanya ingin mengenalmu lebih baik. Kau akan jadi bagian dari keluarga ini, bukan? Aku hanya ingin tahu tentang pria yang akan mendampingi Camellia tersayangku."

Lucas tidak menjawab. Ia malah memalingkan wajah, kembali pada Camellia yang sedang berusaha meletakkan cangkir teh ke atas meja. Namun jari-jari gadis itu goyah, dan cangkir porselen itu terjatuh, menumpahkan teh hangat ke permukaan meja.

"Oh! Maaf, aku tidak sengaja," ucap Camellia panik.

Lucas segera bergerak. Ia bangkit, menarik sapu tangan dari saku celananya dan menyeka noda teh dengan cekatan, lalu dengan lembut menyentuh tangan Camellia.

"It's okay, Camellia. Ini hanya sedikit tumpah," ucapnya lirih, penuh perhatian. "Jangan khawatir. Kau tidak terluka, kan?"

Camellia menggeleng pelan, wajahnya memerah atas sentuhan lembut tangan Lucas. "Tidak. Aku baik-baik saja," jawabnya.

Lucas tersenyum samar dan mengusap punggung tangan gadis itu. Gerakan yang begitu wajar, begitu intim.

Briana menonton semua itu dalam diam. Hatinya bergetar. Bukan karena kehangatan yang menyentuh, melainkan karena kemarahan yang mulai membara.

Briana, seorang perempuan dengan pesona yang memikat siapa saja telah duduk di sini sejak lima belas menit lalu, mencoba membuka percakapan, membangun suasana, bahkan menggoda halus. Namun pria itu ... tidak mengalihkan pandangannya dari Camellia barang sejenak.

Dan ketika Camellia membuat kesalahan kecil, Lucas tidak mengeluh, tidak menegur, justru melindungi bak pangeran kuda putih.

Sementara dia? Briana Dawson? Hanya menjadi bayangan yang tak dianggap. Dan itu adalah hal yanh Briana benci.

"Lucas," panggil Briana dengan suara manja, mencoba menarik perhatiannya. "Kalau nanti ada waktu, maukah kau menemaniku membelikan teh kesukaan Camellia di Rodeo Drive."

Lucas bahkan tidak menoleh. "Aku hanya menemani Camellia, aku bisa langsung membawanya ke sana atau membelikannya sendiri."

Seketika senyum Briana memudar. Rahangnya mengeras, tetapi ia cepat menyembunyikan kekesalan di balik senyum palsu. "Tentu, kalau begitu," kata Briana.

Lucas kembali berbicara dengan suara lembut kepada Camellia, bertanya apakah ia ingin berjalan-jalan di taman belakang atau bahkan berjalan-jalan ke Rodeo Drive yang merupakan pusat perbelanjaan kelas atas di area Beverly Hills. Suaranya berubah hangat, tenang, dan penuh perhatian. Camellia mengangguk pelan dan menjawab dengan tawa ringan karena candaan kecil dari Lucas.

Briana yang duduk hanya satu meter dari mereka merasa seperti bayangan tak kasatmata. Diabaikan. Dilupakan.

Dihina secara halus.

Hingga akhirnya Briana memilih untuk pergi dari ruangan itu, muak dengan kedekatan Lucas dan Camellia.

Langkah Briana terburu-buru menaiki anak tangga menuju kamarnya. Begitu pintu tertutup rapat di belakang, wajah tenangnya menguap seperti kabut di pagi hari. Gigi gemeretak, matanya membara. Tanpa ragu, ia menyambar vas bunga kristal dari nakas dan membantingnya ke lantai.

"Sialan!" serunya.

Suara pecahan kaca menggema seperti teriakan dari luka lama yang belum sembuh. Nafasnya memburu. Bahunya naik turun, tangannya terkepal.

"Camellia! Selalu dia! Gadis buta itu!" gumamnya di antara giginya, penuh kebencian. "Dia buta, lemah, sok suci, dan tetap saja pria-pria itu selalu memilihnya!"

Ia melangkah ke depan cermin besar di kamarnya dan menatap dirinya sendiri. Wajah Briana cantik. Sempurna. Rambut keemasan, kulit sehalus porselen, lekuk tubuh yang selalu membuat mata para lelaki terpikat.

"Aku ini cantik. Aku sempurna. Kenapa mereka memilih dia yang cacat?" ucapnya penuh ketidakterimaan.

Ia meraih lipstik merah dan melemparkannya ke cermin, meninggalkan jejak merah seperti darah di kaca.

"Adrian, aku bisa merebutnya dari Camellia hanya dengan senyuman. Dasthan juga dapat kuambil darinya. Dan sekarang muncul Lucas? Mau sebanyak apa pria yang kau jerat, Camellia?! Menjijikkan. Menjijikkan!" raungnya.

Matanya berkaca-kaca, bukan karena kesedihan, melainkan karena kemarahan. Api iri yang membakar dari dalam. Ia selalu iri dengan Camellia yang hidupnya sempurna walau memiliki cacat. Iri bahwa semua orang selalu melindunginya, memilihnya, dan membicarakannya. Padahal Briana yang sempurna di sini, tanpa cacat, cantik. Tapi tetap saja sejak dulu semua tentang Camellia dan Camellia. Bahkan pria yang menjadi cinta pertama Briana pun berpaling memilih Camellia dulu.

"Kau pikir hanya karena kau buta, dunia akan berpihak padamu, Camellia? Tidak! Aku akan buat kau tahu, aku lebih dari segalanya yang kau miliki. Sebagaimana kau merebut yang seharusnya milikku, maka akan kurebut semua yang menjadi milikmu!" ujarnya lantang.

Ia menarik napas panjang, menenangkan diri perlahan. Wajahnya kembali tenang, tapi dingin dan penuh rencana.

"Lucas. Ya, Lucas. Kali ini kau akan menjadi milikku. Seperti Adrian. Seperti Dasthan. Dan Herold. Aku hanya perlu waktu. Camellia terlalu polos untuk menyadarinya," gumamnya.

Briana duduk di sisi ranjang, senyum tipis mengembang di bibir. Ia sudah merencanakan segalanya. Ia tahu caranya merayu, memikat, dan mengambil.

Dan tidak peduli seberapa dalam Lucas peduli pada Camellia sekali pun ... semua bisa berubah. Segalanya bisa ia renggut, seperti yang selalu Briana lakukan.

Ia akan menjadi bayangan yang lembut dan menawan di hadapan Lucas, namun belati yang tajam di belakang Camellia. Gadis naif seperti Camellia yang tidak pernah tahu bahwa sepupu yang ia kira menyayanginya itu, justru yang selama ini mendorong Camellia ke jurang kesengsaraan.

Dan permainan baru saja dimulai.

1
Erni Sasa
seeriuus ini end?
thank u kak atas karyamu😘😘😘😘😁😁😁
Archiemorarty: Terima kasih kembali udah baca ceritanya, semoga bisa menghibur waktu senggangnya ya kak 🥰
total 1 replies
Jelita S
cus langsung ke sana
Jelita S
terimakasih Thor dengan ceritamu yg blum bisa move on ini
Archiemorarty: harus move on ya... dan terima kasih udah baca ceritanya dari awal sampai akhir 🥰
total 1 replies
Jelita S
wow Lukas
tuti raniati
tamat dengan akhir bahagia, terimakasih thor bacaannya 👍🏻
Archiemorarty: Terima kasih kembali karena sudah baca ceritanya sampai akhir, semoga menghibur waktu senggangnya ya kak 🥰
total 1 replies
tuti raniati
terbaik...!!! selalu bagus thor ceritanya, teruslah berkarya...
Archiemorarty: Terima kasih atas dukungannya kak, semoga ceritanya bisa menghibur waktu senggang kakaknya 🥰
total 1 replies
Atik Marwati
so sweet... Sukak bangettt🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Atik Marwati: sama-sama akak..
tetap semangat berkarya ditunggu cerita lainnya🥰🥰
Archiemorarty: makasih udah baca ceritanya sampai akhir kak 🥰
total 2 replies
Atik Marwati
krik..krik..krik... udah berakhir 😁😁😁
Archiemorarty: Hahahaha /Facepalm/
total 1 replies
Vianʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
Dilihat dari potongan seru /Grievance/,curiga nanti jadi cerita favorit tambahan lagi
Archiemorarty: Gx baca ntar nyeselll
total 1 replies
Vianʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
Awww imut bangett pliss jangan lahiran dulu anaknya /Joyful//Joyful/
Vianʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ: Request lahirannya pas mau end aja kak gak tega kalau lahiran duluan/Smirk//Smirk/
Archiemorarty: Jangan...ntar kalau lahiran panjang kayak Rose dan Rod..mereka aja belum selesai tuh ceritanya /Smug/
total 2 replies
Vianʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
kak kalo boleh tau itu ngapain? gak paham banget/Sob//Sob/
Archiemorarty: gx boleh....anak kecil makan es krim aja
Vianʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ: pliss kak kasih tau, penasaran bangett/Sob//Sob//Sob/
total 3 replies
Atik Marwati
🧐🧐🧐🧐🧐🧐 mereka lagi ngapain yak🤪🤪
Archiemorarty: Sssttt..../Shhh/
total 1 replies
Atik Marwati
sama love" jawab lucas
Atik Marwati
selamat menempuh hidup baru Lucas cammy...
Atik Marwati
bahagianya🥰🥰🥰🥰
Ummu Dzaky
malam pertama slow motion😅😅
Archiemorarty: Hahaha....tenang gx vulgar kok /Proud/
total 1 replies
Jelita S
congratulation Lukas and Cammy
Jelita S
Lukas
Jelita S
ah akhirnya Jeremy tumbang jga
Jelita S
Rose yg terbaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!