Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Bagas sekarang punya dunia baru, ia juga sudah melupakan istrinya. Terserah istrinya mau pulang atau tidak ia tak lagi mau tau. Dan kalau Pun istrinya pulang Bagas bersikap cuek dan tak peduli.
Hari - harinya terasa lebih bersemangat walau tanpa adanya Ana, istrinya. Lina mampu mengalihkan dunianya.
Padahal di awal kedatangan Lina ia bersikap dingin dan tidak bakal percaya jika ia mampu mengasuh Bima, putranya.
Seiring berjalannya waktu ada yang mulai berubah. Dari tak peduli jadi perhatian. Mereka lebih sering terlihat bermain bersama Bima.
"Apa kamu betah kerja disini?" tanya Bagas.
"Betah tuan." jawab Lina menunduk karna tidak berani menatap majikannya walau anaknya tak suka jika Lina menunduk saat berbicara dengannya.
"Apa lantai itu lebih menarik di banding saya?" kelakar Bagas.
"Bukan begitu tuan." Lina mengangkat sedikit wajahnya tapi masih saja tidak berani menatap majikannya.
"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Bagas membaut kening Lina mengkerut.
"Pacar." ulang Lina.
"Iya, pacar. Sudah setengah tahun lebih kamu disini apa kamu ga kangen sama pacar kamu?" tanya Bagas.
"Saya ga punya pacar, tuan." jawab Lina polos.
"Masa sih, gadis secantik kamu ga punya pacar." Bagas tidka percaya bahwa gadis di hadapannya tidak punya kekasih. Anak zaman sekarang rata - rata pasti punya kekasih.
"Beneran tuan, mana ada yang mau sama gadis miskin kaya saya." Lina tertawa samar mengingat nasib dirinya.
"Mas sih, kamu itu cantik pasti banyak yang mau."
"Cantik itu relatif tuan, lagian ya tuan buat apa pacaran ga ada faedahnya." entah kenapa Lina bisa bicara selancar itu pada majikannya. Apa mungkin hatinya karna sudah merasa lebih dekat makanya ia bisa seperti ini.
"Bagus, kalau gitu kamu mau ga jadi pacar saya." ucap Bagas iseng.
Lina jelas saja kaget langsung menoleh dan menatap lelaki yang selama ini ia takuti. Apa pendengarannya tidak salah? Lelaki itu tersenyum pada dirinya membuat Lina salah tingkah.
"Tuan ini bercandanya ga kira - kira." Lina tertawa miring sambil geleng - geleng kepala.
"Kalau saya serius gimana?" Tantang bagas.
"Tuan ini aneh, sudahlah tuan ga usah ngerjain saya. Saya tau diri kok tuan, ga mungkinlah tuan berpacaran dengan saya. Tuan itu sudah punya istri yang cantiknya luar biasa ga sebanding dengan saya orang rendahan." kekeh Lina sambil mengibaskan tangannya menepis debaran jantungnya yang berpacu lebih cepat.
Siapa yang tidak akan jatuh cinta pada majikannya yang tampan. Semua wanita pasti akan tertarik saat melihat parasnya yang tak ada cacat sama sekali apalagi dia lelaki yang mapan dan punya segalanya. Tapi Lina tidka pernah bermimpi terlalu jauh, ibarat kata ia dan majikannya bak langit dan bumi, jauh sangat jauh.
"Ga usah bahas istri saya, anggap saja ia tak ada." wajah Bagas berubah masam saat Lina menyinggung tentang istrinya. Bagas bangun dari duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan Lina di kamar Bima. Gadis itu merasa bersalah karna telah menyinggung majikannya. Tapi apa yang ia katakan benar adanya. Lina memilih melupakan kejadian barusan dan membereskan bekas kopi Bagas lalu merebahkan tubuhnya di samping Bima karan badanya terasa lelah dan mengantuk.
...****************...
Assalamualaikum kk, di tunggu supportnya kk Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏
@ima Susanti