Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluar Kota dengan CEO
Hari ini Xiana dan Dirga menuju kantor pusat yang berjarak 155km dari kantor utamanya, jika di tempuh menggunakan jalur darat mereka menghabiskan waktunya selama 3,5 – 4 jam tergantung kondisi jalanan.
Dirga membawa Xiana menginap di Hotel milik keluarganya, dan Dirga sengaja mengambil kamar yang berhadapan karena untuk berjaga-jaga jika ada keperluan mendesak, tidak perlu saling menunggu.
“Xiana mau makan apa?”
“Nasi goreng saja Pak”
“Nasi goreng dan beef steak” Ucap Dirga kepada staff restaurant.
“Baik pak, mohon di tunggu”
Xiana hari ini menggunakan dress sepaha berwarna pastel, dengan lengan pendek, rambut curly terurai, memakai heels berwarna bening seperti kaca dan dengan riasan tipis membuat Xiara terlihat sangat cantik.
Dirga selalu mencuri pandang ke arah Xiana ketika dia sedang sibuk dengan ponselnya. Sampai akhirnya Dirga menatap lekat Xiena meskipun Xiena juga sedang menatap ke arahnya.
Xiena merasa canggung karena di tatap oleh Dirga, kemudian dia memutuskan untuk menatap ke arah lain, tanpa Xiena sadari Dirga tersenyum melihatnya yang merasa salah tingkah ketika di tatap oleh Dirga.
“Permisi Bapak, Ibu makanannya”
“Terimakasih Mas” Ucap Xiena ramah yang memicu Dirga untuk menatap tajam kea rah Xiena.
“Selamat makan Pak Dirga”
“Terimakasih Xiena”
Mereka makan dengan pemandangan indah di sampingnya, Xiena makan dengan tenang, dan Dirga masih mencuri pandang kea rah Xiena seolah tidak ingin berhenti menatapnya.
“Kita istirahat dulu Xiena, jam 3 baru jalan ke coffee shop untuk bertemu Pak Ilham dan anaknya”
“Baik Pak, selamat istirahat”
“Hmm”
Xiena masuk ke dalam kamarnya, begitu juga dengan Dirga. Tampilan Xiena siang ini begitu memukau Dirga, style Xiana membuatnya terlihat anggun, sedangkan style Dirga membuat Xiana terlihat elegant dan seksi.
Di dalam kamar Xiana mengambil foto dirinya di depan cermin, dan beberapa dengan pose duduk, lalu mengungah foto tersebut pada laman media sosialnya.
Banyak pujian dari para pengikutnya, dan unggahan foto Xiana mendapat reaksi suka hingga tiga ribu akun. Xiana memang sering mendapat pujian setiap kali mengunggah fotonya, banyak pesan masuk yang meminta berkenalan, namun Xiana tidak pernah menanggapinya.
Pukul 15.00 Xiana sudah siap untuk pergi bersama dengan Dirga menemui kolega dari atasannya tersebut. Xiana menunggu Dirga di depan kamarnya, lalu mereka turun bersama untuk menuju coffee shop tempat Dirga membuat janji.
“Pak Dirga selamat sore” Ucap Ilham.
“Sore Pak, maaf sedikit terlambat ada truk terguling Pak”
“Iya Pak tidak masalah, saya tadi juga baru saja mendapat kabar dari anak saya yang masih terjebak disana”
“Permisi Pak Dirga, Pak Ilham ini berkasnya” Ucap Xiana dengan lembut.
Mereka bertiga segera membahas proyek dan keuntungan di perusahaan Pak Ilham, karena Dirga memiliki saham 65% di sana. Jadi keputusan ada di tangan Dirga meskipun tetap harus di rapatkan dengan para direksi.
“Permisi, maaf saya terlambat”
Degg!
Jantung Diana berdegup sangat kencang ketika dia menoleh kea rah sumber suara dan ternyata yang di lihat Xiana adalah Marco, teman semasa sekolahnya yang di keluarkan akibat melecehkan Xiana.
Wajah bingung Xiana terlihat jelas, Dirga segera menghampiri Xiana dan meyakinkan Xian ajika kejadian buruk di masa lalu tidak akan terulang lagi, karena jika sampai terulang Dirga sendiri yang akan meng-habi-si Marco.
“Xiana, percaya sama saya” Ucap Dirga lembut dengan menggenggam erat tangan Xiana, lalu berdiri tegap dan mengulurkan tangan kepada Marco sebagai tanda perkenalan.
“Saya Marco, Pak Dirga”
“Iya Pak, saya sedikit mendengar cerita tentang anda dari Pak Ilham. Dan ini sekretaris saya, Xiana. Xiana Jizzy Ghozaline”
Marco menatap intens kearah Xiana, lalu tersenyum dengan ekspresi tidak wajar lalu memperhatikan Xiana dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
“Xiana, apa kabar?” Tanya Marco dengan mengulurkan tangannya.
“Baik Pak”
Mendengar kata ‘Pak’ dari mulut Xiana, Marco mengangguk dan tersenyum kembali. Lalu duduk di kursinya dan melanjutkan diskusinya bersama Ilham dan Dirga.
Xiana terlihat sangat fokus, dia selalu mencatat dengan detai apa saja yang di bahas oleh atasan dan koleganya.
Diskusi berjalan lancar tanpa kendala, tidak ada permintaan ataupun perubahan yang signifikan dari ke tiganya. Saat Dirga dengan Ilham sedang sibuk, Xiana sedang memesan kopi special untuk Dirga.
Marco yang terlepas dari pengawasan Dirga, sekarang sudah berada di samping Xiana yang sedang memesan minum.
“Xiana, lama sekali kita gak ketemu”
“Iya Pak, sudah 8 tahun”
“Ternyata kamu makin cantik dan sangat menarik Xiana”
Merasa tidak nyaman, Xiana meninggalkan Marco dengan sopan karena tidak ingin nama baik Dirga tercoreng karena sikapnya.
Sreekk!
“Ah!”
Xiana di Tarik oleh Marco saat hendak meninggalkannya, kemudian Xiana oleng dan hampir jatuh, hanya saja Marco berhasil menolong Xiana.
“Hmm aku suka pinggang kamu Xiana” Ucap Marco berbisik pada telinga Xiana, yang membuat Xiana semakin ketakutan.
Xiana berusaha melepaskan diri dari Marco, tapi Macro semakin erat memegangi pergelangan Xiana hingga dia meringis kesakita.
“Pak Marco, lepaskan sekretaris saya” Ucap Dirga dengan tegas.
“Maaf Pak, saya hanya membantu Xiana yang hamper jatuh”
“Membantu? Tapi sampai menyakitinya?” Tanya Dirga dengan menunjukan pergelangan tangan Xiana yang sudah merah padam akibat cengkeraman tangan Marco.
“Maaf Pak Dirga. Saya akan jelaskan dari pada salah paham, Xiana adalah rekan SMA saya, kami sering bercanda dulu, kira-kira seperti ini. Iya kan Xiana?”
Xiana tidak menjawab lalu meninggalkan Dirga dan Marco dengan mengucap kata permisi yang nyaris tidak terdengar. Dirga memahami rasa takut Xiana, tapi dirge tidak akan membiarkan Marco menyentuh Xiana ‘lagi’.
“Jangan mengganggu milik saya Pak Marco” Ucap Dirga tegas dengan penuh penekanan.
Marco masih bingung dengan kalimat ‘masih milik saya’ lalu Marco berpikir jika Xiana hanya alat bagi Dirga untuk menuntaskan hasratnya.
“Xiana”
“Iya Pak”
“Jangan takut. Saya yang membawa kamu ke tempat ini, saya juga yang akan melindungi kamu”
Degg!
Terdengar indah kalimat yang keluar dari mulut Dirga, hingga Xiana mengulas senyum manisnya, namun senyum itu tidak bertahan lama, senyum itu pudar begitu saja karena Xiana sadar, jika Dirga hanya melakukan tanggung jawabnya sebagai atasan.
“Terimakasih Pak”
“Pak, kita cari apotek dulu” Ucap Dirga kepada sopirnya.
“Baik Pak”
Dalam perjalanan tidak banyak yang di bahas Dirga dan Xiana hanya seputar pekerjaan. Sampai apotek Dirga membeli alcohol, kapas dan salep untuk mengobati pergelangan tangan Xiana.
Dirga menuangkan sedikit alcohol pada kapas, kemudian mengoleskan dengan pelan pada pergelangan tangan Xiana.
“Ahh!”
“Sakit?”
“Perih Pak”
Dirga mengoles dengan meniupnya perlahan, lalu menyelesaikannya dengan cepat agar Xiana tidak terlalu lama menahan perih. Setelah itu Dirga mengoleskan salep pada tangan Xiana.
“Terimakasih Pak”
“Sama-sama Xiana”
Xiana menoleh kea rah Dirga ketika dia menjawab ‘sama-sama’. Ini adalah kalimat pertama ketika Xiana mengucapkan terimakasih lalu Dirga menjawabnya.
double m ya tor😅