NovelToon NovelToon
TERJERAT BERONDONG LIAR

TERJERAT BERONDONG LIAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Konflik etika / Cinta Terlarang / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Saling selingkuh
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Lima belas tahun menikah, Ghea memergoki suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya. Lebih menyakitkan lagi, di belakangnya sang suami menyebutnya sebagai wanita mandul dan tak becus melayani suami. Hatinya hancur tak bersisa.

Dalam badai emosi, Ghea pergi ke klub malam dan bertemu Leon—pria muda, tampan, dan penuh pesona. Dalam keputusasaan, ia membuat kesepakatan gila: satu miliar rupiah jika Leon bisa menghamilinya. Tapi saat mereka sampai di hotel, Ghea tersadar—ia hampir melakukan hal yang sama bejatnya dengan suaminya.

Ia ingin membatalkan semuanya. Namun Leon menolak. Baginya, kesepakatan tetaplah kesepakatan.

Sejak saat itu, Leon terus mengejar Ghea, menyeretnya ke dalam hubungan yang rumit dan penuh gejolak.

Antara dendam, godaan, dan rasa bersalah, Ghea terjebak. Dan yang paling menakutkan bukanlah skandal yang mengintainya, melainkan perasaannya sendiri pada sang berondong liar.

Mampukah Ghea lepas dari berondong liar yang tak hanya mengusik tubuhnya, tapi juga hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Cemburu

Leon meraih jemari Ghea perlahan, membawanya ke atas pahanya sendiri.

Sentuhan itu tidak tergesa. Hangat. Lembut. Seolah bukan sekadar aksi, tapi pesan diam:

"Tenang. Aku tahu siapa kau. Aku di pihakmu."

Ghea terpaku.

Ada denyut asing di dadanya. Ia tak suka saat Leon menatap Tessa seperti itu.

Tak masuk akal. Tapi entah kenapa… ia juga tak suka jika pria itu berpaling darinya.

Tangannya tak ia tarik. Jemarinya bahkan seperti tersedot oleh hangatnya sentuhan Leon—seperti tubuhnya ingin bertahan, meski pikirannya menolak.

Matanya mengarah ke David.

Pria itu mencuri pandang ke arah Tessa. Tapi ekspresinya bukan lagi santai. Matanya menyipit. Rahangnya mengeras.

Cemburu.

Bukan pada Ghea, istrinya. Tapi pada wanita lain yang bahkan tak punya status.

Ghea tersenyum tipis. Ironis.

"Lucu. Saat dia menyentuh wanita lain yang bukan istrinya, itu hak. Tapi saat wanita itu disentuh pria lain, dia cemburu. Ia bahkan lebih memerhatikan selingkuhannya daripada aku."

Leon menoleh perlahan pada David.

Santai. Dingin. Mengancam tanpa berkata.

Lalu kembali bersandar, seolah tak terjadi apa pun. Tapi tangannya masih menggenggam tangan Ghea—erat, pasti.

Kontras. Bertolak belakang. Dan begitu menggetarkan.

David masih tenggelam dalam pikirannya, menimbang-nimbang.

"Apakah ajakan makan malam Leon sekadar basa-basi… atau niat sesungguhnya?"

Sorot matanya gelap. Dagunya mengeras. Satu tangannya mencengkeram gelas anggur terlalu erat, sampai nadinya menonjol tajam.

Tessa, duduk anggun dengan rok mini dan blus ketatnya, tak bisa menyembunyikan binar matanya saat menatap Leon.

Ia sudah membayangkan makan malam itu—restoran eksklusif, wine mahal, dan tatapan Leon yang hanya padanya.

"Ya Tuhan… semoga itu bukan cuma basa-basi diplomatis."

Sementara itu, Ghea menahan napas.

Ia mencoba menarik kembali tangannya dari atas paha Leon. Pelan. Halus. Tak ingin mencolok.

Tapi Leon… tentu saja tak melepaskannya.

Cengkeraman itu tak kasar—tapi punya kuasa. Teguh dan penuh kendali.

Leon bahkan tak menoleh padanya. Matanya tetap pada David dan Tessa. Tapi jemarinya bergerak. Mengusap punggung tangan Ghea perlahan, berulang.

Bukan sekadar sentuhan. Tapi pesan diam: "Tetap. Di. Sini. Aku di pihakmu."

Ghea menelan ludah. Ia ingin marah. Ingin menarik tangannya dengan paksa. Tapi tubuhnya tak mau diajak kompromi.

Tangannya tetap di sana. Tertawan. Dan dadanya berdetak—terlalu keras untuk disebut gugup.

"Apa yang terjadi padaku?"

Leon tersenyum samar. “Sepertinya ajakan makan malam saya terlalu mendadak.”

David tertawa. Hambar. Terpaksa.

“Kalau soal makan malam, Tuan Leon, saya rasa Anda harus bersabar. Tessa cukup selektif dalam urusan pergaulan.”

Nadanya ringan. Tapi Ghea mengenal pria itu. Dan ia menangkap nada getir yang nyaris tersembunyi—seperti ancaman halus yang dibalut sarkasme.

Leon hanya mengangguk. Tenang.

“Saya percaya Tessa cukup profesional dalam segala urusan… termasuk makan malam bisnis.”

Sekilas, ia melirik Tessa. Cukup satu detik. Tapi cukup membuat pipi wanita itu merona.

Ghea menyaksikan semua itu. Dan entah kenapa, ada perasaan tak nyaman merambat ke hatinya.

Bukan karena Leon melirik wanita lain.

Tapi karena ia peduli.

Peduli pada pria yang awalnya ia pikir hanya brengsek berwajah tampan yang mau dibayar untuk menghamilinya.

Peduli pada pria yang kini memegang tangannya lebih erat dari suaminya sendiri.

"Aku tak rela jika Leon terjerat wanita murahan seperti Tessa. Wanita yang bahkan sudah menjerat David."

Dan Leon…

Tanpa suara, tanpa lirikan, masih menggenggam jemarinya seolah tahu semuanya.

Dan berkata tanpa kata:

"Tenang. Aku tak akan ke mana-mana."

“Wilayah timur punya potensi besar dalam dua tahun ke depan,” ucap Leon tenang.

Nada suaranya datar. Tak ada jeda gugup, tak ada tekanan. Seolah tak terjadi apa-apa.

“Kami sudah mengamankan jalur distribusi primer. Jika kerja sama ini jadi, Mahardika Group bisa membantu membuka akses yang sebelumnya tertutup.”

Suaranya tetap dalam, stabil, penuh wibawa. Tapi tangannya masih di sana—mengusap punggung tangan Ghea di atas pahanya.

Hangat. Berat. Bergeming.

Dan anehnya… memberi rasa nyaman yang pahit.

Ghea menggigit bibir. Di hadapannya, suaminya sendiri—David—menatap sekretarisnya seperti lupa siapa yang duduk di sebelahnya. Istri sahnya. Ia.

Untuk sesaat, ia nyaris lupa mereka masih duduk di ruangan yang sama.

Leon tak menoleh padanya. Tatapannya tetap pada David. Tapi jari-jarinya... tetap mengusap punggung tangan Ghea dengan tenang.

Dan tiap sentuhan itu mengirimkan getaran halus ke dada Ghea.

"Tolong... jangan lakukan ini..." pikirnya.

Tapi tubuhnya menolak bergerak.

Seolah genggaman itu bukan hanya fisik. Tapi ikatan.

"Kenapa tanganku bahkan enggan ditarik? Aku sudah gila."

Tessa mencondongkan tubuh ke meja. Pura-pura ingin mencatat. Tapi matanya tak lepas dari Leon.

Bibirnya setengah terbuka, seolah menahan decak kagum.

"Pria ini... terlalu sempurna untuk diabaikan."

David melirik. Sekilas. Tapi cukup untuk membuat rahangnya mengencang.

"Tatapan miliki Tessa itu… dulu untukku. Sekarang... bukan lagi."

Ia meneguk wine-nya cepat. Seolah ingin menenggelamkan perasaannya dalam cairan merah itu.

“Mahardika Group,” gumam David, mencoba terdengar santai,

“Benar-benar tahu cara... mencuri perhatian.”

Leon menoleh sedikit. Tersenyum kecil. Bukan senyum ramah. Tapi senyum seorang pria yang tahu betul siapa yang memegang kendali.

“Kami lebih suka membiarkan hasil yang bicara. Tapi jika perlu, saya bisa jelaskan lebih detail… langsung pada sekretaris Anda. Saat makan malam, mungkin.”

Tessa tersenyum. Hampir malu-malu.

David mengerutkan kening. “Ah. Makan malam.” Kalimat itu kembali menganggu David.

Suaranya turun satu oktaf. Hanya sedikit. Tapi Ghea mendengarnya.

Ada luka dalam gengsi itu.

Leon menatap David. Matanya tajam.

“Saya yakin dia profesional. Saya tidak akan membahas hal-hal pribadi. Hanya strategi.”

Ghea melirik suaminya. Rahangnya kaku. Bahunya tegang. Ia tak berkata apa-apa. Tapi… sorot matanya menusuk.

Dia cemburu.

Dan sekarang… Ghea melihat itu semakin jelas..

David cemburu.

"Apa karena wanita yang biasa ia kendalikan… kini justru dikendalikan oleh pria lain?"

"Apa karena ia tak bisa lagi mengontrol sesuatu yang dulu ia anggap miliknya?"

Ghea menahan tawa getir. Tawa yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

"Aku bahkan tak ingat kapan terakhir kali dia cemburu padaku.

Apa karena aku terlalu percaya padanya? Atau terlalu bodoh untuk menyadari dia sudah berubah?"

Dan di saat yang sama…

Leon—masih seolah tak sadar—menggenggam tangannya sedikit lebih erat.

Bukan mencengkeram. Tapi merangkul.

Lembut. Tegas. Penuh arti.

"Aku tahu apa yang kulakukan, Ghea.

Dan sekarang… kau pun tahu siapa pria itu sebenarnya."

Ghea menelan ludah. Rasa bersalah, getir, dan ketertarikan bercampur jadi satu. Tubuhnya masih gemetar. Tapi kali ini bukan karena takut.

Ghea menarik napas panjang.

Tapi napas itu tak mampu menenangkan dadanya yang bergolak.

David cemburu.

Tessa mabuk pesona.

Dan di tengah semuanya, tangan pria asing—yang baru ia kenal beberapa hari ini—masih menggenggamnya. Tak memaksa. Tapi juga tak memberi pilihan.

"Ngomong-ngomong, kalung itu sangat cocok dengan istri Anda," ucap Leon tenang, menggeser pembicaraan seolah membelai sisi rapuh malam itu.

Suara itu mengambang di udara seperti kabut tipis yang dingin tapi mengandung bara.

Ia menoleh sebentar ke arah Ghea. Hanya sebentar, tapi cukup untuk membuat tubuh Ghea makin kaku.

"Apa maksud semua ini?"

Ghea tak tahu harus marah, takut, atau... tersentuh.

Ia ingin menarik tangannya. Tapi jari-jarinya hanya bergerak sedikit, sebelum akhirnya menyerah.

"Kenapa aku begitu tak berdaya di hadapannya?"

Pertanyaan itu mengganggu, menyelinap seperti desis di telinganya.

Tapi sebelum ia bisa menjawabnya sendiri, Leon melepaskan genggaman itu perlahan.

Hangatnya lenyap seketika, tapi sentuhannya membekas, seperti nyala lilin yang padam tapi asapnya masih menggantung.

Ghea refleks menoleh.

Matanya mencari, dan tanpa sadar, ekspresi wajahnya bertanya,

“Kenapa? Kenapa tiba-tiba dia melepaskannya?”

Tapi Leon tidak melihat ke arahnya.

Ia tetap tenang, seperti tak terjadi apa-apa.

Justru ketenangan itulah yang membuat Ghea makin goyah.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Fadillah Ahmad
Aku Yakin N8h, Tessa Mengirim Pesan Pasti Atas Tekanan dari Leon. Kalau Tidak,kenapa Leon Tampak santai Ketika Ghea Menyuruhnya pwrgi,di saat David Ada Di Rumah Ghea... Hemm Mencurigakan...
Anitha Ramto
Hampir saja ketahuan sama si Buaya buntung chatan sama Leon...,Leon tidak kuat menahan rindu Ghea dan kamu juga sebaliknya tapi Ghea tetap pada pendiriannya harus kuat dan Leon harus membuktikannya.padahal sama sama merindu
Fadillah Ahmad
Kenapa Lagi Sih Si David itu,harua memilih Tessa,dasar Bodoh. Huh. 😃😃😃
abimasta
masalahnya vika,ghea jatuh cinta pada leon,jadi tambah rumit nanti klo di manfaatkan
Dek Sri
sabar Leon suatu hari nanti pasti Ghea membuka hatinya untukmu
Puji Hastuti
Leon i lope U
Anonim
David si pecundang, perampok harta warisan orang tua istrinya benar-benar tak tahu diri, tak tahu diuntung.
Ghea kasihan sekali kau sebagai istri yang setia sampai detik ini akal warasmu masih berjalan.
Leon segeralah eksekusi tuh David jadikan dia kere sekere-kerenya.
Atau paling tidak bantu Ghea supaya segera kasih tahu Ghea hasil temuan kecurangan si pengkhianat yang masih bergelar suami Ghea.
Semakin cepat semakin Ghea yang menceraikan suaminya bukan suaminya yang menceraikan istri beda vibes-nya bagi Ghea pastinya.
syisya
Leon tahu ada transaksi hhhhh
aku gak bisa bayangkan jika nanti mereka bisa menikah & malam pertama pasti dasyat karna leon sangat berhasrat jika berdekatan dengan ghea😂
abimasta
yakinkan hatimu ghea
Siti Jumiati
Ghea yakinlah bahwa Leon benar2 tulus,gk modus kayak si david.

sebelum semua hartamu jatuh pada David udah tendang ada dia bersama selingkuhannya.

Leon suami idaman banget...
lanjut kak sehat selalu 🤲
Siti Jumiati
syaratnya kalau Leon sudah membuktikan semuanya,Leon berkata mau kah Kamu menjadi istriku Ghea...
phity
yakinlah pd leon gea...dan hempaskan si david buktikan pdnya kmu bukan wanita bodoh seperti anggapannya slma ini
Felycia R. Fernandez
hi KK Nana...
maaf baru bisa hadir 🙏
Dek Sri
lanjut
nuraeinieni
baru nyadar ya ghea,suami mokondo mu pencuri ulung,,hempaskan dia dan ambil alih perusahaanmu
Lia_Sriwijaya
waawwww nilai yg fantastis... leonnnn gitu Lo...
nuraeinieni
kalau begitu ke inginan ghea,berikan ghea ruang utk sendiri leon,jangan dulu hadir depan ghea,kau akan tau leon betapa ghea merindukankan.
Fadillah Ahmad
Nah Ini Nih Yang Aku Suka kak Nana,Cerita yang Kayak gini Juga Wanitanya di Perlakukan Seperti Cinderella... 😃😃😃 Karena Memang itulah Minat Pasar Di NovelToon kak... 😀😀😀 jadi Ya Harus Begitu Kak Nana...
Anitha Ramto
apa Ghea bisa kuat jika tidak bertemu dengan Leon..,Ghea hatimu dan fikiranmu sekarang sudah penuh dengan Leon,,, Leon akan membuktikannya Ghea karena kamu satu satunya wanita yang di inginkan Leon(RAVENDRA)
Anitha Ramto
good job Leon...kereeennn,tidak di ragukan lagi bahwa Leon adalah Ravendra,,berubah jadinLeon di saat menemui Ghea dan menjadi Ravendara di saat menjadinPemimpin Perusahaan yang dingin,datar tanpa ekspresi seperti kulkas 7 pintu...Ghea dan Leon saling merindu,tuh Leon sudah punya buktinya rencana jahat si David
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!