Freya terikat pada sistem dan dipaksa memerankan karakter pendukung wanita yang jahat.
Ia dengan tekun mengikuti alur cerita, tetapi...
1. Sang CEO jatuh cinta pada asisten kecilnya.
2.Di cerita lain, seorang tunangan manja disayang, dan cahaya bulan putih yang pergi ke luar negeri kembali tanpa seorang pun pengganti.
Freya : ???
"Sistem, kenapa pemeran utama pria bertingkah aneh?"
Sistem: ...
"Apa yang bisa kukatakan? Bahwa dia suamimu yang bereinkarnasi?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunangan Pewaris Kaya 5
...SELAMAT MEMBACA...
...🐦🥨🐦🥨🐦🥨...
Elly semakin dibuat gelisah dengan semuanya, seolah sesuatu yang terjadi ini bukan yang semestinya.
Kesempatannya untuk berkomunikasi dengan Cakra juga sangat sedikit. Bahkan, total percakapan mereka kurang dari tiga kalimat!
Situasi ini membuat Elly merasa sangat kecewa, karena awalnya ia berharap dapat menunjukkan kemampuannya dan mendapatkan pengakuan melalui komunikasi yang lebih intensif dengan Cakra.
Hari ini bahkan lebih buruk, bahkan rekan-rekannya di kantor berebut untuk menuangkan teh untuknya, dan ia bahkan tidak sempat bertemu dengan Presiden Direktur seharian.
Elly pulang kerja dengan lesu, dia merasa kehilangan semangat karena tidak melihat sosok Cakra hari ini.
Melihat Farhan di tempat biasanya, ia mengumpulkan semangatnya dan berjalan menghampiri.
"Kak Farhan, kau tidak perlu menjemputku setiap hari." ucapnya sambil tersenyum manis.
"Aku tidak ada kegiatan seharian. Lagipula, sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali aku bertemu denganmu, Lily! Apa Lily tidak ingin bertemu dengan Kak Farhan lagi?"
Kata Farhan sambil berjalan mendekat, melingkarkan lengannya di bahu Elly, dan menuntunnya ke mobil yang diparkir tidak jauh dari sana.
Terkejut oleh tindakan Farhan yang tiba-tiba, pipi Elly merona malu-malu, menggoda bak apel matang.
Ia menggelengkan kepalanya pelan, suaranya selembut dengungan nyamuk, "Tidak, bagaimana mungkin..."
Namun, hanya ia yang tahu di dalam hatinya bahwa selama sebulan terakhir, ia benar-benar merasakan cinta Farhan yang dalam dan penuh gairah.
Namun, hatinya, yang telah terlanjur diberikan kepada orang lain, dia tak bisa menerima kasih sayang Farhan.
Jadi, setiap kali Farhan menunjukkan sikap mesra itu, ia selalu memilih untuk menurutinya dalam diam, berharap bisa sedikit menebus rasa berutang budinya.
Begitu di dalam mobil, Farhan menoleh ke arah Elly, tatapannya lembut dan fokus. "Lily, bagaimana pekerjaanmu hari ini?"
Lily menggigit bibir dan sedikit menundukkan kepala. "Sama seperti biasa, tidak ada yang istimewa."
Farhan mendesah pelan. "Lily, kenapa kau tidak berhenti dan pindah bekerja di perusahaanku?"
Elly cepat-cepat melambaikan tangannya.
"Tidak, Kak Farhan, aku ingin mengandalkan usahaku sendiri."
Sebenarnya, ia lebih enggan berpisah dengan orang itu. Jika dia pindah, bukankah usahanya selama ini akan sia-sia.
Lagipula Elly sedang berusaha membuktikan jika dirinya lebih baik dari Freya.
Farhan tersenyum tak berdaya dan menyalakan mobil. Keduanya terdiam sepanjang perjalanan.
Sesampainya di depan kontrakan Elly, Farhan menghentikan Elly yang hendak keluar dari mobil.
"Lily, aku... ada yang ingin kukatakan padamu."
Elly menoleh, matanya dipenuhi keraguan.
Farhan menarik napas dalam-dalam.
"Elly, aku tak ingin lagi melindungimu diam-diam. Aku ingin menjadi seseorang yang bisa mencintaimu dengan tulus dan terbuka. Bisakah kau memberiku kesempatan?"
Di mata Elly yang indah, bagai kilat yang menyambar langit malam, secercah kepanikan yang tak tersamarkan dengan cepat berkelebat.
Ia menggigit bibirnya sedikit dan berkata cepat, "Kak Farhan, aku... aku selalu menganggapmu sebagai kakakku sendiri! Dan... dan aku sudah punya seseorang yang kusukai di hatiku."
Mendengar ini, wajah Farhan yang sudah pucat karena gugup, memucat, seketika kehilangan warna.
Ia menatap Elly dengan saksama, suaranya sedikit bergetar saat bertanya, "Itu Cakra, kan?"
Elly tidak menjawab, tetapi tatapan matanya yang tertunduk dan bibirnya yang mengerucut seakan memberikan jawabannya. Keheningan yang menyesakkan menyelimuti sekitarnya.
Akhirnya, Farhan, bagaikan balon yang kempes, perlahan melepaskan genggamannya dari tangan Elly.
Senyum getir tersungging di bibirnya saat ia berkata dengan nada merendahkan diri,
"Tapi dia sudah punya tunangan! Dan setahuku, mereka saling mencintai. Terakhir kali di perusahaan, tatapan Cakra tak pernah lepas dari tunangannya sedetik pun."
Elly semakin menundukkan kepalanya, seolah berusaha menyembunyikan diri. Ia bergumam dengan suara yang nyaris tak terdengar,
"Freya hanyalah gadis kaya manja dengan temperamen buruk. Bagaimana mungkin wanita seperti dia pantas untuk Cakra?"
"Hanya aku... hanya aku yang bisa benar-benar menjadi pendamping Cakra, hanya aku!"
Mata Farhan melebar, menatap Elly dengan tak percaya, seolah ia tak mengenalinya.
Suaranya meninggi beberapa desibel, "Lily, bagaimana kau bisa berkata begitu? Meskipun Freya punya banyak kekurangan, Cakra memang menyukainya."
"Lagipula, mereka sudah bertunangan, semua orang tahu itu. Orang macam apa kau yang ikut campur? Lagipula, meninggikan diri sendiri dengan merendahkan orang lain—itu bukan Lily yang kukenal."
Elly tiba-tiba mendongak, matanya dipenuhi rasa tidak percaya, "Kak Farhan, kenapa kau juga mengkritikku? Bukankah seharusnya kau berada di pihakku?"
"Cakra adalah orang hebat, dia berhak mendapatkan yang terbaik. Dan orang itu adalah aku, bukan si bodoh Freya itu."
Farhan menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, "Lily, aku melakukan ini demi kebaikanmu sendiri. Menghancurkan hubungan orang lain tidak akan berakhir baik."
"Aku tidak bermaksud menghancurkannya; aku hanya ingin diam-diam berada di sisinya. Kenapa kau mengatakan ini tentangku?"
Setelah mengatakan itu, ia berbalik dan berlari ke atas, meninggalkan Farhan sendirian di sana, tampak sedih.
Farhan menatap kepergian Elly dengan pandangan kosong. Dia seolah tidak mengenal sosok Elly lagi.
Apakah waktu merubah seseorang, atau justru cinta membutakan seseorang.
*.*.*.*
Elly masuk kedalam kontrakan kecilnya, dia lalu berjalan masuk kedalam kamarnya.
Disana terdapat banyak sekali foto-foto Cakra. Elly berjalan mendekati foto itu.
"Kenapa? Kenapa kau tidak melihatku? Kenapa kau tidak memperhatikanku?" Elly berbicara dengan foto Cakra.
"Hanya aku yang pantas berada di sampingmu! Aku bisa mendampingimu, buka tunangan bodohmu itu. Tunangan yang sombong dan hanya bisa menghabiskan uangmu saja."
"KENAPAAA?"
Elly berteriak marah, matanya penuh dengan obsesi.
🥨🐦🥨🐦🥨🐦
🍒 🧱🧱🧱 othor sediain batu bata buat nimpuk Elly