NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romantis / Tamat
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 08 - Takdir Huruf Ba

"Kalau titiknya satu di bawah itu huruf Ba ... nah kalau titiknya dua di atas itu Ta, terus yang ini kan sama tapi titiknya tiga di atas bacanya Tsa." Sekali lagi Shanum ulangi, walau sudah tiga kali keliru dengan alasan bentuknya mirip, wanita itu seolah tidak bosan menuntun Azkara dari awal.

Benar-benar dari awal, dia hanya mengenali huruf alif sesuai pengakuannya. Kemudian huruf setelahnya jangan tanya, kadang lupa, kadang terbalik dan yang terakhir salah penyebutan.

"Titik satu ba, titik dua ta, titik tiga Sa?"

"Tsa ... agak digigit lidahnya, pakai T."

"Tttttttssssssaah," ulang Azkara dan sukses membuat Shanum memberikan jempolnya.

"Bagus, coba ulangi cara bedain yang tadi," titah Shanum sesekali memandangi Azka kemudian lanjut ke Iqra yang ada di hadapannya.

"Okay ... titik satu dibawah Ta, titik dua di atas Tsa_ eh?" Berlagak linglung, tapi aktingnya natural hingga Shanum tersenyum simpul.

"Pelan-pelan, jangan menghafal, cukup pahami saja."

"Huft sulit ya, itu titiknya kenapa beda tempat? Harusnya atas semua biar mudah diingat," celoteh Azkara layaknya anak belum sekolah.

Bisa-bisanya huruf Hijaiyah dia protes juga. Shanum yang mendengar ucapan sang suami hanya menghela napas panjang, dari sekian banyak yang belajar mengaji padanya, mungkin baru Azkara yang berani protes perkara letak titiknya hurufnya.

"Memang sudah dari sananya, takdirnya di bawah," timpal Shanum yang justru mengimbangi sang suami.

"Ah takdir ya?"

"Iya, takdir." Shanum menatap Azkara sejenak, suasana seketika hening dan mata mereka bertaut beberapa saat. "Ehm, lanjutkan lagi," ujar Shanum sengaja mengalihkan pembicaraan, pun dengan pandangan.

Dia kembali fokus ke halaman Iqra tersebut, sementara Azkara justru betah memandangi sang istri. Dengan posisi ini, mereka sangatlah dekat bahkan Azkara bisa melihat dengan jelas selentik apa bulu mata Shanum.

"Lanjut, sekarang coba baca ini."

Azkara mengerjap pelan, tertangkap basah tengah memerhatikannya, pria itu berlagak fokus seolah memang pandangannya selalu tertuju ke sana.

"Ba ... A ... Ta," ucap Azkara mengikuti arah penunjuk yang Shanum genggam.

"Ba ... Tsa ... A."

"Ta ... Tsa ... Ba."

Sedikit terbata, dan berjeda seolah-olah memang belum pernah belajar dan buta huruf sebagaimana pengakuannya, Azkara berhasil menghabiskan satu halaman setelah cukup lama.

"Sampai sini dulu, besok lagi," ucap Shanum mengakhiri pelajaran hari ini.

"Hem? Kenapa cepat sekali?"

"Rasanya tidak, kita sudah cukup lama." Shanum melirik ke arah jam dinding, tidak lupa menatap ventilasi udara yang telah menampakkan cahaya, pertanda matahari mulai terbit.

Mungkin terasa lama Bagi Shanum, tapi bagi Azkara tidak. Dia sangat betah dengan cara sang istri menuntunnya. Dapat Azkara bayangkan selembut apa wanita di hadapannya ini pada anak kecil, padanya saja begini.

Sungguh, bukan bermaksud membanding-bandingkan. Akan tetapi, memang benar adanya Shanum adalah wanita paling lembut yang dia temukan.

Maklum saja, terbiasa dengan mama yang super galak dan Kakak kandung persis burung beo jika menghadapinya membuat Azkara terkejut. Jika biasanya dia akan mendapat geplakan atau jambakan selama mengaji, di hadapan Shanum tidak sama sekali.

Tidak peduli berapa kali dia salah sebut, Shanum akan mengulang dan caranya bicara tidak berubah. Dari awal sampai akhir konsisten lembut, persis memperlakukan balita.

Melihatnya begini, ada rasa tak tega lantaran memanfaatkan kepolosannya. Akan tetapi, di sisi lain, Azkara suka hingga terbesit pikiran untuk berbohong buta huruf segala.

Padahal, tanpa melihat mushaf sekalipun Azkara mampu membacakan beberapa surah pilihan karena hapal di luar kepala. Dia yang awalnya memperbaiki diri demi seorang wanita, berakhir untuk diri sendiri. Mungkin proses Azkara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan memperdalam ilmu Agama sama sekali tidak terlihat, dan memang tidak ingin dilihat.

"Baiklah kalau begitu ... a-aku ke depan ya." Bingung hendak melakukan apa, setelah Shanum mengatakan ngajinya selesai sampai di sana Azkara pamit keluar dengan alasan ingin mencari udara segar.

"Depan mana?"

"Teras, aku gerah," ungkapnya seraya membuka satu kancing bajunya.

"Mandi, Mas kalau panas ... biar nanti jam delapan kita bisa langsung pergi."

Mandi? Azkara mengerjap pelan, untuk yang satu ini dia agak berat hati. Lagi pula hendak kemana sampai harus mandi segala? Sungguh, begitulah isi hati Azkara tatkala Shanum memerintahkannya untuk mandi.

"Pergi kemana?" Azkara mengerutkan dahi, sama sekali dia tidak ingat ucapan Shanum tadi malam.

"Rumah sakit, luka kamu lumayan parah ... khawatirnya infeksi atau lainnya," jelas Shanum sembari mondar-mandir menata kembali media belajar dan juga tempat tidur mereka.

Tanpa melihat ke arah Azkara yang mengangguk-angguk dan baru memahami maksud sang istri. "Tapi apa iya harus mandi?"

"Biar nyaman ya mandi."

Azkara menggaruk kepalanya yang memang sudah terasa gatal. Dia menggigit bibir dan berusaha mencari alasan lain setelah ini.

"Tapi, aku_"

"Aku apa?"

"Tidak bawa pakaian ganti, bukankan percuma mandi tapi celana dalam tidak diganti?" tanya Azkara dan yakin betul Shanum akan menyerah jika sudah menyeret hal pribadi.

Tanpa terduga, Shanum justru membuka laci dan meraih dompetnya di sana. "Kamu biasanya pakai ukuran apa, Mas? M? L? Atau XL?"

Gleg

Pertanyaan Shanum sukses membuat Azkara terdiam, sungguh.

"XL ya?" tebak Shanum sejenak memandangi tubuh tinggi Azkara.

"Bu-bukan, L," jawab Azka kaku dan setelah mendapat informasi terkait ukurannya, Shanum berlalu pergi hingga membuat Azkara menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Impossible ... dia benar-benar pergi untuk membelinya?" tanya Azkara menatap langit kamar yang mulai lapuk itu. "Astaga, Shanum? itu semvak bukan klepon, bisa-bisanya mau beli barang begituan," lanjut Azkara lagi sembari mengusap wajah berkali saking tidak percayanya Shanum bersedia menyiapkan hal sekecil itu untuknya.

.

.

- To Be Continued -

1
🤎 Tétëh Sund@
kelar jg baca marathon sampe akhir.
🤎 Tétëh Sund@
akhirnya ngumpul jg.
🤎 Tétëh Sund@
good Azka.👍👍
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐦 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐦𝐮.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦, 𝐧𝐚𝐲𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚2
🤎 Tétëh Sund@
𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐣𝐠𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐥𝐚𝐛𝐚𝐲 𝐥𝐚𝐡, 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐩𝐚𝐤𝐞 𝐚𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐮 𝐣𝐠 𝐣𝐝 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐢 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐤 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧... 𝐣𝐝 𝐣𝐠𝐧 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐡.
🤎 Tétëh Sund@
𝐚𝐬𝐭𝐚𝐡𝐟𝐢𝐫𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐳𝐢𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤𝐤 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐠𝐞𝐭 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐥𝐠 𝐞𝐧𝐚𝐤2 𝐧𝐠𝐨𝐛𝐫𝐨𝐥.𝐬𝐢𝐤𝐞𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐭 𝐧𝐠𝐚𝐡𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐨𝐫𝐠 𝐬𝐦𝐩𝐞 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐧.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
😆😆😆 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐢𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫.😄😄😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐠𝐞𝐤 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐬𝐡.. 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐚𝐦𝐞𝐭.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐦𝐞𝐥 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐱 𝐥𝐞𝐛𝐚𝐫.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝐠𝐤𝐠𝐤𝐠𝐤𝐤.. 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐠𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐧𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐮𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐦 𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐝𝐮𝐬.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐜𝐡𝐞𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐚𝐩𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐢𝐡 𝐤𝐫𝐧 𝐝𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐣𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐧𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐳𝐢𝐧𝐠.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐠𝐚 𝐛𝐬 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐭𝐢𝐧 𝐤𝐰𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐞'𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐫𝐯𝐚𝐚𝐣𝐚 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐥𝐠 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐦 𝐥𝐞𝐝𝐞𝐤 𝐧 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐮𝐜𝐨𝐧 𝐣𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐚𝐭𝐢 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐞𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐮𝐧𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭2 𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐣𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐰𝐤𝐰𝐤𝐰𝐤𝐤 𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐨𝐡𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐜𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐟𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢.🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐫𝐠𝐚 , 𝐀𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐠𝐚𝐥/𝐝𝐢𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 2 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐫𝐬 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧.
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐭𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐭𝐡𝐨𝐫, 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭.
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐨 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧.🥺😢😢😭😭😭
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐣𝐝 𝐭𝐮𝐦𝐛𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!