NovelToon NovelToon
Pelukan Untukmu ASHILLA

Pelukan Untukmu ASHILLA

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Beda Usia / Gadis nakal / CEO / Duniahiburan / Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: MissSHalalalal

Ashilla, seorang buruh pabrik, terpaksa menjadi tulang punggung keluarga demi menutupi utang judi ayahnya. Di balik penampilannya yang tangguh, ia menyimpan luka fisik dan batin akibat kekerasan di rumah. Setiap hari ia berjuang menembus shift pagi dan malam, panas maupun hujan, hanya untuk melihat gajinya habis tak bersisa.
Di tengah kelelahan, Ashilla menemukan sandaran pada Rifal, rekan kerjanya yang peduli. Namun, ia juga mencari pelarian di sebuah gudang kosong untuk merokok dan menyendiri—hal yang memicu konflik tajam dengan Reyhan, kakak laki-lakinya yang sudah mapan namun lepas tangan dari masalah keluarga.
Kisah ini mengikuti perjuangan Ashilla menentukan batas antara bakti dan harga diri. Ia harus memilih: terus menjadi korban demi kebahagiaan ibunya, atau berhenti menjadi "mesin uang" dan mencari kebebasannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MissSHalalalal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 : HARGA SEORANG PUTRI

​"Apa dia menjual dirinya untuk membebaskanku?"

​Pertanyaan itu menghantam ku lebih keras dari tamparan mana pun. Aku terpaku di ambang pintu. Pria yang baru saja ku selamatkan dari dinginnya jeruji besi dengan seluruh tabungan hasil keringatku, justru meludahkan fitnah keji itu tepat di wajahku.

​"Tidak, Pak," sahut Mas Rifal cepat. Suaranya tenang, namun matanya yang menatapku memancarkan kemarahan yang tertahan.

​Aku tak berniat membela diri. Lidahku kelu, dan tubuhku terlampau lelah untuk sekadar berdebat. Dengan sisa tenaga yang ada, aku melangkah masuk ke rumah, menelan pahitnya air mata yang mendesak keluar.

​"Kalau kau tidak punya banyak uang, jangan dekati Ashilla lagi!" suara Ayah menggelegar, mengguncang ruang tamu yang sempit itu.

​Langkahku terhenti. Aku berbalik, menatap tajam ke arah pria yang kupanggil Ayah itu, lalu beralih pada Mas Rifal. Tanpa perlu kata-kata, Mas Rifal seolah mengerti badai di dalam dadaku. Ia hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan sebelum akhirnya berbalik pergi meninggalkan rumah kami.

​Di dalam kamar, aku menenggelamkan wajah di tumpukan bantal. Namun, dinding kayu rumah ini terlalu tipis untuk meredam pertengkaran di luar.

​"Mas, apa yang kamu katakan pada pemuda itu? Dia yang membantu kita mengeluarkan mu!" isak Ibu terdengar pilu.

​"Aku tidak peduli! Aku tidak mau Shilla berakhir dengan suami miskin," balas Ayah sengit.

​"Mereka hanya berteman, Mas..."

​"Awalnya berteman, lama-lama cinta! Minggir, aku mau tidur. Wanita tidak berguna, bisanya cuma menangis saja!"

​Suara langkah kaki yang berat menjauh. Aku menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong, lalu meraih ponsel dari tas kerja. Jariku bergetar saat mengetik pesan untuk Mas Rifal.

​“Mas, aku minta maaf atas perkataan Ayah tadi. Tolong jangan dimasukkan ke hati.”

​Balasannya datang dalam hitungan detik.

“Tidak apa, Ashilla. Sekarang tidurlah. Istirahatlah, jangan menangis lagi.”

​Aku mencoba memejamkan mata, berharap mimpi bisa membawaku pergi dari kenyataan pahit ini. Namun, baru beberapa menit kesadaranku meredup, suara gaduh dari ruang depan menyentak bangun.

​"Kau harus bayar sekarang!" Sebuah teriakan kasar membuat jantungku berdegup kencang.

​Dengan kepala yang masih berat, aku keluar kamar. Di sana, Ayah sedang dikepung tiga pria berpakaian hitam. Tubuh mereka kekar, dengan tato naga yang melilit di lengan. Ibu tidak terlihat, entah bersembunyi di mana.

​"Shilla, kau ada uang?" Ayah langsung menghampiriku dengan mata liar.

​Rasa mual seketika naik ke tenggorokan. Uang. Hanya itu yang ada di kepalanya. "Tidak ada, Yah. Sudah habis untuk menebus Ayah tadi siang."

​Ayah tidak percaya. Ia menerobos masuk ke kamarku, mengobrak-abrik lemari dan tas kerjaku hingga isinya berserakan di lantai. Ketika ia tidak menemukan sepeser pun, wajahnya memerah karena murka.

​"Dasar anak tidak berguna!" maki Ayah.

​"Siapa yang tidak berguna?" teriakku, tangis yang kutahan sejak tadi pecah sudah. "Aku, atau Ayah? Baru beberapa jam bebas, Ayah sudah buat masalah lagi! Sekarang katakan, siapa yang sebenarnya sampah di sini?!"

​Plak!

​Tamparan keras itu membuatku tersungkur. Sudut bibirku terasa amis. Belum sempat aku pulih dari rasa sakit, Ayah mencengkeram lenganku dan menyeret paksa diriku ke hadapan ketiga pria itu.

​"Bawa dia. Aku yakin dia masih perawan," ucap Ayah dingin.

​Duniaku serasa berhenti berputar. Ketiga pria itu saling pandang, tampak terkejut dengan tawaran yang tak manusiawi itu.

​"Aku tahu tuanmu seorang mucikari," lanjut Ayah tanpa dosa. "Bawa dia, jadikan dia pelacur. Anggap hutangku lunas dan jangan pernah datang ke sini lagi!"

​"Ayah... apa yang Ayah katakan? Aku anakmu!" Aku menjerit histeris, meronta di bawah cengkeramannya.

​Salah satu pria bertato itu menyeringai kasar.

"Baiklah. Kalau tuan kami tidak mau, kami akan mengembalikannya padamu. Tapi pastikan nyawamu siap sebagai gantinya jika hutang itu tidak lunas."

​"Aku bukan barang! Ayah, kau sungguh melakukan ini?" aku meraung, namun Ayah hanya diam mematung dengan pandangan kosong yang mengerikan. Tidak ada penyesalan di sana.

​Aku diseret keluar rumah. Di bawah remang lampu jalan, para tetangga hanya mengintip dari balik jendela, terlalu takut untuk ikut campur. Saat aku dipaksa masuk ke dalam mobil van hitam, dua bayangan berlari kencang ke arah kami.

​"Lepaskan dia!" Suara Andra menggelegar.

​Ia dan Doni menerjang tanpa ragu. Andra berusaha menarik ku dari pintu mobil, sementara Doni mencoba menahan salah satu pria besar itu. Namun, perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh.

​Aku melihat Doni tersungkur dengan darah mengucur dari pelipisnya. Andra masih bertahan, melayangkan pukulan kalap, namun ia justru menjadi bulan-bulanan.

Di dalam van, tanganku diikat dan mulutku disumpal kain kasar. Aku hanya bisa mengerang dan meronta saat melihat Andra tumbang bersimbah darah di aspal.

​Pintu van tertutup rapat, memutuskan harapanku bersama deru mesin yang menjauh.

***

Bersambung...

1
partini
ehhh nongol tuh Kunti,kata mati kecelakaan?
wah ga mati ini cuma pergi ma lelaki lain ,,
kalea rizuky
tolol harusnya lu sebagai orang tua jujur biar erlangga gk goblok lagi
partini
ahhh jadi seperti itu ,hemmm maklum lah cinta mata MEREM hati tertutup jadinya y agak ni BEGE PLUS IDIOT tetang cinta ,ya susah ga bakal percaya apa lagi tuh sarah dah methong terkecuali ada video Ina inu
partini
Erlangga ko bisa jadi kaya gitu karena wanita,,saking cintanya atau saking dalam lukanya sih Thor aku ngeh bacanya kah
kalea rizuky
biarin ibumu mati bapak mu mati qm bebas sila goblok
kalea rizuky
keluarga tolol. ini. novel paling konyol yg q baca
kalea rizuky
lu yg aneh sila uda tau orang gila lu berkorban demi ibu lu yg goblok itu
kalea rizuky
ibuk goblok
kalea rizuky
emakmu aja gatel tkut kehilangan laki. mokoondo biar aja di penjara lahbuk suami. g guna mati aja lu biar anakmu bebas keluar dr situ jd ibu nyusain doank lu
kalea rizuky
bodoh itu ibumu laki. goblok. kok di piara cerai lah nyusain anak aja buk lu itu
Meris
Maaf thor kalimat perkalimat Ashilla terlalu mendramatisir...
MissSHalalalal: terima kasih banyak atas sarannya kak. akan aku di perbaiki di bab berikutnya🙏
total 1 replies
Meris
Shilla ini aneh .lha wong dia yg menyerahkn diri...koq malah dia yg penuh drama
partini
aku baca sinopsisnya udah nyesek mulai baca bab satu Weh tambah nyesek
MissSHalalalal: jangan lupa baca sampai akhir ya kak🙏
total 1 replies
Iis Amoorea
panggung kehidupan....bikin mewek
MissSHalalalal: terimakasih kak🙏 semoga suka dengan karya saya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!