NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas Dendam
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

Kisah ini lanjutan dari KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS seasons 1
Banyak adegan kasar dan umpatan di dalam novel ini.


Cerita akan di mulai dengan Cassia, si Antagonis yang mendapatkan kesempatan terlahir kembali, di sini semua rahasia akan di ungkap, intrik, ancaman, musuh dalam selimut dan konflik besar, kisah lebih seru dan menegangkan.


Jangan lupa baca novel KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS season 1 agar makin nyambung ceritanya. Happy reading!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

  Nafisha melangkah keluar dari apartemen, namun tubuhnya membeku saat sosok yang dikenalnya muncul di depan lift. 

  "Ricky... itu Ricky, kan?" gumamnya dalam hati, pandangannya tajam membidik pria yang selama ini dianggap teman Erick itu.

  Tanpa pikir panjang, Nafisha mempercepat langkahnya, matanya tak pernah lepas dari Ricky yang berdiri kaku di depan pintu lift.

  "Tunggu!" serunya, suara Nafisha bergetar saat tangannya menekuk lengan Ricky. 

  Kejutan segera tampak jelas di wajah pria itu.  "Kau? Ada apa?" Ricky menatap Nafisha dengan dingin, tak menunjukkan secuil pun kehangatan. 

  "Apa kamu tahu di mana Erick? Kenapa dia menghilang tanpa jejak? Kenapa aku sama sekali tak bisa menghubunginya?" Nafisha melontarkan pertanyaan dengan nada mendesak, seolah setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah jeritan dalam kekosongan yang menyiksa.

  "Aku tak tahu, dan aku tak mau tahu!" Ricky melepaskan tangan Nafisha dengan kasar, suaranya tegas dan penuh penolakan. 

  Nafisha terpaku, menatap sosok Ricky yang segera lenyap di balik pintu lift yang tertutup rapat. Wajahnya mengeras, kecurigaan memenuhi seluruh relung pikirannya. Ada sesuatu yang disembunyikan Ricky, sesuatu yang lebih kelam dari yang bisa ia bayangkan.

  "Dia pasti menyembunyikan sesuatu!" kata Nafisha, dia memang sering curiga karena perasaannya cukup sensitif. 

  Nafisha tak ingin memikirkan itu, sekarang dia harus mencari cara agar mendapatkan banyak uang dan pilihannya untuk itu adalah menjadi pendonor darah untuk salah satu anak orang kaya. 

  Nafisha melangkah masuk ke dalam mobilnya dengan tujuan yang jelas menemui orang yang menyebarkan selebaran di media sosial tentang kebutuhan pendonor darah, dengan janji bayaran fantastis yang menggoda. 

  Semua ini dilakukannya demi mempertahankan gaya hidup glamor ala sosialita yang selalu ia impikan. Mesin mobilnya meraung pelan meninggalkan area parkir apartemen mewah tempat tinggalnya.

  Namun Nafisha tak menyadari tatapan tajam dari sosok misterius yang bersembunyi dalam bayang-bayang gelap, diam-diam mengabadikan setiap geraknya. Setelah memotret, sosok itu menghilang begitu saja tanpa jejak. 

  Tak lama kemudian, Nafisha tiba di sebuah restoran mewah dengan desain elegan dan warna-warna kalem yang menyelimuti suasana hangat. 

  Sebuah sapaan ramah menyambutnya, “Selamat datang!” Pelayan dengan senyum yang tulus membungkuk hormat. 

  Namun wajah Nafisha tetap terpatri dingin, ia berjalan masuk dengan angkuh tanpa satu senyum pun.

  Ia berdiri di tengah ruangan, kebingungan menghantui apa yang harus dilakukan? Tiba-tiba, sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang, mengoyak kesunyian yang menyelimuti hatinya. 

  Nafisha membeku, tatapannya berubah antara waspada dan penasaran, seolah dunia di sekelilingnya tiba-tiba berhenti berputar.

  "Kau Nafisha?" Tanya seseorang, disertai tepukan pelan di bahu yang seolah ingin menyapa sekaligus menghibur. 

 DEGH!

  Jantung Nafisha langsung melompat tak beraturan. Ia menoleh perlahan, menemukan tiga sosok berdiri di hadapannya dengan wajah yang sulit diartikan campuran serius dan rahasia yang tersembunyi. 

  Matanya berkeliling, berusaha menangkap setiap detail dari orang-orang penting yang tiba-tiba muncul di hidupnya itu.

  ' Apa Mereka… orang yang kucari?' pikir Nafisha dengan detak jantung yang semakin mengencang, seolah seluruh dunia mendadak memusatkan perhatian pada momen itu.

...****************...

  Malam itu, di ruang VIP club yang remang dan penuh aroma minuman, Erick dan teman-temannya terkurung dalam lingkaran para wanita cantik yang hingar-bingar.

  Namun, mata mereka jauh melayang keluar, menembus kaca tebal, menyaksikan kerumunan yang bergoyang liar mengikuti irama musik yang mengguncang jiwa. 

  “Sial! Aku tadi ketemu sama dia,” ujar Ricky dengan suara serak, nadanya seperti pecah di tengah gemuruh. “Dia terus tanya-tanya tentang kamu.”

  Erick menaikkan satu alis, matanya tajam menatap Ricky, “Siapa?” 

  Ricky menarik napas panjang penuh kekesalan, “Siapa lagi kalau bukan Nafisha, dia belum juga mau menyerah, masih nekad nyariin kamu sampai sekarang.”

  Nick yang duduk tak jauh dari mereka, matanya tak bisa lepas dari wajah Erick. “Sebenarnya, apa sih yang sedang terjadi, Rick? Jujur saja jangan bilang kamu sudah bosan atau apalah itu, aku nggak percaya...” Suaranya penuh tanya, menahan rasa ingin tahu dan kegelisahan.

  Erick menarik napas dalam, dadanya bergetar tertahan. “Aku... belum bisa cerita sekarang. Aku sedang diawasi. Semua gerak-gerikku terpantau.”

  Mereka saling bertatapan, satu kelelahan, satunya waspada. Seketika, kedua pasang mata mulai menyisir ruangan, mencari sosok bayang-bayang yang tiba-tiba jadi ancaman tersembunyi di tengah pesta ini. Gelagat mencurigakan mengambang di udara, menambah ketegangan yang menusuk sampai ke tulang.

  Mereka saling menatap, lalu menggeleng bersamaan seolah mengiyakan sebuah rahasia yang tak bisa diungkapkan. "Tidak ada," ucap mereka dengan suara hampir berbisik, penuh ketidakpercayaan. 

  Erick menggigil, bulu kuduknya berdiri. "Jelas, kalian tidak akan semudah itu menemukannya. Mereka itu… misterius," katanya dengan nada seram yang menusuk. 

  Tiba-tiba, bayangan kelam masa lalunya menyeruak, mengunci Erick dalam ingatan saat dia dikurung di ruangan gelap, dingin, dan sunyi, tempat di mana harapan seolah mati ditelan kegelapan.

  Rasa takut yang dulu mencoba ia lawan, kini bangkit kembali, membekap dadanya dengan erat, seperti belenggu yang tak terlihat.

  "Sudah! Jangan bicarakan itu lagi," suara Erick menggema penuh kepastian, memotong keributan yang mulai memanas. 

 Matanya menatap tajam ke arah wanita di dekatnya, seolah memberi sinyal tanpa kata. Sejenak, ruang itu seolah terhenti lalu berubah menjadi panggung pesta liar. 

  Suara erangan yang menggoda memenuhi udara, membalut suasana dengan gairah yang tak tertahan. Di balik sorot lampu yang berkedip liar, semua beban seolah lenyap digantikan oleh gelora yang membakar hingga ke tulang. 

  Erick ingin mereka lupakan tentang masalahnya, larut dalam malam penuh kenikmatan tanpa batas.

...****************...

  Keesokan harinya, Cassia dan teman-temannya sudah tiba di Regent's Park, taman legendaris yang menyimpan kebun mawar nan memesona, danau yang tenang untuk berperahu, serta dekat dengan London Zoo yang ramai. 

  Mereka memilih tempat itu bukan tanpa alasan ada kehangatan dan ketenangan yang ingin mereka rasakan bersama.

  Dengan perlahan, mereka menggelar alas di atas rerumputan, duduk berdekatan, membiarkan mata mereka terpana pada hamparan bunga mawar yang mekar sempurna, seolah melukis keindahan dalam setiap helai kelopaknya. 

  Cassia, Veronica, Arzhela, Mutiara, dan Rose terdiam, mata mereka terpejam, menyesap aroma mawar yang lembut menusuk ke dalam relung jiwa.

  Sejenak, dunia seakan berhenti, dan harum itu menjadi pelipur lara sekaligus pengikat persahabatan yang tak terucap kata. Di sana, di antara mawar-mawar itu, mereka menemukan damai yang tak pernah mereka sadari telah lama hilang.

  Dax, Vladimir, Morgan, Russel, dan Giovano duduk tenang di atas alas, membiarkan para wanita tenggelam dalam keheningan dan pesona kebun mawar yang mekar sempurna.

  Namun, mata mereka tak bisa lepas dari pemandangan danau berkilau di kejauhan, tempat barisan prahu melambai lembut di atas air yang tenang. 

  Sesuatu dalam diri mereka bergolak, membayangkan berlayar bersama pasangan mengarungi heningnya danau, menyatu dengan bisikan angin dan sinar matahari pagi yang siap mereka ukir bersama. Sebuah momen yang jauh dari gemuruh dunia, tapi penuh janji dan harapan.

1
hidagede1
sama" rubah licik, yg paling licik yg menang 🤭😂
hidagede1
jd arzhela tau kalo cassia hidup kembali?
Senjaku02: belum.
total 1 replies
hidagede1
kalo smith tau anak kandung nya, knapa smith tetap mencintai anak angkat nya ketimbang anak kandung nya?
Senjaku02: ikuti terus kelanjutannya ya☺️☺️
total 1 replies
MataPanda?_
trus lanjut kak semangat 😀
Jue
Kenapa Veronica tidak berjodoh dengan abang Casia sahaja , Dengan itu hubungan Veronica dan Casia akan bertambah erat serta dekat .
Jue
Akhirnya ada cinta di hati Casia buat Dax , Semoga mereka bahagia dan menang melawan kejahatan Nafisha dan Darian
MataPanda?_
wah udah ada kelanjutan y trimakasih kak semangat trus..
selalu d berikan kesehatan 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!