NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 7.

Udara ruang rawat itu begitu hening hingga detak jam dinding terdengar seperti dentuman keras dalam kepala Adrian. Ia duduk menunduk, kedua tangannya saling menggenggam seolah sedang berusaha menahan seluruh dunia agar tidak runtuh.

Aruna masih tidur pulas setelah dokter memberikan obat penenang. Nafasnya pendek dan pelan, setiap tarikan napas seperti perjuangan.

Adrian mengusap wajahnya keras, ia telah berjanji. Meski seluruh dirinya ingin menjerit menolak, kata itu sudah keluar dari mulutnya.

Ia berdiri, membuka pintu rawat dengan langkah berat.

Di luar, Alana duduk sambil memeluk Alima yang tertidur di pangkuannya. Gadis kecil itu memeluk boneka beruang, wajahnya polos dan tenang. Alana menepuk-nepuk punggung anak itu pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri yang justru gelisah.

Begitu melihat Adrian keluar, Alana langsung bicara. “Tuan, bagaimana Nyonya?”

“Aruna tidur,“ ia menjawab namun tak menatap Alana. “Kita perlu bicara.”

Pria itu duduk sekitar dua kursi jauhnya dari gadis itu.

“Apa ada hal penting yang harus saya lakukan?” tanya Alana hati-hati.

Adrian menarik napas panjang, seakan kata yang akan keluar sangat sulit untuk diucapkan. “Aruna meminta aku… untuk menikah denganmu.”

Alana terpaku, ia yakin salah dengar.

“M-maaf? Apa maksud, Tuan?” suaranya bergetar.

“Aruna ingin… kamu menjadi istriku. Istri keduaku sebelum dia—” Adrian tercekat.

Alana menggeleng cepat, seperti menolak kenyataan begitu saja. “Nyonya Aruna pasti sedang kacau pikirannya, saya tidak mungkin—”

“Dia sadar penuh saat mengatakannya,” potong Adrian dingin.

“Tidak… tidak mungkin,” Alana menutupi mulutnya dengan tangan. “Saya hanya seorang babysitter, saya datang ke rumah itu untuk bekerja. Bagaimana bisa saya tiba-tiba jadi… istri Tuan?”

Alana merasa dadanya sesak, seolah tembok besar runtuh di hadapannya.

“Aku tahu… ini tidak mudah,” ucap Adrian lirih.

Alana menggeleng lagi. “Ini tidak hanya tidak mudah, ini tidak pantas... Tuan.“

Adrian memejamkan mata, namun ucapannya penuh penekanan. “Ini permintaan terakhirnya.”

Alana menatap Adrian lama sekali. “Tuan... saya tidak bisa menggantikan Nyonya, saya tidak ingin merusak keluarga kalian.”

Untuk pertama kalinya, Adrian menatap Alana tanpa kecurigaan. Namun, dia kembali memalingkan wajahnya. “Kamu tidak merusak apa pun, ini… adalah takdir.”

Alana terdiam, kata itu menghantam keras.

Adrian melanjutkan, “Aruna percaya padamu, dia bilang kamu akan menyayangi putri kami. Kamu bisa memberikan yang terbaik untuk Alima, dan aku bersedia menikahimu... hanya untuk putri kami.”

“Tapi, Tuan. Saya—“

“Kamu pikir aku mau ini?” suara Adrian meninggi tanpa ia sadari. “Kamu pikir aku bisa menerima gagasan ini dengan mudah? Aku mencintai Aruna! Hanya Aruna!”

Alana menggigit bibirnya. “Saya tahu…”

“Tapi Aruna memintaku menikahi mu.” Suara Adrian kembali melemah. “Dan aku... sudah berjanji padanya.”

Keheningan panjang, yang terdengar hanya suara langkah perawat jauh di ujung koridor.

Alana akhirnya bersuara lirih. “Kalau saya menerima permintaan ini… saya harus bersiap menjadi seseorang, yang Tuan tidak cintai?”

“Ya, cintaku hanya untuk Aruna.” Jawab Adrian tanpa ragu.

Kalimat itu menghantam Alana lebih keras daripada teriakan apa pun. Ia menunduk sangat dalam, dia pun sebenarnya sudah berjanji pada Aruna tak akan meninggalkan Adrian dan Alima.

“Jika… saya menolak?” Gadis itu bertanya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Adrian terdiam cukup lama, kemudian menatap Alana. “Kau harus mau, Aku tidak bisa melanggar janji terakhirku pada Aruna. Katakan saja, apa keinginanmu sebagai gantinya.“

Namun Alana tak mengatakan keinginannya, dia hanya terisak pelan.

“Kasihan Nyonya, bahkan saat dirinya sedang berperang dengan maut… beliau masih memikirkan masa depan kalian.”

Adrian menunduk dalam. “Itu sebabnya aku harus menghormati keinginannya.”

Alana menghapus air matanya dengan tangan gemetar. “Sekarang, apa yang Tuan inginkan dari saya?”

“Aku ingin kamu… menemui Aruna. Bicara dengannya, dengarkan permintaan itu langsung darinya.”

Alana menahan napas. Bagaimana mungkin ia menatap perempuan sebaik Aruna dan mengatakan bahwa dia tidak sanggup memenuhi wasiatnya?

“Baik,” akhirnya Alana mengangguk lemah.

Bukan karena ia bersedia, hanya karena ia tidak tega menolak begitu saja sebelum mendengar Aruna sendiri berbicara.

Saat dia masuk ke kamar, Aruna membuka matanya. Senyum lembut itu langsung muncul, senyum yang semakin terlihat seperti perpisahan.

“Lana… sini.”

Alana mendekat dengan langkah gontai, ia duduk di sisi ranjang Aruna.

Aruna menggenggam tangannya. Genggaman itu lemah… tapi penuh kekuatan.

“Apa suamiku sudah bilang padamu.“

Alana mengangguk, bibirnya bergetar. “Nyonya… saya tidak pantas.”

“Lana…” Aruna menyentuh pipi gadis itu pelan. “Tidak ada perempuan yang lebih pantas daripada kamu.”

Air mata Alana kembali mengalir.

Aruna melanjutkan, “Aku tahu kamu sayang pada Alima, aku bisa melihat caramu memperlakukannya. Tulus, seperti ibu yang sebenarnya.”

Alana menunduk, tidak mampu menahan tangis.

“Dan aku melihat cara kamu memandang Mas Adrian,” Aruna tersenyum samar. “Kamu menghormatinya, kmu tidak pernah berniat buruk padanya.”

Alana buru-buru menggeleng. “Saya tidak pernah berniat menginginkan Tuan… saya tidak—”

“Aku tahu,” Aruna memotong lembut. “Justru itu yang membuatku mempercayaimu.”

Hening sejenak, hanya suara monitor jantung yang berdetak pelan.

Aruna menarik napas dalam-dalam. “Aku tidak punya banyak waktu, Lana.”

Setiap kata semakin menyayat.

“Kumohon... jangan biarkan Mas Adrian menjalani hidupnya sendiri. Jangan biarkan Alima tumbuh tanpa sosok ibu yang memeluknya setiap malam.”

Alana memejamkan mata, air matanya jatuh membasahi tangan Aruna.

“Lana, kamu datang untuk tinggal. Untuk menjaga keluarga ini… saat aku tidak bisa lagi.”

Senyum Aruna bergetar. “Jadilah aku… saat aku tiada.”

Alana menangis semakin keras. “Nyonya, jangan bicara seperti itu… saya mohon.”

Aruna tersenyum… senyum paling indah dan paling menyakitkan yang pernah gadis itu lihat. “Aku menitipkan seluruh cinta yang tidak bisa lagi aku beri untuk suami dan putriku… melalui kamu.”

Tangis Alana semakin pecah, “Baiklah, Nyonya. Aku janji akan menjaga mereka, aku janji akan membuat Alima tetap tersenyum.”

Aruna mengangguk pelan. “Tolong… jadikan janji itu sebagai pernikahan.”

Alana menghentikan napasnya sejenak, hatinya pun menyerah.

Jika ini harga untuk membalas sedikit saja kebaikan Aruna… ia akan menanggung semuanya.

Termasuk luka.

Termasuk penolakan Adrian.

Termasuk menjadi istri yang tidak dicintai.

Di luar kamar rawat, Adrian berdiri bersandar pada dinding. Ia menatap atap koridor dengan mata merah. Jalan cerita hidupnya yang dulu sederhana kini berubah menjadi labirin tak berarah.

Ketika Alana keluar dari ruangan, Adrian melihat wajahnya yang penuh air mata. Mata mereka bertemu sebentar, namun tidak ada kata yang keluar diantara mereka.

Alana tak bicara, dia hanya mengangguk kecil. Keputusan sudah dibuat, pernikahan itu akan terjadi.

Mau tidak mau.

Suka tidak suka.

Cinta atau tidak cinta.

Malam kian larut, Aruna tertidur dengan tersenyum lega. Sementara dua hati lainnya… justru dipenuhi beban yang nyaris tak sanggup dipikul.

Besok, semuanya akan mulai bergerak menuju takdir yang menyakitkan. Tak ada satu pun yang siap, namun semuanya harus tetap berjalan.

1
Ariany Sudjana
bagus Adrian harus tegas, pelakor harus dibinasakan
Tiara Bella
mantap Adrian belain Alana bngt.....pelakor hempaskan aja
Yuliana Tunru
ya ampun ada z wanita2 yg tak tsu malu dgn alasan masa kecil tp terselubung niat jd pelakor cantikndan kaya tp tak.punya malu..💪💪 adrian basmi pelakor
Dian Rahmawati
suka sikap adrian
Dian Rahmawati
mantap adrian
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa 🌹🌹🌹🌹👍
Dian Rahmawati
rasain Rama
Yuliana Tunru
rupa x rama malah krrja sama dgn perusshasn adrian di cabut ..rasain laki2 jahst gitu
Tiara Bella
mw ngapain lg tuh tuan Rama....sukurin udh dibales perbuatan dia sm Adrian....
Yuliana Tunru
akhir x adrian buka puasa dg yg manis2
Dian Rahmawati
cie cie udh unboxing ya
Dian Rahmawati
wah adrian bertindak
Tiara Bella
Alhamdulillah udh JD suami istri yg utuh....
Tiara Bella
wow Adrian langsung bertindak ......
Jengendah Aja Dech
❤️
Dian Rahmawati
siap2 Rama dihancurkan oleh adrian
Tiara Bella
mana lg gerogi dtng kepesta orng kaya malah ada Rama yg dl maksa nikah sm dia....tenang ada Adrian Alana
Tiara Bella
kapok gk tuh skrng udh dilarang deketin keluarganya bahkan dipecat ....
Tiara Bella
Karina blm kapok udh ditegor sm Adrian jg tunggu aja Adrian bertindak....
Tiara Bella
ketinggalan aku sampe 5 bab Thor 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!