NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Tengah malam, tepatnya pukul dua dini hari. Fahira terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke samping, melihat suaminya yang masih terlelap dengan damai. Fahira, yang hendak melaksanakan salat malam, beranjak bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Tak lama setelah membersihkan diri, ia berwudu lalu keluar. Ia segera mengenakan mukenah miliknya, kemudian membentangkan sajadah. Fahira mengangkat kedua tangannya ke samping kanan dan kiri, lalu melaksanakan salat dengan khusyuk.

Zidan yang mendengar suara lembut istrinya merasa tidurnya sedikit terusik. Ia membuka mata perlahan dan menatap sekeliling ruangan. Ternyata, sang istri sedang begitu khusyuk melaksanakan salat tahajud.

"Masyaallah... istriku sangat cantik sekali saat mengenakan mukenah ketika menghadap kepada-Mu, Ya Allah. Cintaku rasanya tak pernah pudar setiap kali menatapnya," gumam Zidan dalam hati sambil tersenyum.

Setelah Fahira mengucap salam ke kanan dan kiri, Zidan bangkit dan duduk bersandar di atas kasur, masih dengan selimut menutupi tubuhnya. Ia tersenyum melihat Fahira yang kini menatapnya dari atas sajadah.

*Bangun, Bang. Mandilah, setelah itu salat tahajud," ucap Fahira lembut saat duduk di tepi kasur.

"Kenapa kamu tidak membangunkan Abang? Jadi kan kita bisa salat berjamaah," sahut Zidan sambil mengusap kepala istrinya dengan lembut.

"Abang tidurnya pulas sekali. Aku pikir Abang masih lelah, jadi Aira salat dulu tanpa membangunkan Abang."

"Ya sudah, tidak apa-apa. Abang mandi dulu kalau begitu. Kau mau temani Abang mandi?" tanya Zidan menggoda istrinya.

"Ih, Abang-- sudah sana mandi! Aira mau beres-beres dulu."

Fahira lalu beranjak melepas mukenah dan merapikan sajadahnya untuk sang suami yang akan melaksanakan salat setelah mandi. Sementara itu, ia membereskan kasur dan menyiapkan pakaian ganti untuk Zidan.

Setelah semuanya siap, Fahira keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Ia ingin membuatkan sarapan spesial untuk suami tercintanya itu. Dengan cekatan, Fahira menggunakan peralatan dapur dan memasak beberapa menu hingga azan subuh berkumandang.

Tak berselang lama, semua makanan telah tersaji di meja makan. Fahira kemudian kembali masuk ke kamarnya untuk melaksanakan salat subuh terlebih dahulu, sebelum nanti mengajak suami dan orang tuanya sarapan bersama.

"Abang mau salat subuh?" tanya Fahira ketika melihat suaminya berdiri di atas sajadah.

"Iya, mau salat berjamaah sekalian sama Abang?" balas Zidan balik bertanya.

"Iya, Bang. Tunggu sebentar, Aira ambil wudu dulu ya."

Zidan mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu, Fahira bergegas menuju kamar mandi untuk berwudu. Tak lama kemudian, ia sudah siap mengenakan mukenahnya, dan mereka pun melaksanakan salat berjamaah bersama.

~~

Kini Zidan, Fahira, dan kedua orang tua Fahira sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama. Fahira dengan telaten melayani Zidan, sambil menebar senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

"Abah, Umi-- hari ini Zidan ingin mengajak Fahira liburan satu hari. Apa Abah dan Umi mau ikut?" tanya Zidan sopan.

Zidan ingin menawarkan mertuanya ikut berlibur, karena sudah lama ia tidak mengajak istrinya jalan-jalan.

"Abah hari ini ada kajian di pesantren kerabat Abah, dan Umi juga ada pengajian rutin di pesantren. Kalian pergilah berdua, Abah dan Umi tidak mau mengganggu acara anak muda. Betul begitu, Umi?" sahut Abah Syarif sambil tertawa kecil.

"He-he-he-- Abah dan Umi bisa saja. Kalau begitu, Abah sama Umi mau Zidan bawakan apa?" tanya Zayn lagi sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Abah sama Umi tidak mau apa-apa. Cukup bawakan Abah dan Umi-- cucu saja."

"Uhuk-- uhuk--uhuk--"

Zidan tersedak dan terbatuk-batuk mendengar jawaban Abah Syarif. Fahira yang melihatnya segera mengambil air minum untuk sang suami.

"Pelan-pelan saja, Nak Zidan. Tidak ada yang mau mengambil makananmu," ujar Abah Syarif sambil tertawa.

Zidan tersenyum masam setelah meneguk air putih yang sudah mengalir di tenggorokannya. Abah Syarif hanya menepuk bahunya agar menantunya itu lebih tenang.

Suasana pun menjadi hening seketika setelah kata 'cucu' terlontar dari mulut Abah Syarif. Ya, setiap orang tua tentu mengharapkan cucu dari anak dan menantunya. Namun, karena Allah belum juga memberi rezeki itu, mereka hanya bisa menunggu dengan sabar.

~~

Kini Zidan dan Fahira sedang dalam perjalanan menuju pantai. Fahira sudah membawa bekal makan siang, beberapa camilan, serta buah-buahan untuk dinikmati bersama suaminya.

Sepanjang perjalanan, Fahira tampak sangat bahagia. Sejak tinggal sementara di pesantren, ia merasa lebih sehat, damai, dan tenang. Wajahnya kini terbebas dari beban yang dulu selalu terlihat.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di pantai. Begitu mobil berhenti, Fahira langsung membuka pintu dan berlari ke tepi pantai.

"Yeay! Wah-- Masyaallah-- pantainya indah sekali!" seru Fahira penuh semangat.

"Abang-- kemarilah-- cepaaaat!"

Fahira berteriak kegirangan memanggil Zidan untuk segera menghampirinya. Ia menatap kagum pada pantai yang terbentang di hadapannya.

Zidan yang melihat itu tersenyum lebar. Ia merasa senang saat istrinya sebahagia itu, meski hanya diajak ke pantai. Begitu Zidan mendekat, tangan pria itu segera ditarik oleh Fahira. Ia menggandengnya, mengajak berlari dan bermain air laut bersama.

Untungnya, Fahira membawa baju ganti untuk dirinya dan juga Zidan, agar setelah bermain air mereka bisa mengganti pakaian dengan yang baru.

"Abang, aku senang sekali. Makasih ya, Bang, sudah mau mengajakku berlibur," ucap Fahira bahagia sambil memeluk suaminya erat-erat.

Zidan tersenyum lembut melihat istrinya sebahagia itu. Ia mengusap kepala Fahira, lalu mengecup keningnya.

"Abang juga senang kalau kamu bahagia, sayang. Sekarang kita mau ke mana? Mau ke warung itu tidak? Kita minum air kelapa," ujar Zidan sambil menunjuk ke sebuah warung di ujung pantai yang menjual kelapa muda untuk bersantai dan mengobrol.

"Mau, Bang! Aira juga mau bakso-- di sana ada bakso juga, kan?" sahut Fahira antusias.

"Ada. Ya sudah, ayo kita ke sana," jawab Zidan.

Zidan lalu menggandeng tangan Fahira. Keduanya berjalan berdampingan menuju warung di tepi pantai. Mereka duduk, lalu memesan sesuai keinginan masing-masing. Setelah pesanan datang, keduanya makan sambil bercanda dan sesekali saling menyuapi dengan penuh kasih.

Di rumah Zidan, Ibu Zubaidah terus menelepon putranya, namun panggilannya tak juga diangkat. Zidan memang sengaja menonaktifkan suara ponselnya agar tidak diganggu siapa pun, termasuk keluarganya.

"Kemana sih dia? Ini semua gara-gara wanita dekil itu! Anakku jadi tidak peduli lagi denganku!" gerutu Ibu Zubaidah sambil memandangi ponselnya.

"Ada apa, Tante? Kak Zidan masih belum mau mengangkat teleponnya, ya?" tanya Najwa yang baru saja keluar dari kamar Eva.

"Ah, sabar ya, Sayang. Tante masih berusaha menghubunginya," sahut Ibu Zubaidah.

"Tidak usah, Tante. Mungkin dia juga sedang sibuk. Aku akan mengirim pesan pada Kak Zidan nanti dan berpamitan padanya. Ini sudah hampir jam dua siang, sebaiknya aku pamit saja. Karena jam tiga pesawatnya harus terbang," ujar Najwa sedikit terburu-buru.

"Apa sebaiknya tidak menunggu Zidan pulang? Biar dia yang mengantarmu ke bandara," kata Ibu Zubaidah, masih berharap Najwa tinggal lebih lama.

"Tidak usah, Tante. Mungkin dia sedang ingin bersama Kak Fahira. Nanti Najwa akan menelepon Kak Zidan kalau dia sudah membalas pesanku,” jawab Najwa sopan.

Ibu Zubaidah tak bisa lagi memaksa Najwa untuk tinggal beberapa hari lagi di rumahnya. Najwa harus segera pergi hari itu juga karena besok ada acara wisuda di Kairo.

"Baiklah, Tante akan mengantarmu ke bandara kalau begitu. Apa taksinya sudah siap?" tanya Ibu Zubaidah.

"Sudah, mobilnya sudah di depan. Aku suruh sopirnya menunggu," sahut Najwa.

"Oke, sebentar. Tante ganti baju dulu," ujar Ibu Zubaidah.

Ia kemudian melangkah menuju kamarnya untuk berganti pakaian, dan juga mengajak Eva ikut bersamanya mengantar Najwa ke bandara siang itu.

...----------------...

Hai, para pembaca setia! Semoga kalian suka dengan cerita ini, yaa.

Jangan lupa tinggalkan jejak di ceritaku agar aku bisa lebih semangat menulis lagi.

Selamat membaca semuanya!

See you---

**Bersambung**....

1
Momo
Menghela nafas terus aku baca nya.
Suyati
jlnnya kenapa k bar
Deyuni12
istri bang Zidan Solehah mbak vio,aku jamin kamu akan suka n bahkan mungkin mbak akan insecure nantinya,tapi jangan salah, istri bang Zidan amat sangat baik santun n lembut,sekian penjelasan dari saya 😄😄🙏
Deyuni12: puas banget itu ketawa 😊😊
total 2 replies
Deyuni12
hmm
Deyuni12
duh
ko jadi gini y,,hm
Deyuni12
hadeeeh
jalan yg salah wahai Zidan,emang harus y ketika kalut malah pergi k tempat yg gak semestinya d datangi,Iyu mah sama aja malah nyari masalah..
dasar laki laki
sasip
lah, kalau ada masalah ya jangan dibawa ke tempatnya setan ngumpul bro, tinggal nunggu waktu kamu bakal kesetanan aja itu bro.. pagimana ituh? 😉🤭😅
Deyuni12
jahat ikh mertuanya,mulutnya kaya cabe lebih dr sekilo yg udah d rajang,,bikin emosi
Miss Ra: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 7 replies
Deyuni12
hadeeeh
drama perjodohan lagi
Deyuni12
gooooo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!