NovelToon NovelToon
Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:138k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.

Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.

Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.

Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?

Temukan jawabannya hanya di sini

"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Restu

Mami Mia, yang sedang duduk di depan meja rias, sontak berdiri dengan mata terbelalak. Tangan kirinya membekap mulutnya yang menganga. Ia benar-benar terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Ada apa, Mi?" tanya Papi Baim dari atas ranjang.

"Bang Ren, Pi. Dia... dia bilang mau menikah lagi," jawab Mami Mia dengan rasa tak percaya.

"Benarkah? Wah... bagus dong!" seru Papi Baim antusias.

"Lalu, sama siapa Bang Ren akan menikah?" tanya Mami Mia penasaran.

"Dengan Niken, adiknya Ajeng, Mi, Pi," jawab Darren.

Papi Baim dan Mami Mia saling berpandangan, lalu... "Apaaa!" keduanya memekik bersamaan.

"Abang yakin mau menikahi adiknya? Bagaimana kalau dia sama saja seperti kakaknya, Sayang? Mami tidak mau Abang terluka lagi," ujar Mami Mia khawatir.

"Benar, Bang. Apa Abang sudah mempertimbangkan masak-masak keputusan yang Abang ambil ini?" Papi Baim mengingatkan.

"Ren sudah memikirkannya matang-matang, Pi. Karena... Ren menyukainya. Dia gadis yang baik. Memang tidak secantik Ajeng, tapi insya Allah akhlaknya baik," ungkap Darren mantap.

"Tapi, Nak... Mami cuma khawatir. Kamu tahu sendiri bagaimana Ajeng dulu," Mami Mia mencoba menyampaikan kekhawatirannya. Terdengar nada cemas dalam suaranya.

"Iya, Bang. Papi juga nggak mau Abang salah pilih lagi. Ini soal masa depanmu, Nak," timpal Papi Baim, suaranya terdengar serius.

Darren menghela napas panjang, "Ren tahu, Mi, Pi. Tapi Niken berbeda. Dia... lebih sederhana dan tulus. Ren yakin ia bisa menjadi istri yang baik," ucapnya berusaha meyakinkan.

Terdengar hening sejenak dari seberang telepon. Akhirnya, Mami Mia menghela napas dan tersenyum tipis, meski Darren tak bisa melihatnya.

"Baiklah, Sayang. Kalau itu yang terbaik menurut Abang, Mami dan Papi hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Abang," ucap Mami Mia dengan nada yang lebih lembut.

"Iya, Bang. Papi juga setuju. Asalkan Abang bahagia, Papi juga ikut bahagia," sahut Papi Baim, kali ini suaranya terdengar lebih cerah.

Darren tersenyum lega meski mereka tak bisa melihatnya. "Terima kasih, Mi, Pi. Ren janji, Ren nggak akan mengecewakan Mami dan Papi."

"Ya sudah, nanti kalau ada waktu, ajak Niken ke sini ya. Biar Mami dan Papi kenalan," pinta Mami Mia.

"Siap, Mi! Pasti Ren ajak," jawab Darren dengan semangat. "Ya sudah, Ren tutup dulu ya, sudah malam."

"Oke, Sayang. Jaga diri baik-baik ya," pesan Mami Mia.

"Sama-sama, Mi, Pi. Assalamualaikum," Darren mengakhiri panggilan telepon.

Darren merasa lega. Pada dasarnya, keluarganya memang tidak pernah mempermasalahkan dengan siapa anak-anaknya akan menikah dan membina rumah tangga. Asalkan keduanya saling tulus mencintai, tanpa memandang status atau materi, Papi Baim dan Mami Mia pasti akan merestui.

Darren tersenyum menatap langit-langit kamar, memikirkan langkah selanjutnya untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Niken.

*

Setelah panggilan telepon terputus, Mami Mia lantas menuju tempat tidur lalu menata bantal dan merebahkan dirinya, sementara Papi Baim duduk bersandar pada headboard sambil membaca laporan perusahaannya.

"Niken... Niken..." Mami Mia mengetuk dagunya dengan jari telunjuk. "Yang mana anaknya ya, Pi? Mami lupa wajahnya," ucap Mami Mia.

"Papi kurang memperhatikan, Mi. Waktu itu kan, fokusnya ke Ajeng terus," kata Papi Baim.

"Aah... mami ingat, anaknya sangat manis dan mungil," ujar Mami Mia.

"Maksudnya?" Papi Baim menoleh ke arah istrinya.

"Iya, badannya mungil, Pi. Mungkin dia masih sekolah. Eh, tapi, masa Bang Ren mau nikah sama anak yang masih sekolah, sih?"

"Mungkin baru lulus sekolah, Mi. Nggak mungkin kalau masih sekolah Bang Ren mau menikahinya," kata Papi Baim.

"Iya juga sih, Pi. Tapi kalau Bang Ren yakin, ya sudah. Kita doakan saja yang terbaik," kata Mami Mia.

"Betul, Mi. Yang penting putra kita bahagia. Kita nggak mau kejadian dulu terulang lagi," sahut Papi Baim.

"Mami cuma khawatir, Pi. Trauma sama Ajeng masih ada," ucap Mami Mia sambil duduk.

"Papi juga. Tapi kita harus percaya sama Bang Ren. Dia sudah dewasa dan bisa memilih yang terbaik untuk dirinya," kata Papi Baim menenangkan.

"Semoga saja Niken benar-benar berbeda dari kakaknya. Mami pengin Bang Ren dapat istri yang sayang sama dia, yang tulus, bukan cuma karena harta," harap Mami Mia.

"Aamiin. Kita doakan saja semoga Niken bisa jadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk anak-anak Darren nanti," ucap Papi Baim.

"Iya, Pi. Mami jadi nggak sabar pengin ketemu Niken. Pengen lihat sendiri bagaimana dia," kata Mami Mia dengan nada penasaran.

"Nanti kalau Darren mengajaknya ke sini, kita harus menyambutnya dengan baik ya, Mi. Jangan sampai Niken merasa nggak nyaman berada di sini" pesan Papi Baim.

"Pasti, Pi. Kita harus tunjukkan kalau kita sayang sama Bang Ren dan mendukung keputusannya," jawab Mami Mia mantap.

Mami Mia menyandarkan kepalanya di bahu Papi Baim. Keduanya terdiam sejenak, membayangkan masa depan Darren dengan Niken.

*

Keesokan harinya, ketika suara ayam berkokok bersahutan, dan suara alarm di ponselnya berbunyi memekakkan telinga, Niken langsung bangun dari tidurnya meski matanya masih mengantuk. Ia merentangkan tangannya lebar-lebar, merasakan sedikit kaku di otot-ototnya setelah semalaman beristirahat.

Dengan gerakan lambat, Niken bangkit dari tempat tidur, lalu keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai menunaikan kewajibannya, ia segera keluar dari kamarnya, lalu menuju dapur berniat membantu ibunya memasak, untuk menyiapkan sarapan.

"Mau masak apa, Bu?" tanya Niken setelah berada di dapur dan mendapati ibunya sedang memetik sayuran.

"Bagaimana kalau kita bikin pecel, bakwan sama tempe goreng? Sepertinya enak ya, Nik?" tanya Bu Hasna sambil tersenyum, wajahnya tampak berbinar.

Niken tersenyum sambil menatap ibunya, hatinya terasa hangat melihat ibunya tampak bahagia. "Wah, cocok banget, Bu. Sini, Niken bantu biar cepat," jawab Niken, lantas membantu ibunya menyiapkan sarapan.

Bu Hasna mengangguk, dan bersama-sama mereka mulai menyiapkan bahan-bahan untuk sarapan. Suasana di dapur terasa hangat dan nyaman, diiringi dengan obrolan dan canda tawa bersama. Niken merasa bersyukur sang ibu bisa kembali ceria.

Bu Hasna menatap Niken sambil tersenyum dan berkata, "Jangan lupa nanti antar sarapan buat Nak Darren, ya. Biar dia tahu kalau kita peduli sama dia."

"Iya, Bu," jawab Niken sambil tersenyum malu-malu, wajahnya tampak merona mendengar nama Darren disebut.

Bu Hasna memperhatikan reaksi Niken, lalu menggoda. "Hmm, kayaknya ada yang senang nih."

Niken semakin salah tingkah, ia tidak membantah, tetapi wajahnya sudah cukup menjelaskan perasaannya.

.

.

.

Terima kasih atas pengertiannya untuk tidak menumpuk bab dan tidak lompat bab dalam membaca. Mari saling menghargai 🫶🫰

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
wuihhh, jam segini dah up 😍😍😍
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: Yo wes Kono. aku yo arep gawe tas disek
total 7 replies
Hendra Yana
indah nya jatuh cinta
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Sunaryati
Segera tumbuh Darren yunior
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: aamiin
total 1 replies
TikaTiku
Cerita yang menarik
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tengkyu bintang 5 nya🫶🫰
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
zahrahaifa
ati2 niken ntar si cobra jawa dateng nyemburin bisa... waspada lah.... waspada lah
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: komenmu bikin ngakak😜
total 1 replies
Kure Kure
lanjut bagus alur ceritanya
Nar Sih
ahir nya balik lgi ya niken dareen
LING: bentar lagi juga ada ulat bulu yg kepanasan
total 2 replies
Dew666
🍒🥰🔥
Anggun Rahadila Ningsih
👍👍👍👍
Anggun Rahadila Ningsih
woww🤣🤣🤣
Nur Hafidah
Dasar ajeng tak punya malu,sudah menikah masih jadi beban keluarga
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: 😪😪😪😪😪
total 1 replies
Sunaryati
Astaga ingin nyaingin Niken tapi uangnya minta pinjam Niken, makin nggak waras dan ngawur Ajeng masa pinjam maksa 🤣🤣🤣🤭
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: klo waras bukan ajeng namanya😜
total 1 replies
Esther Lestari
nah jawabanmu tepat Niken...blm tentu juga Darren membuka rahasianya kalau jadi nikah sama Ajeng.
Ajeng nya aja yang ke geer an.
Lagian pinjam uang koq maksa, mana marah2 lagi
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: banyak sih yg kayak gitu, klo ditagih juga dia lebih galak😜
total 1 replies
Sunaryati
Niken kamu itu bisa saja membuat kakakmu kebakaran jenggot
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tp ajeng gak punya jenggot😜
total 1 replies
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 gass lagi
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tengkyu
total 1 replies
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹 satu bab
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tengkyu
total 1 replies
Nar Sih
👍👍niken harus tegas sama mbk mu yg rada gendeng status pgn di puja ,tpi dgn sgla cra wah ..bnr,,si ajeng ngk punya malu🤣🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: emang dia masih punya malu😜
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Patrick Khan
bilang nya ajeng pinjem..tp gk ngara balek uang e..hahahaha..di ambil dr kisah pengalaman😂😂
Patrick Khan: karna janji untuk di ingkari😅😅😅
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!