NovelToon NovelToon
Sistem Suami Sempurna

Sistem Suami Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: farinovelgo

Raka, 28 tahun, pria biasa dengan pekerjaan seadanya dan istri yang mulai kehilangan kesabaran karena suaminya dianggap “nggak berguna”.
Hidupnya berubah total saat sebuah notifikasi aneh muncu di kepalanya:
[Selamat datang di Sistem Suami Sempurna.]
Tugas pertama: Buat istrimu tersenyum hari ini. Hadiah: +10 Poin Kehangatan.
Awalnya Raka pikir itu cuma halu. Tapi setelah menjalankan misi kecil itu, poinnya benar-benar muncul — dan tubuhnya terasa lebih bertenaga, pikirannya lebih fokus, dan nasibnya mulai berubah.
Setiap misi yang diberikan sistem — dari masak sarapan sampai bantu istri hadapi masalah kantor — membawa Raka naik level dan membuka fitur baru: kemampuan memasak luar biasa, keahlian komunikasi tingkat dewa, hingga intuisi bisnis yang nggak masuk akal.
Tapi semakin tinggi levelnya, semakin aneh misi yang muncul.
Dari misi rumah tangga biasa… berubah jadi penyelamatan keluarga dari krisis besar.
Apakah sistem ini benar-benar ingin menjadikannya suami sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farinovelgo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Matahari belum terlalu tinggi ketika aku dan Dinda berangkat pagi itu.

Langit cerah, awan putih bergulung lembut, dan udara terasa sejuk jarang-jarang Jakarta seramah ini di akhir pekan.

Dinda duduk di belakang motorku, tangannya melingkar santai di pinggangku.

Aku bisa ngerasain napasnya di bahuku, hangat dan tenang.

Rasanya kayak… kami balik lagi ke masa-masa awal pacaran dulu, waktu dunia masih sederhana, waktu satu-satunya masalah cuma “makan di mana hari ini?”

“Eh, kamu yakin nih taman kota udah buka?” tanya Dinda di tengah suara angin.

“Yakin, dong. Aku udah cek di internet, buka dari jam tujuh.”

“Wah, kamu rajin banget risetnya.”

Aku ketawa kecil. “Suami sistem, harus siap sebelum misi dimulai.”

Dia nyubit perutku pelan. “Sistem apaan, sih, dari kemarin ngomongin itu mulu.”

Aku langsung gugup, “Eh, enggak, maksudnya sistem tubuh, sistem hidup gitu, loh.”

Dia tertawa keras. “Kamu tuh aneh banget sekarang.”

Aku cuma bisa ikut ketawa, walau di dalam hati sedikit canggung.

Untung dia nggak curiga terlalu jauh.

Begitu sampai di taman, suasananya ramai tapi masih enak buat jalan santai.

Ada keluarga kecil piknik di bawah pohon, pasangan muda foto-foto di jembatan, dan anak-anak main sepeda.

Kami duduk di rumput, buka tikar kecil yang udah aku bawa dari rumah.

Dinda buka bekal sandwich yang dia buat semalam.

“Kalau kamu yang masak, aku yang bawa bekal, adil, kan?” katanya sambil nyodorin makanan.

“Adil banget,” jawabku, “selama kamu nggak nuntut aku cuci piring dua kali.”

Dia melotot manja. “Tergantung, sih, kamu bikin aku senang atau nggak hari ini.”

Aku ngakak. “Wah, sistem ancaman halus nih.”

Dia cuma nyengir.

Dan di antara canda-canda kecil itu, aku sadar sesuatu kebahagiaan ternyata sederhana banget.

Nggak butuh restoran mahal, nggak butuh uang banyak.

Kadang cuma butuh satu tikar, dua hati yang mau duduk bareng tanpa saling menyalahkan.

Sekitar jam sepuluh, kami jalan keliling taman.

Dinda foto-foto bunga, sementara aku duduk di bangku panjang sambil ngelihat dia dari jauh.

Aku sempat buka HP sekilas, cuma pengin ngecek notifikasi sistem.

[Misi Harian: Jaga suasana hati pasangan tetap bahagia sepanjang hari.]

[Status: 63% Berhasil.]

[Bonus tersembunyi akan terbuka jika pasangan menunjukkan rasa cinta secara spontan.]

Aku baca pelan dan menghela napas.

Oke, gampang-gampang susah.

Tapi sejauh ini, Dinda kelihatan bahagia.

Waktu aku masih mikirin itu, tiba-tiba layar HP berkedip.

Muncul notifikasi baru, tapi bukan dari sistemku melainkan sinyal dari sistem lain.

[Sinkronisasi sementara terdeteksi: Pengguna sistem serupa berada dalam radius 90 meter.]

Aku langsung menoleh ke sekitar.

Pandangan mataku berhenti di satu titik: di ujung taman, aku lihat sosok Rian.

Dia duduk di bangku batu, sendirian, sambil main HP persis seperti aku.

Wajahnya datar, tapi auranya… beda.

Dingin, tapi tenang.

Dinda nggak sadar aku memperhatikannya, dia masih asik foto bunga.

Aku memutuskan pura-pura santai dan matiin HP.

Tapi di kepala, tanda tanya besar mulai tumbuh lagi.

Kenapa dia selalu muncul di tempat yang sama denganku?

Kami lanjut jalan sampai ke area danau buatan di tengah taman.

Dinda minta naik perahu bebek, dan aku tentu aja setuju.

Begitu duduk di perahu itu, dia tertawa ngakak melihat aku ngos-ngosan nginjak pedal.

“Hahaha! Astaga, Raka, kamu udah kayak bapak-bapak yang baru olahraga!”

“Aduh, ini bebeknya berat banget, Din. Kamu makan berapa piring nasi semalem?”

Dia nyubit lenganku sambil masih ketawa. “Kurang ajar!”

Aku ikutan ketawa sampai pegal.

Di tengah tawa itu, perasaan hangat muncul di dada rasa yang udah lama nggak aku rasain.

Mungkin sistem bener, mungkin memang “kebahagiaan kecil” yang harus kuperjuangkan lagi.

[Kehangatan mencapai 91/100.]

[Emosi pasangan: Gembira (85%).]

HP-ku bergetar pelan di saku, tapi aku abaikan.

Kali ini, aku cuma pengin menikmati momen tanpa gangguan.

Setelah turun dari perahu, kami duduk di kursi taman.

Dinda bersandar di bahuku, matanya menatap langit.

“Aku kangen masa-masa kayak gini, Rak,” katanya pelan.

“Masa kayak gimana?”

“Masa di mana kita nggak ribut soal kerjaan, uang, atau waktu. Cuma kita berdua, kayak dulu.”

Aku diam sejenak, lalu jawab, “Kalau kamu mau, aku bakal bikin hari kayak gini terus.”

Dia menatapku, tersenyum kecil. “Serius bisa?”

“Bisa. Asal kamu juga mau berusaha bareng aku.”

“Selalu,” jawabnya lembut.

Aku hampir lupa kalau dunia di luar taman ini ada.

Sampai tiba-tiba aku merasa pusing sebentar, kayak ada arus listrik halus di kepala.

Pandangan buram sepersekian detik — dan di layar HP (yang nggak sengaja kuaktifkan), muncul tulisan baru.

[Sinkronisasi Sistem Aktif.]

[Data emosi pengguna lain terdeteksi: Ketegangan, Kesedihan, Kemarahan.]

Aku refleks menoleh ke arah Rian lagi — dan benar, dia masih di sana.

Tapi kali ini dia berdiri, menatap layar HP-nya dengan ekspresi kosong.

Entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang “terpindah” sesaat di pikiranku.

Sebuah gambaran singkat muncul:

seseorang berteriak, lalu suara logam jatuh.

Hanya sekejap, tapi cukup bikin aku keringat dingin.

Aku cepat-cepat tutup HP.

Mungkin cuma ilusi.

Atau mungkin efek dari fitur “sinkronisasi” yang kemarin kutunda tapi aktif sendiri.

Dinda menepuk pahaku pelan. “Kamu kenapa? Tiba-tiba pucat.”

Aku cepat tersenyum. “Nggak, cuma pusing dikit.”

“Makanya, jangan kebanyakan kopi.”

“Hehe, iya.”

Kami akhirnya memutuskan pulang lebih awal.

Di perjalanan pulang, Dinda nyender di bahuku lagi, kelihatan bahagia.

Dan aku berusaha menyamakan ritme napasnya — tenang, damai.

Tapi di dalam kepala, bayangan tadi masih berputar.

Suara itu… entah kenapa terasa nyata.

Sesampainya di rumah, aku langsung mandi dan duduk di ruang tamu.

HP-ku bergetar lagi.

[Sinkronisasi sementara berakhir.]

[Data emosi pengguna lain tersimpan di arsip sistem.]

[Peringatan: Fluktuasi emosional ekstrem terdeteksi dari pengguna sinkronisasi.]

Aku menghela napas panjang.

“Fluktuasi ekstrem” — entah itu apa, tapi aku nggak suka bunyinya.

Aku sempat pengin buka “arsip sistem” itu, tapi sebelum aku tekan tombolnya, Dinda datang bawa jus jeruk.

“Minum dulu, biar seger,” katanya.

Aku tersenyum kecil, nerima gelas itu. “Makasih, Din.”

“Besok kita ke mana lagi, ya?”

“Hmm, terserah kamu. Tapi kayaknya aku pengin santai di rumah dulu.”

Dia mengangguk, lalu duduk di sampingku, nyender pelan.

[Emosi pasangan: Tenang, Bahagia.]

Dan di situ aku sadar…

kadang misteri bisa menunggu, tapi kebahagiaan nggak selalu datang dua kali.

Jadi malam itu, aku matikan ponsel dan biarkan sistem diam untuk sementara.

Aku cuma mau jadi suami biasa — setidaknya sampai hari berganti lagi.

1
Aisyah Suyuti
bagus
💟《Pink Blood》💟
Wuih, plot twistnya nggak ada yang bisa tebak deh. Top deh, 👍!
Uryū Ishida
Wah, seru banget nih, thor jangan bikin penasaran dong!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!