Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #07
"Tidak Maya, aku akan pergi sendiri nanti, setelah urusan ku di sini selesai, oh ya, jangan katakan ini kepada siapapun termasuk Zelan," ucap Valeria lagi.
"Apa itu artinya kau dan kak Zelan akan berpisah? Kau akan meninggalkan kami semua?" Maya mulai berbicara dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan aku Maya, tapi aku sudah sampai di titik lelah ku yang sebenarnya, dari awal Zelan membenciku dan sampai sekarang tidak ada perubahan, aku tau aku lah yang salah, tiga tahun sudah cukup, aku mengikhlaskan jantung kak Leon untuk nya, dan setelah aku pergi dia akan bersama dengan Karina, dengan begitu hutang ku terbayar lunas," jelas Valeria lagi.
"Tidak, kau sama sekali tidak berhutang, kakak ku lah yang berhutang padamu Valeria, lalu apa kalian akan segera bercerai?" tanya Maya lagi.
"Hmm, kau benar, tiga hari kemudian aku akan pergi, tetapi jangan khawatir, aku tidak akan pernah melupakan mu, persahabatan kita akan tetap berlanjut meskipun dari jarak yang cukup jauh," ucap Valeria lagi.
Maya tak bisa menahan air mata nya, dia menangis dan kemudian memeluk Valeria dengan erat.
"Aku tau kau sudah menderita selama ini, aku sangat sedih namun aku juga ingin kau hidup bahagia dan melepaskan semua keterpurukan ini," ucap Maya di sela-sela isak tangisannya.
"Jangan katakan ini pada siapapun, aku hanya ingin tenang, mungkin kepergian ku adalah hal yang paling di tunggu-tunggu Zelan selama ini, aku akan memulai kehidupan baru ku setelah ini," ucap Valeria, dia tidak menangis hanya ada senyum tipis indah yang terlukis di kedua sudut bibir nya.
"Ya, aku setuju jika kau sudah sadar dan ingin memulai kehidupan baru mu, aku tidak akan mengatakan ini pada siapapun," janji Maya pada Valeria.
Beberapa jam setelah nya.
Seharian penuh keduanya menghabiskan waktu, apalagi setelah tau Valeria akan pergi meninggalkan nya, Maya sangat berharap kalau hari ini tidak begitu cepat berlalu, namun tetap saja jam tidak dapat dia kendalikan di bawah telapak tangan nya.
"Kau yakin kak Zelan akan membawa mu bersama nya malam ini ke rumah mama? Apa tidak sebaiknya aku jemput saja?" tanya Maya setelah mengantarkan Valeria kembali ke apartemen.
"Aku yakin, ini ulang tahun mama mu, dia tidak mungkin melupakan hal ini kan?" kata Valeria sambil tersenyum tipis.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu, aku menunggu kedatangan mu nanti malam," ucap Maya. Setelah itu dia menyalakan mesin mobilnya dan melambaikan tangan lalu meninggalkan tempat tersebut.
Valeria membalas lambaian tangan Maya dan berbalik lalu masuk ke dalam apartemen.
"Ku harap dia tidak lupa," batin Valeria masih menaruh sedikit harapan untuk Zelan malam ini.
Malam harinya,
Benar saja, Zelan kembali dan meminta Valeria menyiapkan pakaian yang bagus untuk pesta ulang tahun mama nya nanti malam.
Setelah semuanya siap, mereka berjalan keluar dari apartemen, namun hal yang membuat Valeria terkejut adalah, di depan pintu, Karina sudah menunggu dengan gaun indah dan wajah yang di poles begitu tebal oleh makeup.
"Zelan, ayo pergi bersama, aku sudah menyiapkan kado untuk tante," ucap nya tampa mempedulikan Valeria yang saat itu berdiri di belakang Zelan.
"Kau sangat cantik, maaf sudah membuat mu menunggu lama," kata Zelan tersenyum dan menggandeng tangan Karina.
"Tunggu!" Valeria kini kembali tidak tahan untuk berbicara.
Keduanya mengentikan langkah mereka dan berbalik menatap Valeria dengan tatapan datar.
"Maaf, aku pikir kau tidak ikut dengan pakaian seperti itu," kata Karina menyindir penampilan sederhana Valeria.
Valeria melangkah beberapa langkah sampai ia dekat dengan Zelan dan Karina.
"Zelan, ini adalah malam ulang tahun mama, kau yakin ingin membawa wanita ini ikut serta? Kau tidak takut mama akan marah dan pesta ulang tahun nya jadi berantakan?" ujar Valeria dengan suara tegas.
"Lalu kenapa? Mama juga tau siapa wanita yang seharusnya aku nikahi, kau saja yang meracuni pikiran keluarga ku sehingga mereka jadi tunduk di bawah perintah mu," jawab Zelan dengan santai.
"Tapi mama tidak menyukai nya, aku mohon malam ini saja, jangan cari masalah di rumah mama," kata Valeria memohon demi mama mertuanya.
"Zelan, sepertinya Valeria benar, aku bukan siapa-siapa, tidak seharusnya aku ikut bersama kalian," jawab Karina dengan raut wajah sedih.
"Cukup Valeria! Kau itu seorang perebut, seharusnya bersikap lah seperti seorang yang tau diri dan posisi, ingat kesepakatan kita sebelumnya, jangan sampai aku melakukan sesuatu yang membuat mu menyesal," kecam Zelan.
Ia segera menarik tangan Karina, pergi dari hadapan Valeria, mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Valeria sendirian.
Kesedihan melanda hati Valeria, Zelan selalu mencaci maki nya, demi Karina, padahal dia hanya ingin acara ulang tahun sang mama berjalan dengan lancar.
"Sudahlah Valeria, menangis sama sekali tidak ada gunanya," ujar nya pada dirinya sendiri.
Ia pun memesan taxi online dan berangkat sendiri dengan taxi tersebut, sementara suaminya malah pergi bersama dengan pelakor.
Sementara itu di kediaman sang mama,
"Aduh, acara nya sudah mau di mulai, mana Valeria, kenapa dia belum sampai?" ucap Maya yang saat ini menunggu di gerbang rumah mereka.
Tak lama setelah dia berucap, mobil Zelan pun tiba.
"Sepertinya itu mereka," Maya segera menghampiri mobil tersebut.
Namun yang keluar bukan kah Valeria, melainkan Karina, wanita yang sangat menyebalkan bagi Maya.
"Kau! Apa yang kau lakukan di sini?" ucap Maya.
"Maya, jaga bicaramu," balas Zelan yang saat itu berdiri di samping Karina sambil memegang tangan nya.
"Kalian, kak! Kau meninggalkan Valeria dan malah membawa selingkuhan mu ini datang ke rumah Mama?!" bentak Maya.
"Maya! Jaga ya ucapan mu! Dia bukan selingkuhan, sudah, aku tidak mau berdebat, ayo Karina," lagi-lagi Zelan menentang adiknya dan membawa Karina masuk ke dalam.
Sementara itu Maya benar-benar tidak habis pikir, ia sangat ingin sekali menjambak Karina dan menendangnya keluar, namun ia juga tidak bisa melakukan hal tersebut karena ini adalah hari baik mama nya.
Tak lama kemudian, taxi online yang di tumpangi Valeria pun tiba di tempat tersebut.
"Valeria," Maya segera menghampiri sahabat nya.
"Maaf, kau pasti sudah menunggu begitu lama," ucap Valeria.
"Valeria, kenapa kau diam saja melihat mereka? Kenapa sekarang kau seperti ini, seharusnya kau sebagai istri sah melabrak wanita jalang itu," ucap Maya tak bisa mengendalikan emosi nya.
"Kau lupa apa yang aku katakan tadi siang padamu? Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar lagi, waktu ku hanya tersisa dua hari lagi, aku hanya ingin menjalani ini dengan baik," ucap Valeria terlihat sangat tenang.
Sementara itu, Zelan mulai menyadari kalau sikap Valeria yang sekarang agak sedikit berbeda, dia tidak tantrum seperti biasanya ketika melihat Karina berada di samping nya.
****