NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 29

Disaat keluarga berkumpul di ruang tamu. Selena mengurungkan diri di kamarnya—membalikkan halaman buku harian ibunya.

Ia mendesah berat. Tidak ada lagi catatan dibuku ini, hanya tertulis penderitaan ibunya dan juga kenangan saat masa kecilnya.

Selena menutup buku itu. Menaruhnya di laci yang paling aman—tubuhnya kembali rileks saat terbaring diranjang meski otaknya masih bekerja keras mengumpulkan sesuatu.

Pintu diketuk pelan, seseorang masuk. Davin memasuki kamar Selena dengan raut lembut dan senyuman tipis.

Ia berjalan perlahan menuju ranjang Selena. Duduk disana, tatapan menyelusuri wajah Selena—mengamati profil wanita itu dengan seksama.

"Kau sedang memikirkan apa?" ia mendekat, bertanya dengan penasaran. Meski wajah Selena tampak seperti buku yang tertutup sampul rapat.

Selena melirik Davin, tatapannya dalam namun melembut. "Aku tidak memikirkan apapun."

"Sungguh?" tanyanya kembali memastikan. Tangannya dengan ringan bersandar di atas perut Selena.

Tangannya perlahan menarik tubuh Selena mendekat. Jarinya menyelusuri pola-pola lembut di pinggang Selena. Wajahnya semakin mendekati hingga bibirnya hampir menyentuh telinga Selena.

"Kau sangat pendiam akhir-akhir ini." Tangan Davin menyelipkan rambut Selena dari dahinya.

Selena menghela nafas, tatapannya menatap ke arah lain. "Hanya banyak pikiran.. persiapan masuk kuliah."

Davin terkekeh geli, Selena selalu mengkhawatirkan sesuatu yang bermanfaat. Seperti mempersiapkan diri untuk kuliah

Hening, hanya suara nafas mereka berdua yang lembut mengisi kekosongan. Tiba-tiba Davin memiliki keinginan, matanya tertarik pada bibir Selena.

Wajahnya semakin mendekat, hidungnya bersentuhan dengan hidung Selena. Tangannya perlahan naik memegang pipi Selena untuk tetap diam ditempat.

Selena kembali melihat wajah Davin. Merasakan sensasi menyesakkan saat Davin mendekatinya, namun matanya melirik—Karina yang bersembunyi—mengintip, Selena bisa menilai Karina menahan rasa cemburu dan amarah dibalik pintu itu

"Cium aku." pinta Selena tiba-tiba, membuat Davin terkejut. Meski tak menolak. Malah ia menyeringai setuju.

Davin mengangguk samar, mendekatkan dirinya—bibirnya menempel lembut pada bibir Selena. Awalnya ragu—namun perlahan Davin mulai melumat lembut bibir Selena, lembut dan hati-hati tak ingin merusak momen ini.

Tubuh Davin perlahan terangkat, bukan karena menjauh namun semakin dekat. Ia mengurung tubuh Selena dibawahnya, mendekapnya erat saat ciuman mereka semakin dalam.

Bibir Selena tampak ragu membalas ciuman Davin. Ia berusaha, meski tak ingin. Ini hanyalah sandiwara—matanya tajam melirik pintu.

Karina tampak membeku, wajahnya sepenuhnya merah. Marah sekaligus terluka.

'Bagus, biarkan dia terluka.' batin Selena, sudut bibirnya menyeringai.

matanya beralih menatap Davin—matanya terpejam menikmati ciuman mereka. Namun yang dirasakan Selena hanyalah kehampaan

Karina sudah pergi dari pintu. Air matanya berlinang membasahi pipinya tanpa berusaha menghapusnya. Hatinya terasa sangat sakit melihat pria yang dicintainya mencium Selena.

Seharusnya mereka berpacaran kan? Tapi apa? Davin tampak mendiamkannya dan menjauhkannya. Karena rekaman konyol itu, semua rencana mereka batal.

Semuanya karena Selena.

Selena memejamkan matanya—Namun otaknya kembali pada Arsa.. Bagaimana bukan bibir Davin yang menciumnya sekarang ini entah kenapa Selena seperti merasakan Arsa yang menciumnya sekarang.

Matanya terbuka, Davin masih menciumnya. Ciumannya berpindah ke lehernya. Lembut dan penuh cinta—membuat Selena merasa sesak.

Saat mata Selena tertutup kembali. Ia dapatkan merasakan Arsa kembali menyentuhnya, menciumnya dan menempatkannya di tempatnya.

Pipinya merah tanpa sadar, mendesah pelan saat Davin menggigit lehernya. Cengkeramannya mengerat dibahu Davin. Ia tak bisa lagi menahannya—Arsa menguasai setiap sentuhan intim.

Seolah tubuhnya mengingat siapa pemiliknya sebenarnya.

"Tunggu." Suara Selena tajam dan terengah-engah. Ia mendorong dada Davin—berhasil membuat pria itu sedikit menjauh.

Raut wajah Davin bingung—alis nya mengerut samar lalu memegang tangan Selena lembut. Mencium di bibirnya.

Tangannya yang lain memegang pipi Selena. Membujuknya menatap dirinya, wanita itu terlihat gelisah—wajah merah dan kebingungan terlihat dimata Selena.

"Kita sudah bertunangan.. Bukankah bebas melakukan hubungan intim?" kepala Davin miring, menunggu respon Selena..

Selena menelan ludah, hubungan intim? Itu tidak akan terjadi. "Aku sedang menstruasi." sahut Selena tegas namun tidak langsung menolak. Jika ia menolak, Davin akan langsung berasumsi hal lain.

Davin terkekeh, mengangguk mengerti. "Ya, masalah wanita memang merepotkan ya." Ia mendesah kecewa meski tetap tersenyum.

Selena tersenyum karena lega Davin mengerti. Seharusnya memang mengerti, karena ia tak mau berhubungan intim dengan Davin setelah semua pengkhianatan di masa lalu dan sekarang. Meski Davin sendiri tidak sadar.

Davin berdiri sembari merapihkan hoodie nya yang kusut, sebelum mencium lembut dahi Selena—penuh kasih sayang. Mungkin suatu hari nanti, ia memaklumi emosi Selena sedang tidak baik. Ia bisa melihat dari raut wajah Selena sendiri.

"Aku diluar bersama ayahmu dan ayahku. Kita akan mengadakan memanggang BBQ, keluarlah untuk menikmatinya bersama-sama." pesan Davin sebelum ia pergi dari kamar Selena.

Selena hanya mengangguk menjawabnya. Bahunya rileks saat pintu kamarnya kembali tertutup, ia pergi kekamar mandi dikamarnya. jantungnya berdebar kencang.

"Ini hal konyol.. Mengapa aku memikirkan Arsa?" gumam Selena sebelum mencuci muka dengan menggunakan sabun.

Selena menyisir rambut peraknya, raut wajahnya menunjukkan kekesalan dan frustasi. Tak pernah dirinya merasakan perasaan menyesakkan seperti ini.

"Aku tidak mungkin memikirkannya." gumam Selena memastikan dirinya. Kedua tangannya tertumpu pada wastafel—menatap wajahnya melalui cermin, membelalak seolah mencari tahu apa yang dirasakan perasaannya.

Tubuh Selena kembali tegap. Sebelum berjalan pergi dari kamar mandi, pergi keluar dari kamarnya menuju halaman belakang rumah. Semua orang sedang menikmati acara memanggang berbagai daging dan sosis disana.

Davin tersenyum, tangannya melambai. Meminta Selena duduk disampingnya—ia sudah menyiapkan potongan sapi wagyu yang dimasak medium dan sosis sapi—hidangan sudah di lumuri saus mushroom.

"Malam ini dingin, pakaian ini." Davin menyampirkan jaket nya dibahu Selena. Mengusap punggung Selena saat ia mulai makan.

Selena hanya tersenyum, mengangguk sebagai tanda terimakasih sebelum makan.

"Kalian sangat romantis." Lina bersiul dengan menggoda dan jahil, menikmati putranya begitu mahir memanjakan wanita.

Terutama wanita itu adalah Selena Wiranata.

Karina hanya mencibir pelan. Matanya masih merah, bekas air mata yang ia tumpahkan diam-diam dikamar mandi. ia benar-benar tidak menyukai bagaimana Selena mendapatkan semua perhatian dari Davin.

Kalingga tersenyum, memberi potongan daging untuk istrinya. Namun Lina hanya mengambil alih dengan cepat, menghindari gestur romantis Kalingga..

semua tampak normal. Meski wajah Wirya tampak sedikit cemberut karena kejadian tadi siang—ia dipermalukan oleh Adrian. Namun rasa kesalnya ditutupi dengan perhatian Evelyn.

Wanita itu selalu tahu bagaimana menenangkan hati Wirya. Meski tak sepenuhnya, tidak seperti Ana—mendiang istrinya.

'Kenapa aku memikirkannya?' Wirya tertegun, seolah hatinya mengkhianatinya. Ia bahagia dengan Evelyn dan pernikahan mereka sekarang.

Namun entah mengapa nama dan wajah Ana sering muncul disaat keadaan hatinya terluka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!