NovelToon NovelToon
Baktiku

Baktiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Mengubah Takdir
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Imam Setianto

seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7

Setelah semuanya duduk tika pun menceritakan semau kejadian dari pertama ia di usir oleh mertuanya dan bertemu sena di kota W kemudian di antar pulang sampai kerumah kedua orang tuanya.

"Terimakasih mas sena sudah mau membantu dan menolong anak dan cucu saya, maaf tadi bapak sempat salah sangka, perkenalkan nama saya sumarto bapaknya tika!" Ucap pak sumarto merasa tidak enak pada sena.

"Tidak apa apa pak, sudah sewajarnya bapak bersikap begitu, berhubung tika sama intan sudah sampai di sini saya sekalian pamit mau meneruskan perjalanan ke desa banjarsari!" Jawab sena sekalian berpamitan.

"Apa ngga istirahat dulu mas?" Tanya pak sumarto.

"Terimakasih pak, istirahat dirumah saja nanti, permisi, assalamualaikum!" Ucap sena lalu menyalami semuanya.

Sena melanjutkan perjalanannya menuju desa banjarsari dimana kedua orang tua dan saudara saudara kandungnya tinggal selama ini.

Tidak ada ingatan dan kenangan apa pun yang bisa ia kenang tentang desa itu, sebab ia meninggalkan desa saat usianya masih tiga tahun.

Sementara itu di rumah sederhana pak hidayat semua anggota keluarga sedang berkumpul menikmati suasana sore di teras rumah mereka.

"Kamu ga ke lapangan bi, biasanya pulang sekolah langsung siap siap ke lapangan?" Tanya pak hidayat pada abimanyu anaknya yang kini sudah kelas 1 SMA.

"Lagi males pak, rasanya lagi pengin di rumah saja," jawab abi.

"Kenapa memangnya, kamu ada masalah sama teman di tim sepak bola desa kita?" Tanya pak hidayat lagi.

"Engga ada masalah pak, cuma kemarin sepatuku jebol harus di jahit, jadi ga bisa main bola lagi," jawab abi bernada putus asa, salah satu impian dan hobinya harus kalah dengan keadaan.

"Ya sudah, besok mudah mudahan bapak dapat rejeki lebih, jadi bisa buat jahit sepatu bolamu," ucap pak hidayat dengan wajah yang lelah, tiap hari kerja menjadi tukang bangunan namun hasilnya hanya cukup untuk makan sekeluarga.

"Iya pak, kalau ga ada juga gapapa, sebenarnya abi juga pengin bantuin bapak nyari uang, biar kita ga kekurangan pak," kata abimanyu

"Kamu fokus sekolah saja bi, insyaAllah bapak masih kuat biayai kamu sama adik adikmu!" Ucap pak hidayat.

"Iya pak!" Jawab abi.

Obrolan keluarga itu berlanjut dengan saling tukar cerita anak anak pak hidayat, sedangkan si bungsu galih asik main kelereng di halaman depan teras rumah, tiba tiba ada vespa berhenti di jalan depan rumah mereka.

Sena menyetandar vespanya, ia membuka jaket dan helmnya kemudian melangkah menuju teras rumah pak hidayat dengan perasaat tak bisa ditebak, sedangkan pak hidayat dan anggota keluarganya bertanya tanya dalam hati masing masing, siapa gerangan sore hari yang datang bertamu ke rumah mereka?

"Assalamualaikum!" Ucap sena setelah sampai di depan teras dengan wajah masih ditutup masker.

"Waalaikumsalam, monggoh mas, mas nya dari mana, mau nyari siapa?" Ucap pak hidayat menjawab salam dan menanyakan keperluan tamu sore harinya, Sedangkan abi dan kedua adiknya hanya menyimak, sedangkan bu siti sedang di dalam rumah.

"Maaf pak, saya mau mencari pak hidayat sama bu siti, apa benar ini rumahnya!?" Kata sena pura pura menanyakan alamat, padahal ia sudah tahu orang yang ada di hadapannya adalah pak hidayat ayah kandungnya, hal itu ia lakukan untuk mencari tahu apakah kedua orang tuanya masih mengingatnya.

"Saya sendiri pak hidayat, dan siti memang istri saya, mas nya ada perlu apa ya mencari saya?" Tanya pak hidayat lag dengan wajah bingung.

Bu siti keluar dari dalam rumah saat ia tadi di beri tahu oleh utari anak perempuan satu satunya.

"Sena!"

"Kamu sena kan anaku!?" Ucap bu siti, lalu mendekati pemuda yang datang ke rumahnya, melihat tamunya dengan penuh selidik dari ujung rambut sampai kaki, mencari kepastian bahwa yang ia sangkakan memang benar,hingga mata bu siti terhenti pada punggung tangan kanan tamunya.

"Iya , benar kamu pasti sena wirajaya anaku!" Ucap bu siti sambil mengangkat tangan kanan tamunya.

Seketika sena kaget, melihat bahwa ibunya masih sangat mengenalinya, air matanya sudah tak bisa ia tahan, merasa haru ternyata ucapan abah memang benar, ia tidak di buang oleh orang tua kandungnya, dan ia sadar ini demi masa depannya.

Sena lantas membuka masker yang menutupi wajahnya, seketika ia bersimpuh di depan kaki ibunya, menciumi kaki yang menyimpan surga baginya.

"Ibu, sena pulang bu!" Ucap sena ditengah isaknya, sedangkan sang ibu langsung merengkuh tubuh sena di bimbingnya berdiri dan dipeluk dengan erat.

"Iya le, ibu kangen sekali sama kamu, alhamdulillah kamu masih ingat sama ibu!" Ucap bu siti sambil merenggangkan pelukannya.

Sena menangkup wajah ibunya, dipandanginya wajah teduh itu dan seketika ia kecup kening ibunya.

Pak hidayat hanya berdiri mematung, masih tak mengerti apa yang terjadi, tapi juga sadar bahwa anak sulungnya yang ia rindukan kini sudah pulang, anak sulung yang dulu ia relakan untuk di asuh orang bukan karena ia tak mau mengasuh atau membiayai hidupnya, namun semau ia lakukan demi masa depan si anak sendiri.

"Pak, apa bapak masih ingat sena?" Tanya sena pada pak hidayat, kini keduanya sudah saling berhadapan.

Pak hidayat masih mematung, pipinya sudah dibanjiri air mata, tanganya terangkat tanpa ia sadari mengusap wajah sang putra yang masa tumbuhnya tak pernah ia lihat.

"Bapak tak pernah lupa dengan anak anaknya, bapak hanya kaget dan masih merasa merasa tak percaya saja, apakah ini mimpi kamu datang di hadapan bapak?" Ucap pak hidayat masih mengusap wajah sena.

Sena menggenggam takan bapaknya yang sedang mengusap wajahnya, lalu ia ciumi tangan itu dengan begitu hormat.

"Ini nyata pak, sena sekarang ada disini, kita akan kumpul lagi seperti dulu!" Jawab sena lalu memeluk bapaknya.

Suasana haru dan bahagia menyelimuti keluarga pak hidayat sore ini, rindu yang tak terbayar puluhan tahun kini lunas terbayar, sakit menahan kangen kini sembuh total terobati.

"Bi salim sama mas sena, ini kakakmu yang sering mamak ceritakan, tari, galih salim sama mas sena!" Ucap pak hidayat yang sudah melepas pelukannya pada sena.

Abimanyu mendekat ke sena menyalaminya dengan takzim, sena memeluk adiknya dengan erat, kemudian utari mendekat dan menyalami sena, sena pun memeluk dan mencium ujung kepala utari, giliran galih yang mendekat, sena berjongkok menyetarakan tingginya dengan galih.

"Ah. Sini jagoan, namanya siapa?" Tanya sena mengangkat galih dalam bopongannya.

"Galih mas!" Jawab galih singkat, sebab masih merasa asing dengan sena.

"Ayo masuk, bentar lagi maghrib!" Ajak pak hidayat pada anggota keluarganya.

"Bentar sena masukan vespanya dulu pak!" Ucap sena yang masih membopong galih.

"Biar abi aja mas yang masukin vespanya!" Ucap abi segera memasukan vespa sena yang masih di pinggir jalan ke haman rumah.

1
Ilham
BG up nya jangan tangung tangung Noa BG aku lgi enak baca lah gantung bg
Jamrawati Onon
lanjutkan ke selanjutnya LG seru
Aa Mobui
lanjut kang ...bab d perbanyak 🙏🙏🙏🙏🙏
Ilham
lanjut BG aku suka cerita nya bg
Ilham
lanjut BG aku Suko cerita yang beninian bg
Ilham
bg lanjut aku Suko cerita nya bg..lanjut bg
ginevra
ceritanya seru
ginevra
👍👍👍👍👍
Hoa xương rồng
Membuatku terhanyut.
Necesito dormir(눈‸눈)
Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!
Poplar Taneshima
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!