Luke Alvarez laventez adalah anak satu-satunya dari keluarga laventez, dikabarkan kedua otangtuanya telah meninggal dunia saat dia berusia 14 tahun. Lalu Luke dirawat oleh pembantunya, dia memiliki tujuan ingin berkerja paruh Waktu agar tidak selalu merepotkan pembantunya itu.Sejak Luke duduk dibangku SMP sangat suka sekali dengan anime dan game, dia sampai mengumpulkannya hingga sekarang.
Lalu Luke memiliki rencana ingin membeli figur aksi anime yang baru saja rilis yaitu tensura dan dia segera bergegas agar tidak kehabisan. saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang yang ingin ditikam dan dia sangat tidak beruntung.
Akankah di kehidupan berikutnya Luke akan mendapatkan keberuntungan atau malah menjadi kesialan baginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan tak terduga dan Awal Perjalanan Baru
Setelah kristal hitam hancur, energi gelap yang menyelimuti ruangan itu perlahan memudar. Kolam mayat yang mengerikan kini hanya menyisakan genangan air jernih dan beberapa sisa tulang belulang yang rapuh. Rimuru dan Luke, meskipun kelelahan, merasakan kelegaan yang luar biasa.
"Akhirnya," desah Rimuru, berubah kembali ke bentuk slime-nya yang mungil setelah menggunakan banyak energi. "Aku tidak menyangka akan seberat ini."
"Penyihir kuno dan monster kolam mayat," tambah Luke, menyeka sedikit debu dari jubahnya. "Sealed Cave ini memang menyimpan banyak rahasia."
Saat mereka beristirahat sejenak, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan obrolan samar dari kejauhan. Suara itu semakin mendekat, dan tak lama kemudian, cahaya obor mulai terlihat di ujung lorong yang baru terbuka setelah monster itu dikalahkan.
"Ada orang lain di sini?" bisik Rimuru, sedikit terkejut.
Luke mengangguk, ekspresinya tenang. "Sepertinya begitu. Tetap waspada."
Beberapa saat kemudian, empat sosok muncul dari lorong. Mereka adalah sekelompok petualang, lengkap dengan baju zirah ringan, senjata, dan obor yang menerangi jalan. Mereka berhenti mendadak begitu melihat Rimuru dan Luke di tengah ruangan.
"Siapa kalian?!" seru seorang pria berotot dengan pedang besar di punggungnya, yang sepertinya adalah pemimpin kelompok itu. "Bagaimana kalian bisa sampai di sini? Dan... apa itu?" Matanya tertuju pada Rimuru.
Rimuru, yang masih dalam bentuk slime, sedikit merasa canggung. Luke melangkah maju sedikit, menempatkan dirinya di antara Rimuru dan para petualang.
"Kami adalah penjelajah," jawab Luke dengan suara tenang namun tegas. "Kami baru saja menyelesaikan urusan kami dengan... penghuni sebelumnya di ruangan ini."
Para petualang saling berpandangan. Mereka melihat sisa-sisa kehancuran di ruangan itu dan aura aneh yang masih terasa.
"Penghuni sebelumnya?" tanya seorang wanita dengan busur di tangannya, matanya menyipit curiga. "Apa maksudmu? Kami datang ke sini karena merasakan gangguan energi yang besar."
"Gangguan energi itu adalah akibat dari pertempuran kami," jelas Luke. "Kami mengalahkan makhluk yang menyebabkan kekacauan di tempat ini."
"Kalian berdua?" pria berpedang itu tampak skeptis. "Dan... slime itu?"
"Dia lebih dari sekadar slime," kata Luke, sedikit tersenyum ke arah Rimuru. "Dia adalah rekan seperjalananku."
Seorang petualang lain, seorang penyihir muda dengan tongkat, mendekat hati-hati. Dia mencoba merasakan energi di sekitar Rimuru. "Energi yang aneh... tapi tidak jahat. Bahkan, terasa sangat murni."
Rimuru, merasa sedikit lebih nyaman, memutuskan untuk berbicara. "Kami tidak bermaksud buruk. Kami hanya tersesat dan berakhir di sini. Kami juga mencari jalan keluar."
Pria berpedang itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Garon, masih ragu. "Kalian berdua bisa mengalahkan makhluk yang menyebabkan kekacauan sebesar ini? Kami sudah mendengar desas-desus tentang Sealed Cave ini yang menjadi lebih berbahaya akhir-akhir ini."
"Kami memang melakukannya," jawab Luke lugas. "Jika kalian tidak percaya, kalian bisa melihat-lihat sendiri. Tapi aku sarankan kalian tidak terlalu lama di sini. Energi di tempat ini masih belum stabil."
Setelah berdiskusi singkat di antara mereka, Garon dan kelompoknya memutuskan untuk mempercayai Luke, setidaknya untuk saat ini. Mereka memang merasakan bahwa bahaya utama telah berlalu, dan mereka juga menyadari bahwa jalan yang mereka gunakan untuk masuk kini terhalang oleh reruntuhan batu.
"Baiklah," kata Garon akhirnya. "Jika kalian memang mencari jalan keluar, kami juga. Kami menemukan lorong yang sepertinya mengarah ke permukaan, tapi kami belum berani masuk terlalu jauh."
"Kalau begitu, mari kita pergi bersama," usul Luke. "Kekuatan kita mungkin akan berguna jika ada hal tak terduga di depan."
Dengan kesepakatan itu, Rimuru dan Luke bergabung dengan kelompok petualang. Mereka menyusuri lorong yang ditunjukkan Garon, yang ternyata jauh lebih stabil dan kurang berbahaya dibandingkan bagian gua yang baru saja mereka jelajahi. Obrolan perlahan mulai mengalir di antara mereka, dengan para petualang yang penasaran dengan kisah Rimuru dan Luke, meskipun mereka tidak mengungkapkan semua detail.
Setelah berjalan beberapa waktu, mereka akhirnya melihat cahaya alami di ujung lorong. Udara segar dan bau tanah hutan mulai tercium. Dengan langkah yang dipercepat, mereka akhirnya keluar dari Sealed Cave, disambut oleh rimbunnya pepohonan Hutan Monster dan sinar matahari pagi yang menembus dedaunan.
Rimuru menghirup udara bebas dalam-dalam, merasakan kehangatan matahari di tubuh slime-nya. Petualangan di Sealed Cave telah berakhir, namun ia tahu, ini hanyalah awal dari banyak petualangan lainnya. Luke berdiri di sampingnya, menatap hutan dengan pandangan penuh makna, seolah sudah merencanakan langkah selanjutnya.
Sinar matahari pagi yang hangat menyentuh tubuh Rimuru, terasa begitu berbeda setelah berhari-hari dalam kegelapan gua. Udara segar Hutan Monster memenuhi paru-parunya, dan ia bisa merasakan vitalitas alam di sekelilingnya. Luke berdiri di sampingnya, memandang ke arah hutan yang luas dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Akhirnya," gumam Garon, pemimpin kelompok petualang, meregangkan tubuhnya. "Aku tidak pernah menyangka akan keluar dari sana dengan selamat, apalagi dengan dua... uhm... penolong tak terduga."
Para petualang lainnya juga tampak lega. Mereka saling mengucapkan terima kasih kepada Rimuru dan Luke, meskipun masih ada sedikit keraguan di mata mereka terhadap slime dan pria misterius itu.
"Kami akan kembali ke kota terdekat, Kota Burung Gagak," kata Garon. "Mungkin kalian juga bisa ikut jika tidak punya tujuan."
Luke menggeleng pelan. "Kami punya tujuan sendiri. Terima kasih atas tawarannya."
"Baiklah kalau begitu," Garon mengangkat bahu. "Hati-hati di hutan ini. Monster-monster di luar sana tidak seramah yang di dalam gua." Ia menatap Rimuru dengan senyum kecil. "Terutama slime yang bisa mengalahkan penyihir kuno."
Setelah pertukaran singkat itu, kelompok petualang Garon pun pamit, melambaikan tangan sebelum menghilang di antara pepohonan. Rimuru dan Luke kini sendirian lagi.
"Jadi, ke mana kita sekarang?" tanya Rimuru, melompat-lompat kecil di tanah. Ia merasa energik, seolah petualangan di gua telah memberinya dorongan kekuatan baru.
Luke menoleh ke arah Rimuru, senyum tipis terukir di wajahnya. "Sebelum itu, ada baiknya kita memeriksa apa yang kau dapatkan dari petualangan di gua."
Rimuru mengangguk, ia sendiri juga penasaran. Ia memanggil Petapa Agung.
[Lapor, Master. Setelah menelan Veldora dan beberapa monster di Sealed Cave, beberapa skill telah berevolusi dan skill baru telah didapatkan.]
'Benarkah? Coba tunjukkan padaku!'
[Skill Unik: Great Sage telah berevolusi menjadi Skill Unik: Raphael.]
[Skill Unik: Predator telah berevolusi menjadi Skill Unik: Beelzebuth.]
[Skill Baru: Naga Badai telah didapatkan dari Veldora Tempest.]
[Skill Baru: Resistensi Sihir Tingkat Tinggi telah didapatkan.]
[Skill Baru: Regenerasi Ultra Cepat telah didapatkan.]
[Skill Baru: Manipulasi Air telah didapatkan.]
[Skill Baru: Deteksi Sihir telah didapatkan.]
[Skill Baru: Deteksi Bahaya telah didapatkan.]
Rimuru terkejut. 'Raphael? Beelzebuth? Itu nama-nama yang sangat kuat! Dan aku mendapatkan skill Naga Badai dari Veldora! Luar biasa!'
"Sepertinya kau mendapatkan banyak hal bagus," kata Luke, yang entah bagaimana bisa menebak apa yang sedang terjadi dalam pikiran Rimuru.
"Ya! Aku mendapatkan skill-skill baru yang sangat kuat!" Rimuru bersemangat. "Raphael dan Beelzebuth! Dan juga skill Naga Badai!"
"Raphael adalah skill yang sangat cerdas, mampu menganalisis dan memprediksi dengan akurasi tinggi. Beelzebuth adalah skill yang sangat kuat dalam hal konsumsi dan dominasi. Dan Naga Badai... itu adalah kekuatan Veldora sendiri," jelas Luke, seolah membaca buku. "Kau telah melampaui ekspektasiku, Rimuru."
'Petapa Agung, bisakah kau jelaskan lebih detail tentang Raphael dan Beelzebuth?'
[Skill Unik: Raphael memiliki kemampuan analisis yang ditingkatkan, prediksi masa depan yang lebih akurat, dan kemampuan untuk mengelola semua skill Master dengan efisiensi optimal.]
[Skill Unik: Beelzebuth memungkinkan Master untuk menelan dan memanipulasi jiwa serta energi musuh, serta menciptakan klon dari musuh yang ditelan.]
Rimuru terdiam sejenak, mencerna informasi itu. Ini jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan. Ia merasa seperti telah membuka potensi yang tak terhingga.
"Dengan kekuatan ini," kata Luke, memecah keheningan Rimuru, "kau tidak lagi hanya sekadar slime biasa. Kau adalah makhluk yang memiliki potensi untuk mengubah dunia."
"Mengubah dunia?" Rimuru bingung.
"Ya. Tapi pertama-tama, kau harus belajar mengendalikan kekuatanmu. Hutan Monster ini adalah tempat yang bagus untuk memulai," Luke menunjuk ke dalam hutan. "Ada banyak hal yang bisa kau pelajari di sini. Dan aku akan membimbingmu."
"Kau akan terus bersamaku?" tanya Rimuru, merasa senang.
"Tentu saja," jawab Luke, senyumnya sedikit melebar. "Kita adalah keluarga, bukan? Dan keluarga saling membantu. Lagipula, petualangan kita baru saja dimulai. Dunia ini jauh lebih besar dan lebih menarik daripada yang bisa kau bayangkan, Rimuru."
Dengan semangat baru dan kekuatan yang belum sepenuhnya ia pahami, Rimuru mengangguk. Petualangan mereka di Sealed Cave mungkin telah berakhir, tetapi perjalanan mereka di dunia yang luas ini baru saja dimulai. Mereka melangkah maju, memasuki kedalaman Hutan Monster, siap menghadapi takdir apa pun yang menanti mereka.