"Salahmu sendiri terus menggodaku, jangan salahkan aku kalau sampai hilang kendali dan melepas paksa pakaian mu"
~~Ares Reindart Darmaji~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34.
Ares melepas ciumannya dan dia sedikit mendorong Flo, keduanya saling tatapan dengan nafas yang terengah-engah. Mereka sama-sama menghirup nafas sebanyak mungkin karena ciuman panas mereka tadi.
"Mak..maksud mu tadi apa? kau serius cemburu?' dengan nafasnya yang masih terengah-engah Flo bertanya pada Ares yang berusaha mengatur nafasnya.
"Apa perlu saya bicara lagi," Ares menjawabnya dengan dingin.
"Ya harus lah," tegas Flo sedikit keras.
"Ya saya cemburu, saya nggak suka kamu dengan Hans" ucap Ares terus terang, "Saya mau keluar, kau di dalam saja" ucap Ares lagi langsung berbalik hendak keluar. Tapi Flo buru-uru menahan pintu yang akan di buka Ares.
"Apa-apaan ini, kau bilang cemburu? tapi nggak ngasih penjelasan cemburu kenapa? kau suka denganku kan?" tanya Flo mendekatkan wajahnya pada Ares yang menatapnya.
"Saya nggak suka sama kamu, tapi saya cemburu puas. Sudah saya pergi dulu" jawab Ares dan akan membuka pintunya. Tapi Flo menekan pintu kamarnya itu sehingga Ares tak bisa membukanya.
"Mau mu apa?" tanya Ares.
Flo malah diam saat Ares menatapnya dia tak segera bicara.
"Tidak ada yang ingin kau bicarakan kan? kalau tidak ada saya keluar" ucap Ares membuyarkan lamunan Flo. Flo sedari tadi memandang wajah Ares, pandangannya juga tertuju pada bibir Ares yang menciumnya tadi. Melihat bibir pria itu membuatnya tak fokus, membayangkan bibir itu yang menelusuri setiap inci tubuhnya.
"Hello," Ares mengibaskan tangannya di depan Flo, karena perempuan itu hanya diam saja tak berekpresi dan hanya melamun menatapnya.
"Hah, iya. Keluar saja. AKu sudah tahu dirimu, kita teruskan lagi saat kita sudah menikah" ucap Flo tersenyum, dengan ringan juga ia membukakan pintu kamarnya itu. Ares menatap heran, tapi ia berusaha mengabaikannya saja dan langsung keluar dari kamar Flo.
Sedankan Flo, setelah Ares pergi ia langsung berjalan kearah tempat tidurnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sana. Ia merentangkan tangannya sambil menatap langit-langit kamarnya, dengan kakinya yang ia gerak-gerakkan kegirangan.
"Dia jatuh cinta denganku, argghh. Tapi kenapa gengsimu harus besar tuan" Flo tersenyum sendiri membayangkan wajah Ares yang terlihat cemburu buta tadi. Ia gemas sendiri dengan pria tersebut.
.................
Ares duduk di sudut tempat tidurnya, dia memegang bibirnya sendiri. Bayangan ciumannya dengan Flo tadi terasa masih membekas di ingatannya saat ini. Ia lalu memejamkan matanya berusaha menepis bayangan itu. "Kenapa aku seperti ketagihan menciumannya" batinnya lirih tak menyangkal, kalau setiap ciuman Flo selalu menjadi candunya.
"Kapten Ares, Kapten.." sebuah suara membuyarkan lamunan Ares, dengan glagapan ia menatap kearah pintu kamar. dimana Gofar berdiri sambil memegangi knop pintu.
"Iya bang, kenapa?" jawab Ares langsung berdiri.
"Di panggil bapak keruangannya" ucap Gofar.
"bapak manggil saya bang?"
"Iya cepat kamu ke ruangannya" ucap Gofar, "Kalau begitu saya pergi dulu, Valen ngajak saya pergi keluar" ucap Gofar lagi. Lalu dia menutup pintu kamar Ares. Ares berdiri mematung menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup itu.
"Kenapa Pak Victor memanggilku" batin Ares mulai resah menebak-nebak itu. Dia langsung keluar dari dalam kamarnya.
Dia berjalan melewati taman belakang yang sunyi, Tengah malam begini bosnya itu meminta menemuina kira-kira apa yang ingin di bicarakan. Dalam perjalanan keruangan Victor, Ares terus bertanya-tanya tentang apa yang akan di bicarakan pria itu.
Tak lama kemudian dia sampai di ruangan Victor, ia langsung mengetuk pintu ruangan itu dan terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk. Dengan perlahan Ares masuk kedalam ruangan tersebut Dimana Victor sudah duduk santai di sofa dengan kaki yang di silangkan.
“Duduklah” ucap Victor menyuruh Ares untuk duduk.
Ares mengangguk dan perlahan duduk di sofa depan Victor,
“bapak manggil saya ada perlu apa?” tanya Ares langsung pada intinya.
Victor lalu menegapkan tubuhnya, tangannya mengambil sebuah berkas di sofa sebelahnya dan menaruh di meja tepat di depan Ares.
“Ini berkas-berkasmu dan Flo, cepatlah menikah sebelum membuatku malu” ucapnya menyerahkan persyaratan itu.
Ares melebarkan matanya, ia menatap berkas di meja depannya itu. Ia kaget saja hanya beberapa hari sudah jadi sedangkan ia harus mengurus satu bulan persyaratan menikah.
“kenapa terburu-buru, bahkan saya saja belum mengambil cuti dan saya belum pengajuan menikah kantor” ucap Ares tegas.
“Kalian mau membuat saya malu, benar-benar menijikan hamil di luar nikah” sinis Ares.
Ares sedikit tertegun mendengar itu, dia akan membuka mulutnya tapi sudah keduluan oleh Victor.
“Cepat nikahi Flo dan segera bawa dia keluar dari rumah ini agar tidak menyusahkan saya lagi” lanjut Victor.
Mendengar itu membuat telingat Ares tak nyaman, Dia mengepalkan tangannya. Entah mengapa ia merasa kesal saja.
“Kenapa anda seakan mengusir anak anda sendiri, dia putrimu kan? Tapi kenapa saya lihat anda seperti membencinya” Ares menatap tajam Victor, dia menelisik ekpresi calon mertuanya itu yang kini berubah mengeras.
“Kau tidak usah ikut campur, turuti saja apa yang aku suruh. Dan satu yang perlu kau tahu, saat kau menjadi suami Flo nanti pangkatmu bukan kapten lagi, dua setelah menikah kau jadi Mayor dan memimpin batalyon. Jadi bawa Flo jauh bersamamu” Ares semakin terkejut mendengar itu,
“Ba..bagaimana bisa? Saya naik pangkat dua tahun lagi kenapa jadi dua bulan lagi. Anda jangan bercanda? Saya tidak mau melakukan hal kotor seperti ini” tegas Ares,
“Apa yang tidak bisa saya lakukan kalau soal menjauhkan Flo dari rumahku”
Ares mengepalkan tangannya, wajahnya memerah menahan amarah.
“Saya tidak habis pikir dengan pikiran gila anda, anda itu ayah kandungnya tapi malah membencinya. Wajar saja dia yang mendapatkan semua warisan kakeknya, ternyata anda yang penerus Adinata Group kejam. Oke, itu Keputusan anda menjauhkan anak anda sendirikan, saya akan membawa putri anda jauh dari sini. Jauh dari orang tua brengsek seperti anda” Setelah mengatakan itu Ares langsung berdiri dari duduknya. Tangannya menyambar berkas di meja, membawa itu pergi dari ruangan Victor.
“Anaknya lahir karena dirinya tapi dia membenci anaknya sendiri, orang tua macam apa itu” sinis Ares menatap pintu ruangan Victor yang sudah tertutup. Dia lalu terdiam di tempatnya, memikirkan soal hidup Flo yang ternyata begitu tersiksa.
Ares mengadahkan wajahnya ke atas, matanya berkaca-kaca ikut merasa sakitnya jadi Flo. Entah kenapa ia merasa seemosional ini mengenai Perempuan itu. “Ku pastikan hidupmu Bahagia bersamaku, sabar dan tunggu aku luluh denganmu” batin Ares, dan dia langsung melangkah mantap membawa berkas itu pergi menuju pintu belakang.
Tanpa Ares sangka di lantai atas Flo melihat Ares yang baru saja keluar dari ruangan Victor,
“Kenapa dia dari ruangan bajingan itu dan apa yang ia bawa” gumam Flo, ia salah focus dengan barang yang di bawa Ares keluar dari ruangan ayahnya.
***
🤭🤭
kok pas di mall kemaren Ares g negur si Farah kan mereka sempet ketemu Thor??
😄😄😄
hehehehhe...
lanjut ya
hahhahaha
kita tunggu kegilaan apa yg bakal kalau lakukan flo???
lanjut lagi donk....
mama tiri berusaha JD peri atau penyihir nih🤔🤔🤔