NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Setelah selesai dengan kegiatan makan malam, Alya benar-benar mengaja Raka untuk duduk dihalaman belakang rumah. Tidak lupa dengan membawa kopi dan coklat hangat ditemani cemilan untuk menjadi teman ngobrol.

" Mas, ini kopinya semoga sesuai selera ya.."

Alya memberikan secangkir kopi untuk dinikmati oleh Raka, disaat suasana sedikit dingin sepertinya segelas kopi panas bisa membuat badan sedikit hangat.

" Hmmm enak, pas sekali takarannya terimakasih Al. Sepertinya sejak tadi saya selalu merepotkan ya". Raka menyimpan cangkir kopi yang sudah berkurang setengah.

" Enggak kok Mas, kenapa harus repot kan tidak berat". Alya tersenyum manis membuat dada Raka kini semakin bergemuruh.

" Sudah lama ya Al tidak bertemu, sekarang sibuk apa?". Raka mencairkan suasana, karena jujur banyak sekali di kepalanya pertanyaan yang ingin mendapatkan jawaban langsung.

Alya menatap kedua bola mata Raka, sudah menjadi kebiasaan Alya setiap berbicara pasti menatap wajah lawan bicara sebagai tanda menghargai.

" Al belum sehebat Mas Raka yang pasti hehe, sibuk menjadi karyawan yang berusaha untuk bekerja dengan baik dan benar. Mas Raka semakin sibuk sepertinya". Kini Alya yang mengembalikan pertanyaan.

Raka tersenyum tipis menatap lembut wajah cantik dihadapannya.

" Lebih tepatnya menyibukkan diri, karena tidak ada kegiatan lain selain bekerja Al".

Alya mengerutkan keningnya seolah sedang mencerna ucapan Raka, namun ada perasaan takut jika salah merespon.

" Al, apa sudah ada pasangan? Kamu tahu kan maksud dari saya dan keluarga kemari?" Raka sudah tidak sabar sehingga tidak ada basa-basi kali ini.

" Alya tahu Mas, dan saat ini Alya sedang tidak terikat hubungan dengan siapapun". mendengar jawaban Alya seolah menjadi angin sejuk untuk Raka, menghadirkan senyuman indah di bibirnya.

" Lalu bagaimana? Jika kamu mau mari kita saling mengenal, maaf saya tidak bisa basa-basi Al. Kita sudah sama-sama dewasa bukan?".

Alya menganggukkan kepalanya, menatap Raka untuk menyelami perasaan agar tidak salah mengambil keputusan.

" Mas sendiri bagaimana?" bukannya menjawab, Alya justru balik bertanya.

" Jika Mas menerima, apakah kamu mau?". Astaga Raka benar-benar to the point sekali, membuat Alya menjadi salah tingkah kali ini.

Alya berpikir apakah saat ini Raka sedang mengungkapkan perasaanya? Atau sedang menembak seperti anak remaja untuk meminta dirinya menjadi kekasihnya?.

" Mas serius?"

" Tidak ada salahnya Al, kita sama-sama saling menerima dan saling mengenal satu sama lain. Saling memahami dan menjalin hubungan itu tidak buruk bukan?". Benar apa yang Raka katakan, bukankah mereka sama-sama sedang sendiri jadi tidak ada salahnya untuk mencoba.

Alya terlihat diam sejenak, seperti sedang memikirkan sesuatu yang mengganjal namun di mata Raka terlihat sangat cantik.

" Al...."

Panggilan Raka sedikit membuyarkan lamunan Alya, kini fokusnya kembali menatap wajah maskulin dihadapannya.

" Hmmm, Al mau mencobanya Mas. Tapi tolong jika ada yang salah beritahukan langsung ya Mas, dibimbing karena Al tidak mau membuang waktu yang akhirnya kita harus berpisah". Raka mengangguk pelan, hatinya seolah sedang bergejolak bahagia namun ia paham maksud dari ucapan Alya.

" Tentu saja, menjalani hubungan itu dua orang jadi keduanya harus saling tahu dan saling memahami. Kuncinya ada dikomunikasi jadi Mas minta apapun itu tolong kasih tau karena Mas bukan peramal yang paham dan tau perasaan setiap orang, bisa dimengerti Al?". ucapan Raka sedikit tegas namun tidak keras.

Alya mengangguk paham, baru kali ini merasa dihargai oleh seorang lelaki. Tidak bermaksud untuk membandingkan karena setiap orang memiliki cara masing-masing dalam menjalani hubungan.

Namun dengan Raka benar-benar keterbukaan adalah point utama, ketika perempuan selalu merasa tidak enak namun sepertinya Raka memiliki cara tersendiri untuk membuat Alya menjadi lebih terbuka.

" Aahh iya, tolong masukkan nomor teleponnya Al, karena kita sudah sepakat jadi jangan sungkan jika kita saling memberikan kabar. Kamu tidak keberatan kan?". Raka memberikan ponselnya kepada Alya, yang langsung diterima.

" Tapi Al takut mengganggu Mas" sepertinya ini terlalu baru untuk Alya.

" Kapanpun kita ada waktu langsung balas saja, semua tergantung prioritas Al. Masih ingat kan komunikasi itu yang utama, jadi apapun itu kabar tetap penting". Entah keberanian dari mana, kini tangan Raka terulur mengusap surai lembut Alya yang tergerai indah.

Raka bangkit dari duduknya berdiri dibelakang tubuh Alya yang masih menggenggam handphone milik Raka, mengambil rambut Alya dan menyatukan untuk diikat agar tidak menggangu aktivitas Alya.

Tubuh Alya kini bereaksi menegang, mendapatkan serangan yang mendadak membuat Alya menjadi salah tingkah.

Baru kali ini Alya mendapatkan perlakuan hangat, bahkan hal kecil untuk merapihkan rambut panjangnya baru saja diterima dengan sangat manis.

" Sudah, cantik kan kalau gini" Raka Kembali duduk setelah merapihkan rambut Alya.

" Terimakasih Mas," wajah Alya terlihat memerah, begitupun dengan telinga Raka yang berwarna merah.

" Ahh iya, besok Mas jemput ya pulang kerja boleh? Sekarang, kamu punya mas jadi tidak perlu berangkat sendiri lagi kecuali Mas sedang ada pekerjaan penting tapi Mas usahakan untuk menjemput". Lagi, ucapan Raka kini membuat hati Alya semakin hangat.

Bagaimana bisa wanita mandiri yang selama ini melakukan semuanya sendiri, mendadak mendapatkan perhatian dan perlakuan yang membuat dirinya menjadi ketergantungan.

" Tapi, arah kantor kita berlawanan arah Mas, nanti Mas Raka capek. Tidak apa-apa Alya sudah terbiasa sendiri Mas". Alya menolak dengan halus karena takut merepotkan dan yang paling utama karena belum terbiasa.

Raka mengehela nafasnya cukup dalam dan terdengar seperti sesak didadanya, membuat Alya merasa bersalah.

" Mas tahu kamu memang bisa sendiri, tapi kita sudah memiliki komitmen untuk saling mengenal bukan? tolong, andalkan dan libatkan Mas".

" Al, mengantar dan menjemput bahkan jika kamu bergantung kepada Mas sekalipun itu bukan sebuah kesalahan besar. Tapi, itu proses dalam sebuah perjalanan menjalani hubungan untuk saling menghargai keberadaan pasangan, paham sampai sini?".

Mendengar penjelasan Raka yang membuat Alya memahami tujuan yang akan mereka lakukan, kini Alya mengangguk menyetujui permintaan Raka.

" Anak baik"

Raka mengusap pelan puncak kepala Alya, sebenarnya Raka sudah mengetahui bagaimana Alya di masa lalu menjadi korban divorce orangtuanya. Sangat wajar jika Alya terlihat tidak ingin bergantung pada laki-laki, karena Alya memang dikecewakan oleh cinta pertamanya sang Ayah.

Tuhan, semoga kali ini bukan sumber kesakitan lagi. Aku mencoba untuk kembali percaya kepada laki-laki, berusaha untuk menjalin hubungan yang baik. Semoga kali ini kebaikan berpihak kepadaku...

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!