Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Negosiasi yang tetap memaksanya pergi
"Kiara, disana siapa yang akan mengurus kami?" tanya Sari.
"Saya sudah dewasa, dan bisa mengurus diri sendiri." jawab Kiara coba meyakinkan.
"Saya akan cari kerja, apa saja asalkan halal." tambah Kiara lagi.
"Kiara, Mbak akan sangat berdosa jika membiarkan kamu hidup luntang-lantung." jawab Sari lagi.
"Tapi Mbak, saya kan lebih bahagia hidup dirumah orang tua saya."
"Tapi kamu sudah menjadi tanggung jawab keluarga kami, kamu harus ikut tinggal bersama Arya." ucap Sari.
"Mbak tidak akan merubah keputusan Mbak." jawab Sari mantap.
"Lalu untuk apa Mbak meminta saya bicara, jika akhirnya saya juga akan dipaksa untuk ikut ."
"Kiara, maksud Mbak mungkin kamu punya permintaan. seperti apa yang kamu katakan Pada Mbak."
"Kalau kamu ingin melanjutkan kuliah."
"Apa rencana itu sudah tidak kamu inginkan lagi." ucap Sari.
Sejenak perkataan Sari, membuat Kiara terdiam. Dia memang begitu ingin kuliah. mewujudkan keinginan kedua orang tuanya. Yang tak mampu dia lanjutkan karena mereka pergi begitu cepat.
Mengingat hal itu, dia pun terisak seketika itu juga. Membuat Sari merasa begitu bersalah. Sari berjalan mendekat kearah Kiara dan duduk disampingnya.
Merangkul gadis cantik disampingnya itu, untuk menangkan hatinya. Dia tidak berkata apapun, Sari takut perkataan nya malah akan menyakiti hati Kiara.
Suasana kembali hening saat itu, Sari dalam kebimbangan untuk mengambil keputusan saat itu. Yang pastinya dia tak mungkin membiarkan Kiara pulang ke rumah nya.
"Kiara, dengar kan apa kata Mbak, kamu harus ikut bersama Arya."
"Dan setelah semua urusan Mbak selesai, juga mama sudah bisa pulang dari rumah sakit. Mbak janji akan mendaftarkan kamu kuliah." Sari mencoba meyakinkan Kiara.
"Kamu setuju kan?" tanya Sari lagi.
Kiara masih terdiam, dia seperti sedang berpikir keras. Untuk memberikan jawaban.
""Bagaimana?" tanya Sari seperti mendesak.
"Iya Mbak." jawab Kiara pelan.
Memang banyak hal yang dikatakan oleh Sari itu benar, apalgi masalah pernikahan. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dibuat untuk mainan.
Seperti apapun proses pernikahan mereka namun yang jelas Mereka sudah sah menjadi suami istri.
"Kalau begitu bersiap-siap lah, Kamu cukup bawa berapa baju aja. Karena nanti Mbak akan membelikan kamu baju yang baru "
Kiara tak menjawab, berjalan menuju kamar dan mengambil beberapa bajunya saja. Dan saat itu Arya pun pergi keluar untuk mengambil koper milik Kiara yang ada dimobil.
Sari mengantarkan koper yang baru saja di bawa Arya ke kamar Kiara dan membantunya menyusun baju kedalam koper.
Keduanya langsung keluar, begitu apa yang akan dibawa telah ditata rapi kedalam koper. Diruang tamu Arya masih menunggu mereka berdua.
"Sudah siap?" tanya Arya yang melihat keduanya datang.
Lelaki berhidung mancung dan berkulit putih itu langsung bangun dari duduk nya.
"Kamu akan berangkat sekarang?" tanya Sari.
"Iya Mbak, aku harus kekantor sebentar ada hal yang mendesak." jawab Arya.
"Kamu baru menikah kemarin Arya, apa harus sesibuk ini dikantor?" tanya Sari.
"Aku hanya sebentar." jawab nya.
"Lalu kamu akan meninggalkan Kiara sendirian di rumah?" tanya Sari lagi merasa keberatan.
"Hanya sebentar Mbak." jawab Arya singkat.
"Kami berangkat dulu!" Arya pamit dan terlihat mencium punggung tangan Kakaknya.
Begitu juga dengan Kiara, memeluk erat Sari. Seakan berat untuk nya pergi. Apalagi dia harus tinggal dengan Arya.
Namun dia tak punya pilihan, Saat ini hanya Arya dan Sari yang akan menjamin kehidupannya.
Kiara masuk kedalam mobil mewah milik Arya, dan duduk disamping lelaki dengan tatapan datar itu.
Mobil melaju meninggalkan kediaman Sari, selama perjalan keduanya hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari bibir mereka.
Jarak dari rumah Sari ke kediaman Arya lumayan jauh, mereka menghabiskan waktu hampir 1 jam perjalanan.
Mobil yang dikendarai oleh Arya, berhenti disebuah parkiran rumah mewah. Arya langsung turun begitu juga dengan Kiara.
Berjalan mengikuti kemana Arya pergi, karena jujur dia tidak tau sama sekali dengan daerah itu.
Rumah mewah itu milik Arya pribadi, jadi hanya dia sendiri Yang tinggal di disana. Rumah yang jauh lebih mewah dari rumah Sari. Arya sudah masuk kedalam rumah mewah itu ,namun Kiara masih berdiri ditempatnya.
Arya yang menyadari akan hal itu, langsung berbalik badan menatap kearah Kiara.
"Apa kamu mau berdiri disitu sampai besok?" ucap Arya datar.
Yang sontak saja membuat kira kaget, karena saat itu ternyata dia sedang hanyut dalam lamunan nya.
Buru-buru masuk mengikuti langkah Arya, sesaat dia terpana dengan keadaan didalam rumah itu. Begitu mewah, barang-barang yang tertata dengan rapi pada tempatnya.
"Kamar kita ada dilantai atas." ucap Arya tiba-tiba.
Melihat ekspresi dari Kiara, Arya pun melanjutkan perkataannya.
"Kalau kamu tidak nyaman, kamu boleh memilih kamar yang mana saja. Ada beberapa kamar yang juga kosong." Arya bicara sambil menyibukkan dirinya dengan handphone.
Kiara hanya diam, dia bingung harus tidur dimana, karena Arya tidak melarangnya untuk satu kamar. Dan jika dia memilih tidur dikamar yang lain, itu akan menjadi dosa baginya.
Arya sudah berjalan menaiki tangga, menuju kamar nya. Kiara pun langsung ikut, dia harus tau dimana letak kamar itu biar tidak salah kamar.
Tapi dia sempat melirik kalau ada private lift dirumah itu, tapi Arya tetap menggunakan tangga, mungkin Krn dirinya tidak berani menggunakan lift pikir Kiara.
Kiara ikut masuk, kesebuah kamar yang begitu lebar. jika dibandingkan dengan ruang tamu rumahnya, tidak akan ada apa-apanya.
Arya membuka lemari dan terlihat mengeluarkan baju-baju Yang ada didalamnya. Membuangnya sembarang keatas tempat tidur.
"Nanti kamu bisa mengisi baju kamu di lemari ini!"
Kiara masih diam, dia bisa melihat dengan jelas kalau baju-baju yang baru saja dikeluarkan oleh Arya adalah baju perempuan.
Banyak gaun-gaun mewah, tapi itu baju siapa? Tanya Kiara didalam hati.
"Saya harus pergi sekarang, kamu jangan khawatir saya sudah meminta Bik Marni untuk datang kesini." seperti biasa bicara tanpa menatap ke arah Kiara.
"Dan baju-baju ini nanti biar bik Marni yang bereskan."
Setelah selesai bicara, Arya keluar dari kamar. bahkan tak mengatakan apapun lagi.
Kiara berjalan mendekat ketempat tidur, menatap gaun-gaun yang berserakan itu satu persatu.
Dan saat akan menyentuh salah satu gaun, dia pun kaget dengan kedatangan seorang perempuan paruh baya.
"Permisi nyonya!" ucap nya.
Kiara menelan ludahnya, dia benar-benar kaget. Karena sejak dia datang, tidak ada satu pun yang terlihat kecuali dia dan Arya.
"Iya Bu!" jawabnya gagap.
Perempuan paruh baya yang mengenakan baju berwarna coklat itu tersenyum kearahnya.
"Panggil saja saya Bik Marni, saya bekerja mengurus rumah ini." ucap wanita paruh baya bernama Marni itu.
"Nyonya istirahat saja, biar saya yang bereskan semua baju ini."
"Memangnya baju ini mau dibawa kemana Bik?" tanya Kiara ingin tau.
"Kata tuan, akan disumbangkan saja." jawab bik Marni masih mengulas senyum dibibir nya.
"Memangnya ini baju siapa bik?" tanya Kiara lagi.
"Apakah ada perempuan lain yang juga tinggal dirumah ini?" tanya nya yang masih penasaran.
Namun saat itu hanya dijawab dengan senyuman oleh wanita dihadapannya. siapa sebenarnya pemilik gaun-gaun itu?