Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
“Tiba-tiba saja" Celetuk Nico
Arsen menoleh. “Apa?"
“Gadis cerewet itu ikut bersamamu" Ucap Nico yang malas menyebut nama Bianca.
Arsen membenarkan posisi duduknya menghadap Nico. “Kalian berdua pernah bertemu? Bianca seperti ketakutan ketika melihatmu"
Nico menghela nafas panjang. “Satu kali." Jawabnya.
“Saudaramu itu sepertinya mengenal gadis yang menantang mu." Timpal Lexi sembari meletakkan minuman kaleng di atas meja.
Arsen menganggukkan kepalanya. “Dia sedang mencari informasi tentangku, sebelumnya Bianca tidak pernah mau dekat denganku"
“Apakah itu orang tuamu?" Tanya Nico
Arsen menggeleng. “Bukan Daddy ku, tetapi pria tua yang sangat menyebalkan itu."
“Bolehkah aku menghajarnya?" Lexi langsung tertawa ketika mendapatkan tatapan tajam dari Arsen.
“Tidak ada yang boleh menyentuh keluargaku, aku hanya ingin memberikan mereka peringat saja, tanpa melukai fisiknya." Ucap Arsen menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam.
“Mereka akan membunuhmu kalau sampai tau kamulah X yang sudah merebut wilayahnya." Ujar Nico.
“Semua itu tidak akan terjadi." Arsen yakin akan hal itu, apa yang dia lakukan hanya ingin menarik perhatian keluarganya saja.
Dia senang membuat kekacauan dengan begitu semua keluarganya bisa melihatnya meskipun tidak dengan kasih sayang, setidaknya mereka memikirkan cara bagaimana mengatasinya.
***
Mobil mahal yang sudah di modif ala anak-anak muda itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang tidak begitu ramai.
Rasa lelah tidak lagi dia rasakan lagi, yang ada dipikirannya saat ini bagaimana caranya untuk mengembalikan perusahaannya kembali diposisi normal.
Dia tiga kali mendatangi perusahaan LexSen Grup dan ingin bertemu langsung dengan CEO nya, namun tiga pula dia mendapatkan penolakan, siapa sebenarnya pemilik perusahaan itu sampai berani menolak kedatangan seorang Arion Smith.
“Ternyata selera Arsen cukup bagus, dia rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk memperkeren mobilnya." Ucap Lucas merasa gagah dengan mengendarai mobil milik Arsen.
Mobil yang pemuda itu dapat dari Oma Celine, Arsen rela mengeluarkan uang banyak untuk mobil kesayangannya.
“Hmm" Gumam Arion, dia sengaja menggunakan mobil adiknya, meskipun tau jika Arsen tidak menyukai barangnya disentuh oleh siapapun, terlebih ini mobil kesayangannya karena Oma Celine yang membelikan untuk hadiah ulah tahunya yang ke 17 tahun.
“Kamu tidak takut dia marah?" Tanya Lucas melirik Arion yang menggelengkan kepala.
Lucas kembali fokus mengemudi, dia benar-benar merasa nyaman dan terkesan memakai mobil milik adik sahabatnya itu. Sesekali dia bersiul. sementara Arion memejamkan matanya sembari mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas paha.
“Ar, sepertinya ada yang mengikuti kita" ucap Lucas melirik ke arah spion dan mendapati dua mobil hitam mengikuti mobil yang dikemudikan olehnya.
Arion tidak langsung menjawab, dia membuka matanya dan melirik sekilas. “Siapa mereka?"
Lucas menggelengkan kepala. “Mana aku tau, mungkin musuh Ayahmu atau musuh adikmu." Jawab Lucas.
Dia bukan asal menebak, Arion sebagai putra seorang pemimpin klan tentu saja akan menjadi incaran musuh Ayahnya, lalu bisa juga musuh Arsen, apa lagi mereka sedang mengendarai mobil milik pemuda itu.
Lucas menambah kecepatan laju mobilnya sembari sesekali melihat kearah kaca mobil, mobil hitam di belakangnya terus mengejar dan terjadi kejar-kejaran.
“Belok kanan!" Titah Arion yang langsung di ikuti oleh Lucas, keduanya tidak merasa takut, setidaknya untuk melindungi diri sendiri mereka berdua masih sanggup, tergantung lawanya siapa.
Namun beberapa menit kemudian Lucas mendadak cemas lantaran muncul dua mobil lagi mengejar mereka.
“Ar, di depan ada gudang kosong, kamu yakin kita masuk ke sana? apa tidak sebaiknya kita menghubungi Uncle Erlan?" Tanya Lucas, jika hanya satu atau dua mobil mungkin dia masih sanggup, tetapi di belakangnya ada lebih dari dua mobil.
“Kamu meragukanku?" Alih-alih menjawab dia balik bertanya dengan sedikit mengendurkan dasinya dan melepas jas mahalnya, menggulung lengan kemeja putihnya.
“Iya aku meragukan mu, lihat kebelakang ada empat mobil, kita tidak sekuat itu, lebih baik hubungi Ayah mu" Titah Lucas, dia masih ingin hidup lebih lama lagi.
“Ck, ikuti saja perintahku."
Tidak ada pilihan lain Lucas mengikuti perintah sahabat sekaligus bosnya itu. mobilnya mulai memasuki area gudang kosong itu dan terus masuk ke dalam.
“Ar.. itu.." Lucas menghentikan mobilnya dengan tatapan penuh kebingungan.
“Turun!!" Titah Arion menarik sudut bibirnya.
“Shit!! kamu ingin membuatku mati sia-sia." Lucas mengumpat lalu turun, sementara empat mobil mulai berhenti dengan posisi mengelilingi mereka berdua.
“Kita tidak akan mati, tetapi kita akan mendapatkan jawabannya di sini." Arion melihat sekeliling sampai mereka semua keluar dari mobil.
“Apa maksudmu?" Bisik Lucas yang tidak mengerti.
“Nanti juga kamu akan tau" Jawab Arion menunjukkan ketenangan, dia yakin akan mendapatkan jawaban dari apa yang dia duga.
Sementara musuh yang mengepung mereka terlihat kebingungan.
“Bos, apa kita salah sasaran?" Bisik anak buah Dante.
Pria yang memiliki nama Dante itu tidak menjawab, yang mereka cari adalah Arsen, terlebih mobil yang mereka kejar adalah milik Arsen.
Dante memperhatikan Arion yang terlihat tenang, detik kemudian dia menyunggingkan sudut bibirnya.
“Tuan Arion Smith" ucapnya terkekeh membuat beberapa anak buahnya melebarkan matanya, jika pria itu benar Arion, jelas yang mereka hadapi bukan orang yang mudah dikalahkan dan terlebih mereka juga mengetahui siapa Ayahnya Arion.
“Bos, dia putra Tuan Erlan?" Bisiknya kembali dan Dante pun menganggukkan kepalanya. jika dilihat jauh berbeda dengan Arsen yang benar-benar brandalan jalanan.
“Maju!!"
Dante tidak perduli siapa yang sedang dia serang, baginya yang memiliki hubungan dengan Arsen adalah musuhnya.
Beberapa kali dia terkalahkan oleh Arsen dan terlebih gadis kesayangannya dipatahkan tangannya di arena balap oleh sahabat Arsen.
“Sial, mereka bukan lawan kita Ar!" Lucas mundur dengan memegangi perutnya, dia hanya latihan dasar saja untuk berjaga-jaga. Sementara lawannya sepertinya memliki kekuatan penuh.
Arion menganggukkan kepalanya dengan nafas terengah-engah, dia berharap apa yang diduganya tiba, namun sampai Dante kembali menyerang dan membuatnya tidak berdaya, tidak ada apapun yang muncul.
“Ini balasan untukmu Arsen!" Gumam Dante menekuk kedua tangan Arion sampai berbunyi retakan.
“Awww!!" Teriak Arion. Sedangkan Lucas sudah tidak sadarkan diri dengan luka-luka yang cukup mengenaskan.
“Bakar mobil Arsen!" Titah Dante. Yang langsung dilakukan oleh anak buahnya. Mereka tertawa dengan tawa kemenangan.
“Ternyata dia sangat lemah tidak sesuai dengan namanya yang di gemari oleh para pengusaha" Ucap salah satu anak buah Dante.
Dante tidak menjawab dia hanya menatap tanpa ekspresi pada Arion yang tergeletak, entah apa yang dipikirkan olehnya.
“Persiapkan diri kalian, kita kembali ke markas dan tunggu tamu yang akan datang" ucap Dante kembali menyunggingkan sudut bibirnya.
Arion putra seorang mafia yang di kenal kejam dan tidak terkalahkan, sangat mustahil membiarkan putranya keluar malam-malam tanpa pengawalan, terlebih Arion tidak memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri.
###
Bersambung....
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.