Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

" Mbak Rena , saya mau bicara sebentar ". Meta menghampiri Rena di rumahnya.

Meta sengaja datang ke rumah Mami Rena karena ia tau , Sila sedang keluar , ia tadi berpapasan dengan gadis itu di jalan.

" Ada apa ini Met , tumben mau main kesini , sepertinya ada hal yang sangat serius ". Rena mempersilahkan Meta duduk, mereka bertemu di teras....Meta tidak mau di ajak masuk. Ia harus cepat ngomong sesuatu ke Mami Rena sebelum Sila pulang.

" Sebentar, saya ambilkan minum dulu ya ". Meski tidak mau masuk , Mami Rena tetap akan menjamu tamunya dengan baik.

" Eh tidak usah Mbak , saya tidak lama kok ". tolak Meta , ia gelisah, matanya terus menengok ke arah jalan.

" Ya sudah , mau ngomong apa Met ?". Mami Rena hanya memanggil nama , karena Meta memang umurnya cukup jauh di bawahnya.

Meta makin gelisah , tidak tau mau mulai dari mana , ia seperti seorang istri yang sedang melabrak selingkuhan suaminya, padahal ia dan Arshaka tudak ada hubungan apapun , hanya sebatas tetangganya saja.

Ia memang menyukai Arshaka, tapi tidak tau dengan si Duda itu , Meta tau saingannya cukup banyak. Meski ia janda , tapi ia yakin lebih unggul dari beberapa wanita dan gadis yang mengharapkan menjadi istrinya Arshaka.

Tapi.....saat melihat kebersamaan Arshaka dengan Sila tadi pagi , membuatnya cemburu berat. Apalagi Arshaka begitu perhatian pada Sila. Sila kini masuk daftar saingan terberatnya.

Untuk bersaing dengan Sila tentu saja Meta sedikit insecure , Sila begitu cantik, anak kuliahan , masih muda dan tentunya masih gadis...makanya ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Jangan sampai Arshaka keburu jatuh cinta pada Sila , ia tidak mau laki - laki incarannya lepas dari jeratannya.

Arshaka laki - laki idaman , ia paket komplit , tampan, mapan, dan kaya. Meta harus bisa dapatkan laki - laki seperti Arshaka agar kehidupannya yang agak wah itu tetap berjalan .

" Emmm , anu Mbak...tadi pagi saya tidak sengaja melihat Mas Shaka dan Dek Sila bersama, apa mungkin mereka janjian ketemuan, soalnya saya lihat Mas Arshaka perhatian sekali pada putri Mbak Rena ".

" Masa sih.....kok saya enggak tau , kalau pagi memang kebiasaan Sila untuk berlari pagi , dan itu ia lakukan sejak dulu saat ia masih duduk di bangku SMP , apa kamu salah lihat Met ? ".

" Tentu tidak Mbak , bahkan saya sempat makan bersama mereka , enggak tau juga sih apa hubungan mereka , tapi kok agak gimana gitu ".

" Apa Mbak Rena akan membiarkan anak gadis Mbak Rena bergaul dengan seorang Duda , apa kata teman - teman dan keluarga Mbak Rena nanti ". Meta terus saja bicara, ia tidak memberi kesempatan Mami Rena membuka mulutnya. Ia harus berhasil memengaruhi Mami Rena.

" Ya sudah Mbak , cuma itu yang mau saya omongin dengan Mbak Rena , takutnya nih ya ...dek Sila kan masih polos, kalau dia terpengaruh gimana , kita kan sama - sama tau , Mas Shaka kan lelaki dewasa yang butuh pelampiasan , jadi Mbak Rena pikir sendiri aja deh ".

" Ingat Mbak Rena , jangan sampai menyesal loh , saya mah sebagi tetangga yang baik hanya bisa mengingkatkan , saya permisi dulu Mbak , maaf saya ganggu istirahat Mbak Rena" Bersamaan dengan motor Sila yang masuk ke halaman rumahnya.

Mami Rena hanya menelan kata - kata dari Meta , mau membalas.....Meta terus saja berbicara tanpa jeda , ia sendiri cukup kaget mendengar putrinya begitu dekat dengan Arshaka , sejak kapan ??, bukankah mereka tidak pernah terlihat bicara berdua . Lebih baik ia pastikan sendiri dengan Sila.

" Loh Tante Meta , habis ketemu ya sama Mami ya?" sapa Sila ramah.

" Iya, tadi kebetulan lewat dan saya mampir sebentar, mari dek Sila ". Meta buru - buru membawa motornya keluar dari halaman rumah Mami Rena.

Maafkan aku , kamu pasti akan di marahi Mbak Rena setelah ini....aku hanya tidak mau kamu mengganggu incaranku... Meta sedikit merasa bersalah karena telah mengadu pada Mami Rena...tapi apa daya , ini semua demi mendapatkan Arshaka.

" Sila....Mami mau bicara, duduk sebentar sini !". Mami Rena menepuk sofa di sampingnya, agar Sila duduk di sana.

Tanpa suara , Sila menurut , ia duduk di samping Mami Rena. " Ada apa Mi ?".

" Kamu tadi pagi janjian olah raga bareng Mas Shaka ?".

Dahi Sila mengkerut , Ohhh Tante Meta nih pasti yang mengadu, ember juga tuh mulut si janda...oppss Mami gue janda juga.

" Enggak dan mana mungkin juga aku janjian sama Dosenku Mi ".

" Nah terus, kata Meta ....kalian....".

" Ya enggak sengaja keremu Mi ,Pak Shaka ngajak ngomong, masa iya aku cuekin , selain dia tetangga kita terus , Pak Shaka juga Dosen aku di kampus Ma , mana bisa aku mengabaikannya ".

" Pak Shaka mentraktirku , masa aku nolak rezeki sih Ma., mungkin karena Pak Shaka sudah pernah Mami undang buat makan malam di sini , jadi kayak bales gitu Mi ,..kan enggak sopan juga kalau di tolak, , lagi pula kita makannya di pinggir jalan , bukan di restoran kayak orang lagi kencan....lagian juga ya Mi , enggak habis sampai lima puluh ribu kok Mi ".

" Memangnya kalian makan apa ?". Mami Rena ternyata belum puas dengan jawaban Sila.

" Makan ketoprak Mi , bukannya cuma lima belas ribu , kalau jualnya kemahalan enggak bakalan laku ".

" Oohhhh ".

" Sudah kan Mi , apa ada yang mau di tanyakan lagi ?".

" Enggak ada ".

Sila berdiri , ia berjalan tapi berhenti dan memutar tubuhnya menghadap Maminya lagi.

" Aku heran , ngapain Tante Meta pake ngadu yang enggak- enggak sama Mami , padahal kami enggak melakukan hal yang melanggar norma atau merugikan orang lain, boleh kita ngejar cowok tapi kalau enggak di perdulikan ngapain masih nyosor juga , seharusnya tau diri dan mundur sebelum malu ".

" Aku harap Mami juga tidak ikut - ikutan ngejar laki - laki kayak Tante Meta, ingat Mi ...Mami sudah punya anak dua , sudah remaja pula ".

" Apa maksud kamu ?". Mami Rena berdiri , ia terlihat marah. " Kamu nyindir Mami ?"

" Kalau Mami enggak merasa begitu ya kenapa harus kesindir ".

Mami Rena terdiam , melihat Maminya diam saja , Sila pun meninggalkannya.

" Aku ke kamar dulu Mi ".

Apa Sila tidak setuju ya kalau aku mau menjalin hubungan dengan Mas Arshaka , tapi aku terlanjur suka sama dia

Mami Rena lupa , Arshaka tidak pernah menunjukan ketertarikan padanya, menerima undangan makan malam pun hanya sekedar untuk menghormati Mami Rena....tidak lebih.

Bersambung.......