Karya pertama.
Bukan Sekedar Murid Biasa.
***
Bagaimana rasanya dicintai, dan mencintai murid sendiri? Geli-geli gimanaa gitu?
"Yessss! Ayo jadi pacarku!"
"Ethannn!!!"
***
Makasih udah sempet mampir ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfathania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Salammieayam (7)
"Ini yah Bang Miyam, kembalinya ambil aja. Niat banget kesini padahal mau hujan! Saaayang Bang Miyam!" Kata Indah sambil mendorong troli masuk ke rumah.
Dia benar-benar memesan lima puluh porsi. Entahlah, dia secinta itu dengan Mie Ayam? Tapi Indah takut dengan ayam.
Miyam, nama yang disematkan oleh Indah atas dasar singkatan Mie Ayam.
"Abang pacaran ya sama Bu Indah?" Suara Ethan membuat Indah membalikkan tubuhnya.
"Enak aja! Aku itu suka sama Mie Ayamnya! Ya kan Bang Miyam?" Indah menatap Abang Mie Ayam itu sambil berkedip-kedip tanda si Abang harus meng–iyakan–nya.
"Iyaa, saya teh udah sering ke rumah Bu Indah. Beliau selalu beli walau cuman seporsi. Aa bikinin gih biar saya gak ketempelan lagi." Akibat terlalu nyaman curhat, sampai tidak sadar orang yang 𝘥𝘪𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘪 mendengar jelas.
"Abaaang! Haaaaaa!" Teriak Indah meluapkan kekesalannnya.
Indah, bagaimanapun adalah sosok yang butuh kasih sayang, dan dia hanya bisa bersifat manja dan kekanakan hanya pada orang yang membuatnya nyaman saja.
Selesai membeli Mie Ayam, Ethan berniat mengajak Ellia pulang. Tapi tatapan Ellia pada Indah langsung membuat Indah teringat akan permintaan Ellia tadi.
"Ethan, masuk dulu sini. Bantu aku kurangin Mie Ayam ini!" Indah sangat sumringah dan semangat ingin mengajak Ethan room tour rumahnya.
"Maksudnya?" Ethan bertanya kebingungan. Tapi belum sempat ia paham, Ellia sudah menarik tangannya untuk mengikuti Indah memasuki rumah.
"Udah Bang, rejeki nomplok ini!" Bisik Ellia sambil ketawa sendiri. Pelan memang, tapi Indah mendengarnya.
Mereka mulai memasuki ruang tamu, lanjut, mereka ke dapur, lalu lanjut ke kolam renang pribadinya, lalu masuk ke pintu kamarnya yang berada di samping kolam, lalu kembali ke kolam, dan menaiki tangga tepat di sebelah pintu kamarnya. Lalu kembali ke dapur.
"Wahh Abang! Bagus banget ya rumah Kak Indah. Banyak penghargaan lagi di kamarnya. Pasti nanti anaknya pinter-pinter! Uhhh, joss!"
Ellia sengaja begitu supaya Abangnya tertarik sama perempuan yang sudah ia anggap Kakak itu. Juga, supaya Abangnya normal kembali.
Ya, Ellia menganggap Ethan tak normal. Karna, Ellia sudah sering mengenalkan Ethan pada teman–temannya yang satu jurusan dengan Ethan. Tapi Ethan seperti tidak ada rasa tertarik sedikitpun.
"Penghargaan Abang lebih banyak." Singkat, namun skakmat.
Kedua perempuan yang Ethan sayangi itu, semuanya bungkam. Niat ingin caper, malah di ulti.
"Hah.. Ekhm! Y–yaudah tunggu bentar ya, duduk sini dulu." Indah mempersilahkan Kakak beradik itu duduk di meja dapur, sembari menunggu dirinya menyiapkan mie ayam untuk mereka.
Ethan menangkap semua pergerakan Indah, yang mondar mandir sembari membawa box.
Ethan sempat menawarkan bantuan, namun dengan tegas Indah menolaknya.
Setelah agak lama menunggu, akhirnya selesai juga. "Ini! Selamat menikmati ya!" Tak salah hitung, Indah membawakan mereka box yang cukup untuk berpuluh-puluh porsi mie ayam.
"G-gak salah ini??" Ethan kira Indah akan memberi beberapa porsi saja untuk dia, Ellia, Papa, dan Mamanya. Tapi empat puluh porsi ...
"Iyaa, terserah kamu mau kasih ke siapa aja. Aku mau makan sepuluh porsi ini. Udahh sana, cepet dimakan, keburu dingin loh!" Kata Indah tanpa mengalihakan pandangannya sedetik pun dari mie ayam–nya yang berjumlah sepuluh porsi itu.
"Serius dalam satu hari habis..?" Ethan masih heran, dan banyak sekali pertanyaan di benaknya yang ingin ia tanyakan langsung pada Indah.
"Habis kok!" Raut wajahnya tak dapat dibohongi, betapa sukanya dia pada mie ayam, kayak author!
...🤭...
...🤤🤤🤤🤤...
...****************...
#Salammieayam
kirain dah pacaran pas saling twmbak di bab 5