Dicampakam Calon Suami Diratukan Suami Penganti

"R-Rizal,aku-aku hanya...."

Entah mengapa,aku jadi serba salah.

Ibuku selalu mengajariku tata krama yang baik.jadi hal itu membuatku tidak enak.

Kutarik nafas panjang ,mencoba menenangkan diri.

"Maaf Rizal,aku mengganggumu,tadi aku mencari mau kemana-mana."aku langsung menjelaskan apa yang terjadi agar Rizal tidak menganggap ku lancang, " suer,deh.aku tidak mendengar apapun, ko. Dan aku baru buka pintu saat kau menoleh."

Rizal segera mengubah mimik mukanya dan terkekeh." kenapa kau setegang itu?walau kau dengar pun tidak masalah juga.hanya perbincangan antara supir truk.bukan hal penting."

Aku mengangguk sebelum Rizal menanyakan mengapa aku mendatanginya. "eh,kenapa tadi?"

"Jangan blang kau berubah pikiran dan ingin tidur denganku,ya?"

Duh....mulai lagi!

"Jangan ngaco! Aku hanya heran bagaimana pecahan parfum di kamar sudah bersih?bukankah seharian kita di luar?"

"Benarkah?kok bisa?!"Rizal terlihat terkejut.

" Jangan-jangan arwah temanku yang membersihkannya,dia paling tidak suka kamarnya berantakan."

Aku jadi takut lagi.

Namun,aku curiga pria ini sengaja membuatku lebih ketakutan."jangan bercanda,Rizal!"peringatanku padanya.

"lalu siap?apa kau pikir aku meminta orang yang membersihkan apartemen ini?aku hanya sopir truk,lho.mana bisa menyuruh orang untuk hal yang bisa aku kerjakan sendiri.makan di restoran tadi karna ada gratisan'kan!" Rizal mengingat.

"Ya sudah,aku tidak mau tinggal di apartemen berhantu ini lagi.klau kau tidak mau,biarkan aku keluar sendiri?" ucapku.

Ini sekaligus kesempatan agar aku punya alasan pergi dari pria ini.

Namun,Rizal menarik ku saat aku hendak berlalu."eeh,mau pergi kemana istriku?"

"Cari tempat yang tidak berhantu seperti disini.aku lebih suka tinggal di gubuk sederhana dari pada di apartemen mewah tapi berhantu.mana bukan milikmu sendiri, lagi!"

"Okelah.karena istriku tidak betah disini,besok kita pindah kerumahku.sekarang sudah malam lebih baik tidur dulu"

"Tapi, aku mana bisa tidur klau tau begini,Rizal?"

"bisa,kok.tidur saja bersamaku. kupeluk kau sampe pagi.aku jamin arwah temanku itu tidak berani mengganggumu. ingat,dia temanku.mana mungkin tega mengganggumu?"

Aku ingin menyangkal.

Tapi,ucapan Rizal ada benarnya.

Ini sudah larut malam dan kami sam-sama lelah.

"Baiklah,tapi tidak ada pelukan.putusku!"

Ya,aku tidak mungkin membiarkan Rizal memelukku sepajang malam.

untungnya,pria itu mau dan memilih tidur di sofanya.

Hanya saja aku tak bisa memejamkan mataku.

Pikiranku juga masih kemana-mana.

"Belum bisa tidur?''

Aku menoleh ke arah Rizal.sepertinya,pria itu juga belum memejamkan matanya dan menyadari keresahanku

" belum."

"Mikir pria itu lagi?" Rizal memiringkan badanya agar bisa menatapku dengan baik.

"Apa kau mau ketemu dengannya?"tanya Rizal lagi.

"Ya,aku ingin tahu kenapa di begitu tega padaku?"

Rizal tercenung sesaat sebelum bertanya"kau sangat mencintainya,ya?"

"Aku ini gadis miskin yang selalu di rendahkan orang lain.pergi ke kota untuk belajar karna pamanku menyanggupi biaya sekolahku.Di kampus,aku juga sering di pandang sebelah mata oleh banyak teman-temanku yang tahu betul tentang kehidupanku."

Akhirnya aku bercerita sedikit tentang kehidupanku pada Rizal.

"Setelah mereka tahu bahwa aku adalah kekasih mas Genta dan akan segera menikah dengannya,tiba-tiba pandangan mereka berubah terhadapku.semua orang

Berbondong-bondong mengakui ku sebagai temanku"

"Mencoba bersikap sebaik mungkin padaku.Bahkan tanteku yang selalu menganggap ku hanya sorang upik abu di rumahnya,dengan tidak sabar meminta mas Genta menikahiku.dia juga yang menyanggupi membuat pesta besar-besaran lantara tau

besannya seorang pengusaha kaya raya.mungkin niatnya mau pamer."

"sayangnya,di hari pernikahan kau tahu sendiri apa yang terjadi 'kan?"

Rizal tampak mengangguk."ya,sudah anggap saja belum jodoh.lebih baik,berpikir begitu agar kau tidak terus-terusan berbelit penderitaan.bumi tidak akan berhenti berputar hanya karna kau sedih."

"Iya.aku juga sedang mengusahakannya,Rizal.tapi,aku takut dengan tatapan orang yang sepertinya akan semakin merendahkan ku."

Aku mulai terbawa emosi dan suaraku terdengar bergetar karna menahan tangisan.

Rizal bangkit dari sofa dan menghampiriku.

Aku yang sedang sedih tidak menolak kehadirannya.

"Jangan sedih,klau kau memang mau bertemu dengannya,besok aku akan bantu kau menemuinya."

Aku duduk dan menatapnya dengan serius.

'kau tidak masalah aku menemuinya,Rizal?"aku menanyakan ulang berapa kali Rizal hanya bercanda seperti biasanya.

Bukankah tadi dia mengatakan tidak akan menceraikan ku.

"bolehlah,kau hanya untuk mengklarifikasi kan

sesuatu,"

"Bagaiman klau setelah itu aku dan mas Genta kabur darimu?" candaku.

Tapi,seketika aku menyesalinya.

Bagaimana jika Rizal marah dengan ucapanku yang tanpa pikir-pikir dulu.

Namun,aku salah.

Dengan santainya,Rizal berkata,"gampang lah,aku tinggal lapor polisi klau ada pria yang melarikan istriku! ingat aku punya surat nikah kita."

Ya,aku kalah telak dengan kenyataan itu.