Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Ana
Hari ke sebelas semenjak Ana di sekap sang Ibu tidak pernah lagi datang ke gudang untuk sekedar melihat kondisi Ana. Bahkan para pelayan pun tidak ada yang berani mendekati gudang karena takut di pecat.
Pelayan yang tidak tahan akhirnya memanggil Lastri untuk meminta izin pergi ke gudang melihat kondisi Ana. Lastri yang setiap harinya sibuk bermain bersama geng sosialitanya tidak menghiraukan keberadaan Ana yang ada di gudang.
"Nyonya!" Panggil pelayan.
"Ada apa?" Tanya Lastri sambil melihat baju-baju bayi untuk anak Elen dan Kevin buah cinta mereka.
"Ini sudah sebelas hari semenjak Nyonya mengurung Non Ana di gudang. Apa tidak sebaiknya Non Ana di keluarkan sekarang?" Jawab Pelayan takut.
Degh
Mata Lastri seketika melotot begitu juga dengan Kevin hanya Elen yang terlihat gugup.
"Sudah sebelas hari? Astaga! Bagaimana bisa aku melupakan anak sialan itu masih ada di gudang?" Ucap Lastri sambil menepuk jidatnya.
"Sebaiknya kita periksa sekarang saja Nyonya. Saya takut terjadi sesuatu sama Non Ana." Jawab Pelayan.
Sebenernya pelayan itu sudah bisa menebak bagaimana kondisi Ana di dalam gudang. Namun dia berharap semoga ada keajaiban dan membuat Ana bisa bertahan di dalam sana.
Beramai-ramai mereka pergi ke gudang yang ada di belakang rumah. Sesampainya di depan gudang Lastri mencium bau menyengat dari dala gudang.
"Seperti bau bangkai." Gumam Kevin sambil menutup hidungnya.
"Apa anakmu makan tikus selama di sekap Lastri? Kenapa bau bangkai nya sangat menyengat." Tanya Hendra suami kedua Lastri.
Tidak mungkin." Jawab Lastri.
"Aku sudah meminta pelayan buat antar makanan setiap hari ke sini. Iya kan Bik?" Tambah Lastri.
Pelayan yang berjalan di belakang Lastri sontak menggeleng kepalanya pelan.
"Bukannya Nyonya melarang kami untuk memberi makan Non Ana!" Ucap pelayan.
Degh
Langkah kaki Lastri berhenti seketika dan menoleh ke arah pelayan itu.
"Jangan ngawur kamu Bik! Mana mungkin aku melarang kalian untuk memberi makan Ana? Memangnya kalian mau anakku mati kelaparan." Bentak Lastri kepada pelayan itu.
"Tapi Non Elen sendiri yang bilang pada kami." Jawab pelayan itu takut.
"Elen?" Lirih Lastri sambil menatap ke arah Elen yang diam saja sejak dari tadi.
Wajah Elen pucat pasi kala ibu sambungnya melihat ke arahnya. Sebentar lagi semuanya akan terungkap membuat Elen gemetar ketakutan.
"Jangan-jangan bau bangkai ini....." Kevin tidak melanjutkan ucapannya.
"Ana." Lastri langsung mempercepat langkah kakinya dan membuka pintu gudang. Dan saat pintu gudang terbuka Lastri menjerit histeris melihat jasad Ana yang sudah bau bangkai.
Tikus-tikus yang semula menggerogoti tubuh Ana kini sudah pergi. Beberapa tikus bahkan ada yang melompat ke kaki Lastri yang sudah gemeteran.
"Astaga!" Kevin langsung menutup matanya sebentar.
"Ana!" lirih Lastri. Dia benar-benar syok saat melihat jasad anaknya yang mengenaskan.
"Masalah ini tidak boleh sampai bocor ke luar. Kita semua harus menyembunyikan soal kematian Ana rapat-rapat." Ucap Hendra.
"Te.... Terus kita harus apa? Tidak mungkin kematian Ana kita sembunyikan selamanya." Jawab Lastri yang masih syok melihat jasad Ana. Tidak ada penyesalan di wajah Lastri yang ada hanya perasaan kaget.
"Bagaimana kalau kita umumkan kematian Ana ini bunuh diri karena merasa frustasi melahirkan anak yang cacat!" Ucap Hendra.
"Soal jasadnya bagaimana?" Tanya Lastri yang masih syok.
"Kita kuburkan dia hari ini juga, jangan nunggu nanti yang ada kita akan ketahuan oleh pihak liar belum lagi oleh ayah kandung Ana." Jawab Hendra.
Lastri masih belum bereaksi dia masih syok berat sedangkan Elen dia tidak terlihat menyesal sama sekali karena sudah membunuh Ana secara tidak langsung. Elen hanya menampung raut wajah datar dan penuh tipu muslihat.
Pemakaman benar-benar di lakukan pada hari ini juga, orang-orang yang datang melayat tidak di perbolehkan untuk melihat jasad Ana.
Setelah selesai di kuburkan, seorang pria paruh baya tampak berjalan sempoyongan mendekati makan Ana. Lututnya gemetar sebelum akhirnya jatuh bersimpuh di samping makan Ana.
"Tidak..... Anakku. Maafkan Papa sayang! Sungguh maafkan Papa yang terlambat menemui kamu." Teriak histeris Antonio ayah kandung Ana.
Antonio Bagaskara adalah ayah kandung Ana. Sosok yang Ana anggap telah melupakan dirinya semenjak menikah lagi.
"Lastri kenapa kamu menguburkan Ana cepat-cepat, hah. Kenapa kamu tidak menungguku? Aku ayah kandungnya dan aku berhak melihat jasad Ana untuk yang terakhir kalinya." Bentak Antonio.
Antonio sangat marah karena ia tak bisa melihat wajah putrinya untuk yang terakhir kalinya. Padahal dia sudah memesan tiket dengan penerbangan cepat tapi masih tidak bisa melihat wajah putrinya.
"Kamu pikir aku sanggup berlama-lama melihat kondisi anakku yang sangat mengenaskan, hah." Jawab Lastri menangis.
"Aku gak sanggup Toni. Makanya aku meminta orang-orang untuk segera menguburkan Ana." Tambah Lastri.
"Kenapa anakku bisa bunuh diri Lastri?" Tanya Antonio tegas.
"Karena dia malu melahirkan anak yang cacat." Jawab Lastri.
"Tidak mungkin, Ana gak mungkin bertindak sedangkal itu." Ucap Antonio geleng kepala.
"Nyatanya memang seperti itu, padahal Kevin sudah berusaha meyakinkan Ana kalau tidak akan terjadi apa-apa meskipun anaknya terlahir cacat. Tapi tetap saja Ana tidak terima." Jawab Lastri.
Antonio tergugu sambil memeluk batu nisan Ana. Dia masih tidak percaya dengan ucapan mantan istrinya, pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
"Lebih baik kamu pergi saja Toni. Ana sudah tenang." Usir Lastri.
Semenjak bercerai dengan sang mantan suami hubungan Lastri dan Antonio tidak pernah baik-baik saja. Keduanya selalu berseteru karena Antonio masih dendam akibat perselingkuhan Lastri dan Hendra saat Lastri masih menjadi istri Antonio.
"Aku ingin jasad anakku di autopsi." Tegas Antonio.
Membuat Hendra, Lastri, Elen dan Kevin tegang dan panik sekaligus. Mereka tidak ingin perbuatan keji mereka terbongkar.
"Tidak. Aku tidak setuju." Geleng Lastri menolak tegas usulan Antonio.
"Aku akan tetap melakukannya meskipun tanpa persetujuan dari mu Lastri." Tegas Antonio.
"Tidak kamu tidak boleh melakukan Itu Toni. Aku gak mau jasad anakku di sayat pisau bedah biarkan dia tenang dalam sana." Tolak Lastri pusat pasi.
"Tapi aku butuh kejelasan kenapa anakku meninggal Lastri. Aku yakin kalian semua sedang menyembunyikan kebenaran tentang kematian Ana dan aku yakin anakku tidak mati karena bunuh diri." Tegas Antonio menatap nyalang ke arah mereka.
"Apa hak kamu untuk melakukan itu, hah? Selama ini apa kamu pernah melakukan kewajiban kamu sebagai ayah." Teriak Lastri.
"Kamu tanya apa hak aku Lastri? Apa kamu lupa kalau aku ayah kandung Ana dan kamu tadi bilang aku tidak pernah melakukan kewajiban sebagai ayah? Apa kamu gak salah. Selama ini aku selalu mentransfer uang untuk biaya hidup Ana dengan jumlah yang besar. Atau jangan-jangan uangnya kamu tidak kasih ke Ana malah kamu kasih ke anak tiri kamu itu." Jelas Antonio membuat Lastri terdiam begitu juga dengan yang lain.
"Tidak aku selalu kasih uang yang kamu berikan pada Ana, jadi jangan kamu nuduh sembarang. Aku tetap tidak setuju kalau kamu membongkar makan Ana biarkan dia tenang Toni. Kalau kamu masih nekat aku akan bunuh diri." Ancam Lastri.
"Silahkan kalau itu mau kamu aku tidak peduli tapi yang jelas aku akan melakukan autopsi. Dan aku akan buktikan kalau Ana bukan meninggal karena bunuh diri melainkan kalian bunuh." Tegas Antonio setelah mengatakan itu dia langsung pergi dari makam.
Sedangkan Lastri dan yang lainnya tegang bukan main kalau sampai makan Ana di bongkar maka semuanya akan hancur begitu pikir mereka. Apalagi Elen yang mulai sejak tadi dia diam saat ayah kandung Ana datang dan ingin melakukan autopsi. Elen tidak mau masuk penjara kalau semua itu di lakukan.
penyampaian kata" sangat baik...
Konflik permasalahan nya tidak terlalu bertele" pas alurnya ceritanya tapi tidak buat bosan untuk dibaca....
Semoga sukses kakk othor❤️