NovelToon NovelToon
Endless Journey: Emperors Of All Time

Endless Journey: Emperors Of All Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Misteri / Fantasi Timur
Popularitas:604
Nilai: 5
Nama Author: Slycle024

Ketika perang abadi Alam atas dan Alam bawah merembes ke dunia fana, keseimbangan runtuh. Dari kekacauan itu lahir energi misterius yang mengubah setiap kehidupan mampu melampaui batas dan mencapai trensedensi sejati.

Hao, seseorang manusia biasa tanpa latar belakang, tanpa keistimewaan, tanpa ingatan masa lalu, dan tumbuh dibawah konsep bertahan hidup sebagai prioritas utama.

Namun usahanya untuk bertahan hidup justru membawanya terjerat dalam konflik tanpa akhirnya. Akankah dia bertahan dan menjadi transeden—sebagai sosok yang melampaui batas penciptaan dan kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Slycle024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal baru

Di tengah Pusat Hutan Iblis, seekor harimau bersayap hitam terbaring malas di atas batu. Bulunya yang putih bersih berkilauan diterpa sinar matahari pagi, sementara sayapnya yang terlipat memantulkan aura kehidupan yang padat di sekitarnya.

Dengan ekspresi bosan, ia mendengkur kecil,

“Ahh… inilah hidup. Matahari hangat, udara segar, dan… tidak ada gangguan.”

Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Matanya perlahan terbuka, pupil matanya bergetar seakan menangkap sesuatu yang datang.

Suara angin terbelah.

Whuuuush!

Sebuah tombak raksasa melesat, membawa kekuatan kehancuran yang sanggup merobek ruang.

Ekspresi harimau berubah drastis. Dari malas penuh angin tidur menjadi serius,

“...Mereka benar-benar tidak bisa diam, ya? Aku hanya ingin bermalas-malasan dengan tenang!”

Segara, Ia berdiri dengan gagah, aura spiritual ganas meledak keluar dari tubuhnya. Dalam sekejap, sembilan lapisan dinding transparan terbentuk, melindungi seluruh pulau. Tak cukup sampai di situ, ia juga memaksa arah dampak benturan agar terangkat ke langit.

Namun dalam hatinya ia mengumpat, “Kenapa juga waktu itu minta bantuan roh pohon? Hah…merepotkan, harusnya aku membunuh mereka sekaligus.”

Aura spiritualnya terus membubung, semakin liar.

Ledakan!

Craaaak!

Boom!

Suara benturan menggema bertubi-tubi, lapisan demi lapisan pelindungnya pecah berurutan. Sampai akhirnya, di lapisan kedelapan, kekuatan tombak itu habis dan senjata itu jatuh melayang lesu.

“Fiuhh…hampir saja. Jika hancur semua, bisa jadi tempat ini jadi puing” gumamnya sambil mengibaskan ekornya.

Namun, sebelum ia bisa kembali berbaring, awan petir raksasa menggulung di langit, semakin meluas dari detik ke detik.

“Ahh, sialan!” teriaknya, menggeram kesal, “Padahal masih ada waktu sebelum malapetaka!...Kenapa aturan sialan itu harus datang?!”

Meski geram, Ia mengatur nafasnya dan dengan tenang mulai menyembunyikan keberadaannya, menahannya agar tidak memicu tribulasi lebih jauh. Perlahan, awan petir yang sempat meluas berhenti, seolah kehilangan target.

Namun—

Langit tiba-tiba berubah kelam. Dari gumpalan awan petir, sebuah mata raksasa terbentuk. Tatapannya dingin, seperti menyapu seluruh dunia, lalu berhenti tepat pada tubuh harimau bersayap yang sedang berpura-pura tidur di atas batu.

Duarrr!

Petir menyambar, namun pelindung tak terlihat menangkisnya.

Mata itu menatap tajam, seperti kesal. Ia terjebak dalam dilema: di satu sisi aturan, di sisi lain, harimau itu sudah berjasa menjaga keseimbangan . Apalagi, catatan pahalanya… lumayan.

Tatapan itu tidak bergeming. Harimau bersayap, yang semula pura-pura tidur, akhirnya tak tahan juga. Ia mengangkat kepalanya dengan wajah kesal, lalu mendengus,

“Berhenti menatapku seperti itu! Pergilah. Menurut aturan, aku masih punya satu tahun lagi tinggal di sini.”

Mata di langit seakan mengerti. Lalu, perlahan memudar bersama awan petir, menghilang dari langit.

Harimau menguap lebar, memperlihatkan deretan taring putih yang berkilau. Sayap hitamnya meregang, menebar bayangan luas ke tanah, “Yah… masalah selesai. Lain kali kalau ada yang berani ganggu tidur siangku lagi, aku akan—”

Tiba-tiba, ia berhenti. Ujung telinganya bergetar, menangkap getaran langkah yang berat dan kasar. Beberapa binatang iblis mendekat dari arah hutan lebat.

Matanya menyipit. Aura spiritualnya terlepas begitu saja, menyebar dengan ganas. Suaranya kemudian bergema, “Para binatang-binatang bodoh… dengarkan! Dalam satu tahun ke depan akan ada pemilihan raja baru.”

Tiba-tiba, Keheningan menyelimuti sekitar. Semua binatang iblis yang berada tidak jauh dari area inti spontan berhenti bergerak.

---

Satu bulan berlalu.

---

Akhirnya kera berlengan empat itu kembali ke pusat hutan iblis. Ia melangkah dengan hati-hati, lalu membungkuk penuh hormat di hadapan sosok yang agung didepannya.

“Sudah satu tahun berlalu,” suara berat terdengar dari seekor harimau bersayap hitam yang duduk angkuh di atas batu besar. Tatapannya tajam menembus kegelapan hutan, “Bocah kecil, sepertinya sudah banyak berubah.”

Sorot matanya lalu beralih pada kera berlengan empat itu, dingin dan menindas, “Dan kau… apakah menjelekkan raja ini terasa menyenangkan?”

Mendengar itu, tubuh kera itu bergetar hebat, mulutnya terkunci rapat, ia tidak berani memberi jawaban.

Bruk!

Tanpa peringatan, Hao yang berdiri di dekat sana seketika jatuh pingsan. Sang harimau kembali menatap kera berlengan empat,

“Lempar dia ke dunia manusia. Sisanya, terserah padamu.” Ia lalu melemparkan sebuah gulungan bambu, “Gunakan ini untuk menyamar.”

Keheningan menyelimuti tempat itu. Butuh beberapa saat sampai kera itu sadar bahwa keberadaan Hao sebagai manusia mulai tercium. Ia segera menerima gulungan itu dengan hormat, pergi, lalu mempelajarinya sambil berjalan.

Sementara itu, harimau bersayap hitam menghela napas panjang. Pandangannya beralih pada pohon kuno yang menjulang di belakangnya.

Tiba-tiba, dedaunan di sekitarnya berputar liar, membentuk sosok humanoid yang perlahan berjalan keluar. Dari jalinan akar dan daun itu, terbentuk sebuah meja dan dua kursi.

Harimau bersayap hitam itu terkejut. Ini pertama kalinya roh pohon kuno menampakkan diri. Ia hendak berubah wujud, namun segera dihentikan oleh roh pohon itu.

“Tempat ini bukan untukmu,” ucap roh pohon dengan suara dalam. Lalu ia menambahkan, “Rekan Taoist, bukankah tidak sopan hanya menonton?”

Tak lama kemudian, terdengar suara lain, “Hmm… ternyata pecahan akar abadi. Pantas saja.”

Sebuah siluet humanoid yang penampilannya tersembunyi muncul, lalu duduk di kursi yang tersedia.

Mereka kini duduk berhadapan. Roh pohon kuno akhirnya membuka percakapan, memecah keheningan, “Kau terlalu kejam memisahkan mereka, bahkan melemparkan anak itu ke tempat ini. Jika bukan karena kera itu, anak itu pasti sudah mati.”

Roh pohon menghela napas. Sosok di depannya memiliki aura yang sangat mirip dengan seseorang yang pernah mengancamnya enam tahun lalu. Ia menduga, mungkin ini hanyalah sebuah klon.

“Tidak ada komentar,” jawab sosok itu dingin.

“Sudahlah.” Roh pohon kembali mendesah, lelah. “Anak itu sudah tidak bisa tinggal di sini. Sisanya terserah padamu.”

Waktu berlalu dalam keheningan. Sosok misterius itu tidak mengucapkan sepatah kata pun, sementara roh pohon hanya menahan kekesalannya. Hingga akhirnya, dua bola cahaya keluar dari tangan roh pohon, melayang, lalu masuk melalui alis Hao yang masih pingsan.

Sosok misterius itu sedikit terkejut. Matanya menyipit, “Itu… pecahan Metode Asal Surgawi dan sejenis metode perampasan ? Kenapa kau memberikannya?”

Roh pohon menoleh tajam, berkata dengan jengkel : “Bukankah ini yang kau tunggu?”

Suasana hening seketika. Antara roh pohon dan sosok misterius, seakan terjadi kesalahpahaman yang tidak bis dijelaskan.

Dalam sekejap, sosok itu menghilang seakan ingin melaporkan kan kejadian tak terduga, tak lupa ia meninggalkan sebuah botol kecil.

Roh pohon menatapnya lama, lalu menghela napas berat. Setelah merasakan isi botol itu, ia menyerahkannya kepada harimau bersayap hitam.

***

Puluhan kilometer dari hutan iblis, sepasang manusia berusia sekitar tiga puluhan tampak berlari tergesa-gesa. Nafas mereka berat, wajah penuh kelelahan. Sepanjang hari mereka terus berlari tanpa henti, namun kini mereka telah terkepung.

Lingkaran para pembunuh semakin rapat. Pasangan itu saling berpegangan, menyadari tidak ada lagi jalan keluar. Putus asa mulai menguasai hati mereka.

Di tengah keheningan mencekam, sebuah suara asing meresap langsung ke telinga mereka,

“Manusia… aku bisa menyelamatkanmu. Bagaimana jika kita membuat sebuah kesepakatan?”

Wanita itu mencari sumber suara, melihat kondisi suaminya yang hampir roboh. Tanpa ragu, ia berteriak, “Apa pun! Tolong selamatkan kami!”

“Baiklah. Sepakat.”

Sekejap kemudian, tekanan spiritual yang mengerikan menyapu area itu. Tubuh para pembunuh yang mengepung mereka membeku, lalu hancur berkeping-keping tanpa sempat mengeluarkan jeritan.

Dari balik kegelapan, muncul sosok besar menyerupai manusia gorila. Tubuhnya berotot, aura menindas memancar kuat darinya.

Dengan langkah berat namun tenang, ia membawa seorang anak laki-laki berusia enam tahun, lalu meletakkannya dengan lembut di hadapan pasangan itu.

Manusia gorila itu menatap sepasang kekasih itu, lalu berkata : “Rawat dia sampai berusia tujuh belas tahun. Biarkan ia bebas melakukan apa pun. Kalian hanya perlu tinggal bersamanya. Sisanya, terserah kalian.”

Segera, sebuah tas penyimpanan dilemparkan ke arah pasangan itu.

“Baiklah… sepakat,” jawab wanita itu, gemetar namun tetap mencoba menenangkan diri.

Ia segera mencari pil penyembuhan untuk menolong suaminya yang terluka parah.

Namun sebelum sempat melanjutkan, sebuah cahaya masuk ke alis mereka berdua. Sosok raksasa itu pun menghilang begitu saja, hanya menyisakan suara rendah bergema di udara: “Batasan itu akan hilang setelah anak itu berusia tujuh belas tahun. Jangan lupakan kesepakatan kita.”

1
誠也
7-10?
Muhammad Fatih
Gokil!
Jenny Ruiz Pérez
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
Rukawasfound
Lucu banget! 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!