NovelToon NovelToon
Pelakor Mencari Keadilan

Pelakor Mencari Keadilan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Masuk ke dalam novel / POV Pelakor / Transmigrasi / Healing / Chicklit
Popularitas:609
Nilai: 5
Nama Author: Aulia Z.N

Aura, seorang penulis amatir dari keluarga miskin, terjebak dalam novel ciptaannya sendiri. Ia bangun di tubuh Aurora, selingkuhan jahat dari cerita Penderitaan Seorang Wanita. Padahal, dalam draf aslinya Aurora direncanakan mati tragis karena HIV, sementara sang istri sah, Siti, hidup bahagia bersama second male lead. Kini, Aura harus memutar otak untuk melawan alur yang sudah ia tulis sendiri, atau ikut binasa di ending yang ia ciptakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia Z.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teori Konspirasi yang Menjadi Nyata

"Ibu Siti..." Aurora menautkan kedua jari tangannya di atas meja. Sikunya menopang tangannya, dagunya bertumpu pelan, sementara tatapan matanya menusuk lurus ke arah lawan bicaranya. Suaranya terdengar tenang, tapi di balik itu ada tekanan yang membuat udara di sekeliling mereka seolah menegang. "Karena ini bukan masalah sepele yang bisa diselesaikan hanya dengan dua perempuan yang saling bertentangan fungsi kognitifnya, bagaimana jika kita menggunakan orang lain sebagai penengah?"

"Orang lain?" Siti mengulang pelan, seolah kata-kata Aurora baru saja menggedor ruang pikirannya. "Siapa yang kau maksud?"

"Siapa saja," jawab Aurora dengan santai, meski wajahnya tetap dingin. "Siapa orang yang paling dekat dengan ibu Siti?"

Aurora terdiam sesaat. Matanya tetap terarah pada Siti, tapi pikirannya berputar cepat. 'Jika melihat dari novel Penderitaan Seorang Wanita yang aku tulis sendiri, memang tidak ada biodata jelas tentang second male lead itu. Yang pasti, dia hanyalah teman lama Siti semasa SMA—laki-laki yang tidak pernah bisa move on meski Siti sudah menikah. Tapi... masalahnya, di naskah itu tidak pernah dijelaskan apakah Siti masih berhubungan dengannya atau kapan tepatnya second male lead itu muncul. Plot hole menyebalkan.’

Aurora menggertakkan giginya pelan. Tangannya yang tadinya menyatu perlahan mengepal di bawah meja. Ia tahu betul, ada ketidakpastian besar dalam jalannya cerita ini, dan itu membuatnya gusar.

---

Di ruang rapat otak Aurora, suasana langsung bergemuruh.

"Kalian ini sangat menyusahkan diri sendiri! Tinggal pukul Siti, tarik hijabnya, jambak rambutnya, maki-maki dia di depan semua orang, maka... Boom! Second male lead akan datang secara heroik!" ucap Aurora divisi roasting, berdiri dengan gaya santai, melambaikan tangannya seperti pembawa acara yang sedang mengumumkan trik sulap. Senyumnya licik, matanya berkilat penuh provokasi.

Sekejap semua Aurora menoleh padanya. Beberapa dengan tatapan tak percaya, sebagian lain dengan sorot tajam seperti hendak melempar kursi. Ruangan yang tadinya riuh kini jadi hening tegang.

"Masuk akal!" seru divisi logika hukum sebab-akibat. Ia berdiri cepat, meraih spidol, lalu menuliskan garis-garis dan rumus aneh di papan tulis yang hanya bisa dimengerti oleh Aurora sendiri. "Jika melihat dari novel yang sudah kita ciptakan, Siti memang memiliki plot armor tebal berupa second male lead. Dia akan selalu datang seperti pahlawan super setiap kali Siti menderita. Maka, memperburuk keadaan bisa jadi strategi efektif."

Aurora divisi roasting tersenyum semakin lebar, menepuk dada penuh kepercayaan diri. "Jadi, tunggu apa lagi? Aku roasting, ya!"

"Jangan!" teriak divisi logika hukum sebab-akibat. Wajahnya serius, sorot matanya tajam, seolah seluruh ruangan bisa runtuh jika divisi roasting bertindak gegabah. "Jika kau langsung roasting si manusia lemah dan mudah menangis itu sekarang, itu akan berakibat pada kerugian kita sendiri! Ingatlah tujuan kita semua! Kita harus hidup tenang, aman, damai sentosa mumpung kita jadi anak orang kaya. Jangan sampai membuat masalah besar di luar kendali!"

Suasana rapat mendadak kacau. Beberapa Aurora tampak berbisik-bisik panik, sementara yang lain mengetuk meja dengan gelisah.

Tiba-tiba, divisi pertanyaan random mengangkat tangan tinggi-tinggi. Gerakannya cepat, matanya berbinar, seolah baru menemukan harta karun.

"Silakan!" ucap divisi logika hukum sebab-akibat, melirik sekilas dengan ekspresi penuh harap.

"Bagaimana jika kita berpura-pura ke kamar mandi, lalu... tidak sengaja mendorong Siti agar hampir jatuh? Dengan begitu, kita bisa memperkuat teori konspirasi soal second male lead. Karena kalau hampir jatuh, biasanya karakter klise macam Siti langsung diselamatkan oleh pahlawan dadakan." Tatapannya polos, tapi justru membuat ruangan makin menegang.

Ruangan rapat kembali hening. Semua Aurora mematung, menyimak.

"Benar! Kau jenius!" seru divisi logika hukum sebab-akibat, menepuk tangan hingga papan tulis bergetar. Wajahnya penuh semangat, seakan ia baru saja menemukan kunci jawaban kehidupan.

"Eh?!" Divisi pertanyaan random membelalakkan mata, hampir jatuh dari kursinya. Ia sendiri tak percaya idenya dianggap sehebat itu. "Aku... jenius?"

---

"Ibu Siti, sepertinya perutku sakit. Saya izin ke toilet dulu." Aurora memasang ekspresi kesakitan, kedua alisnya berkerut rapat seolah-olah menahan perih yang tak tertahankan. Tangannya menekan perut, langkahnya dibuat tertatih-tatih seperti orang yang hampir kehilangan keseimbangan.

"Ada apa, Nak? Apa kau salah makan?" Siti langsung panik. Dia bangkit tergesa, wajahnya penuh cemas, dan tanpa ragu memegang lengan Aurora, menopangnya seakan gadis itu akan jatuh kapan saja.

"Tidak tahu... Sepertinya saya terkena diare," jawab Aurora dengan suara lirih, nyaris bergetar. Nada itu terdengar begitu meyakinkan. Lemah, rapuh, seperti seseorang yang benar-benar di ambang kehabisan tenaga.

"Diare?" Siti terkejut. Matanya membesar, kepanikan memancar dari sorotnya. Ia semakin menguatkan genggamannya di lengan Aurora. "Ayo saya antar ke toilet!"

"Tidak perlu, ibu! Saya bisa sendiri!" Aurora buru-buru menolak. Namun, suaranya tetap bergetar, berbaur antara pura-pura sakit dan ketakutan rencana liciknya gagal.

"Tidak masalah, biar saya antar!" Siti bersikeras. Wajahnya yang penuh kepolosan membuat Aurora makin sulit menolak.

Aurora memasang ekspresi memelas, membiarkan Siti tetap memapahnya. Namun di balik mata yang menunduk, Aurora sibuk memperhitungkan situasi. Pandangannya berputar ke sekeliling, mengamati setiap sudut ruangan, mencari titik yang paling aman untuk melaksanakan rencananya.

'Tempat ini masih terlalu berisiko. Terlalu banyak mata yang mengawasi.' Aurora melirik meja-meja di sekitarnya, lalu menatap ke depan. Pandangannya berhenti di area kosong yang lebih lapang. Dekat pintu keluar dan lorong menuju toilet. Tak ada kursi, tak ada meja, lantainya datar dan relatif aman. 'Di sana. Sempurna. Kalau pun teoriku soal second male lead meleset, paling buruk Siti hanya jatuh sedikit sakit. Tidak sampai patah tulang.'

Aurora dan Siti melangkah semakin dekat ke titik yang sudah dipilih. Degup jantung Aurora makin cepat, keringat dingin merembes di tengkuknya. Tangannya menggenggam erat lengan Siti, pura-pura mencari sandaran, padahal sebenarnya ia sedang menghitung detik eksekusi.

'Sekarang. Bagaimana caranya membuat Siti jatuh tanpa terlihat sengaja? Kalau aku mendorong langsung, risikonya terlalu tinggi. Orang-orang bisa salah paham... Hm. Benar! Cara tercepat adalah jatuh bersama-sama!'

Aurora menggertakkan giginya. Dengan sengaja ia memiringkan kakinya, membuat pijakan heels tipis yang dikenakan terlepas begitu saja. Tumitnya meleset dari sandal, dan tubuhnya langsung kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap, Aurora merosot ke depan dengan hentakan keras.

Tubuhnya menimpa Siti yang sedang memapahnya.

Benturan itu kuat, tidak memberi kesempatan bagi Siti untuk bertahan.

"Kyaaa!" jeritan melengking pecah dari mulut Siti. Tubuhnya terhempas ke belakang dengan keras, roknya berkibar, tangannya meraih udara kosong.

Sebuah tangan besar muncul begitu cepat, menembus ruang di antara waktu yang hampir membeku. Tangan itu dengan sigap menangkap tubuh Siti yang sudah nyaris membentur lantai. Sentuhannya kuat namun lembut, seolah dirancang hanya untuk momen penyelamatan seperti ini.

Aurora terbelalak. Ia sendiri yang sengaja menjatuhkan Siti, tapi tak menyangka ada yang benar-benar muncul tepat waktu. Jantungnya berdentum kencang, seakan tubuhnya baru saja dilempar ke arena sirkus tanpa persiapan.

Pria paruh baya itu menahan tubuh Siti dengan posisi yang begitu dramatis—satu lengan menyangga punggung, lengan lain memegang erat pergelangan tangannya agar tidak terlepas. Sorot matanya teduh, penuh kehangatan, dan senyumnya tipis tapi menenangkan. Wajahnya memancarkan ketampanan dewasa, pesona yang matang, pesona yang… berbahaya.

Siti, yang masih terkejut, menatap wajah itu dengan mata membesar. Nafasnya tercekat.

Batinnya berteriak, 'Teori konspirasinya benar-benar terjadi!'

Detik itu juga, semua percakapan di sekitar mereka menguap. Restoran yang semula ramai mendadak terasa hening. Orang-orang yang melihat malah seperti saksi dalam drama yang tayang langsung di depan mata.

Aurora, yang masih terduduk di lantai, menahan diri agar tidak mendengus keras. Ekspresinya datar, tapi dalam kepalanya… rapat otaknya sudah pecah.

1
Messan Reinafa
karma berlaku yaa ciin
Messan Reinafa
duh..duh...bau-bau pelakor ga tau diri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
jangan bilang jika istri mu yang kenal penyakit HIV 🗿
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
😭😭😭tiba tiba di tampar
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
ku kira dia tokoh benerann 😭
👑Chaotic Devil Queen👑: Selamat! Anda bukan satu-satunya orang yang kena tipu😭🤣
total 1 replies
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor,rasain emang enak🤣🤣🤣
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor
erika eka putri pradipta(ACDD)
paling benci dengan orang yang kejam seperti aurora
Oksy_K
releted bgt, ikut trend pasar tapi feel nya gak dapet, gk ikut trend duitnya yg gak dapet🥲😂
Oksy_K: sabar ya kak, kita sama🤣
total 4 replies
karena orang-orang senang liat orang susah 🤭
👑Chaotic Devil Queen👑: Lebih ke... merasa relate aja gak sih🗿

makanya kebanyakan yang bikin dan baca itu ibu rumah tangga karena relate🗿
total 1 replies
Quinnela Estesa
nama tokoh utama aja yang keren. nama tokoh lain B aja. Siti apaan deh🤣 coba namanya lebih bagus lagi
👑Chaotic Devil Queen👑: Kan disesuaikan sama gennya zheyenk😭🤣

Siti dan yang lainnya itu gen milenial ke atas. Mereka di usia bapak-bapak, ibu-ibu. Yang gen-Z cuma MC doang. Makanya namanya estetik sendiri😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Jir, kena plot twist ane, ku kira dia tokoh beneran. Ternyata cuma karakter novel yg MC bikin /Facepalm/
👑Chaotic Devil Queen👑: Wah siapa sangka😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Tipikal wanita yang tidak aku sukai, berharap agar kita gak pernah bertemu dengan orang semacam ini di kehidupan nyata 😤
👑Chaotic Devil Queen👑: Iya gess... semoga dipertemukan wanita baik-baik yang mau menemani saat susah, gak cuma senengnya doang😭🙏
total 1 replies
Adifa
kok bisa di katakan wanita bodoh??😭
👑Chaotic Devil Queen👑: NPD juga bisa atau DPD. Dia terlalu percaya diri dan gak mandiri 🗿
total 3 replies
Jhony Can Cook
bagus kok
👑Chaotic Devil Queen👑: Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!