Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sampel
Lelah! Itulah yang saat ini dirasakan oleh para anggota TNI dan para relawan. Bisa dikatakan mereka hanya terlelap 3 jam. Karena setiap jam ada saja warga yang mengeluh sakit. Bahkan tangisan anak-anak selalu terdengar.
"Hoaamm" ucap vero sambil merentangkan tangannya
"Ya ampun gue ngantuk banget" keluh vero
"Lah si Nindy kemana" bingung Vero
"Nindy lagi didapur umum dia masak katanya pengen nasi goreng" sahut Ranti yang baru saja selesai mandi
" Tu bocah makan mulu heran gue apa ga takut tu pipi makin meluber" ucap Vero
"Hahaha dia banyak makan tapi tidak gendut" kekeh Ranti
"Ah iya benar juga entah kemana nasi nya" timpal Vero
"Ck! Nasi nya pindah ke pipi nya" tawa Ranti pun terdengar
"Hahahaha benar aduh-aduh sakit perut gue anjir" ucap Vero sambil menyeka air matanya.
\~
DAPUR UMUM
"Em ini enak sekali" ucap Nindy setelah menyelesaikan urusan memasak nya
"Wah! Nona Nindy sedang apa disini" ucap anggota TNI yang tiba-tiba masuk ke dapur
"Astaga pak! Kalo mau datang bilang dong kan jadi kaget" ucap Nindy kesal sambil mengerucutkan bibirnya
"Alhamdulillah ya Allah pagi-pagi dikasih lihat pemandangan indah" ucap TNI tersebut dalam hati
"Eh anu maaf non kalo ngagetin" ucap TNI tersebut tak enak hati
"Yaudah gapapa kok pak hehe" kekeh Nindy
"Non lagi apa?" Tanya nya
"Ah Nindy lagi masak nasi goreng tadi habis sholat Nindy laper" ucap Nindy
"Wah udah cantik rajin sholat pintar masak pula" Puji TNI tersebut
"Jangan dipuji pak Nindy bisa terbang ni" kekeh Nindy
"Ya kalo terbang tinggal tangkap" jawab TNI tersebut juga terkekeh
"Pakai apa?" Tanya Nindy
"Pakai jala" tawa TNI tersebut
Nindy juga ikutan tertawa entah dari mana lucunya. Nindy tidak tahu apa itu jala tapi dia tetap tertawa saat melihat TNI tersebut tertawa.
"Astaga non itu kenapa teh kalo ketawa matanya jadi hilang gitu" ucap TNI tersebut
"Nindy tidak tahu pak dari lahir sudah seperti ini" kekeh Nindy
"Hahahaha ada-ada saja kamu ini non, sok lanjutin makannya" ucap TNI tersebut
"Bapak ga mau makan?" Tanya Nindy
"Nanti saya sarapan bareng anggota lain non saya kesini cuman mau ambil gelas saja" ucap TNI tersebut lalu mengambil gelas yang ia butuhkan
"Oh silahkan pak" ucap Nindy
"Iya sudah kalo gitu saya permisi ya non" pamit TNI tersebut
"Iya pak" jawab nindy sopan
Setelah kepergian TNI tersebut Nindy langsung menyajikan nasi goreng kedalam piring. Lalu ia duduk dikursi yang sudah tersedia disana. Ia mulai melahap makanannya dengan lahap. Tak Nindy sadari jika saat ini ada seseorang yang memperhatikan dirinya sambil tersenyum sendiri.
\~
"Jadi bagaimana" tanya Vero
Saat ini mereka sedang berkumpul didepan posko kesehatan. Mereka akan membahas tentang virus apa yang sudah menyerang para warga.
"Apa tidak sebaiknya kita lakukan tes darah saja? Agar bisa mengetahui virus apa yang sudah menyerang warga" ucap Nindy sambil memakan cemilannya
"Benar dok sebaiknya kita lakukan tes darah saja daripada kita hanya menerka-nerka" sahut Ranti
"Baiklah kita akan lakukan tes darah,Nindy apa kamu bisa bantu saya untuk melakukan tes darah?" Tanya Rafael
"Maaf dok saya belum terlalu bisa melakukan hal seperti itu,selama ini saya hanya belajar tentang menjadi relawan saja" ucap Nindy jujur
"Tidak apa-apa nanti kamu bisa lihat cara saya. Bukannya kamu ingin melanjutkan cita-cita kamu? Maka dari sekarang kamu bisa belajar" ucap Rafael
"Dokter Rafael benar nin kamu harus belajar dari sekarang hitung-hitung menambah ilmu" timpal Vero
"Bukan hanya aku Vero! Jangan mendadak amesia kamu juga harus belajar kamu juga kan mau kuliah kedokteran juga" sungut Nindy kesal
"Ha-ha-ha iya iya jangan buat wajah seperti itu bukannya takut aku malah gemes ingin menguyel-uyel pipi kamu" ucap vero lalu tertawa
"Ah sudahlah ayok dok" ajak Nindy pada rafael
Mereka semua pun segera mengambil alat yang dibutuhkan. Sedangkan sebagian dari mereka sedang memberi tahu pada tni dan warga untuk melakukan tes darah.
Dibantu oleh anggota TNI saat ini para warga sedang berkumpul di tenda unit 6 yang luas. Semua warga dan anak-anak dibawa kesana.
\~
"Hallo Selamat siang semuanya" sapa Rafael pada para warga
"Selamat siang dok" jawab mereka serempak
"Baiklah hari ini saya meminta izin untuk mengambil sampel darah kalian semua. Sampel darah tersebut akan kami periksa untuk mengetahui virus apa yang saat ini sedang menyerang tubuh kalian. Apa bapak dan ibu sudah siap?" Tanya Rafael
"Siap dok" jawab mereka kompak
"Alhamdulillah baiklah disini kita tidak akan hanya mengambil satu atau dua sampel darah saja tapi kita akan mengambil semua sampel darah agar tidak ada yang terlewatkan. Untuk bagian anak-anak nanti akan dibantu oleh nona Nindy" ucap Rafael
Anak-anak pun bersorak gembira. Sebagian dari mereka sudah sangat senang dengan kehadiran Nindy. Menurut mereka Nindy itu lucu hehe.
Rafael dan yang lain pun mulai membagi tugas. Karena Nindy yang belum paham pun kini sedang melihat cara Rafael mengambil sampel darah.
"Nah bagaimana apa kamu sudah paham nin?" Tanya Rafael
"Sudah terima kasih ya sudah mengajarkan aku" ucap Nindy sambil tersenyum
"Oh shit! Argh kenapa kamu sangat menggemaskan nin" ucap Rafael dalam hati
Nindy pun mulai melangkah ke arah anak-anak. Sambil tersenyum tulus.
"Hallo adik-adiknya Kakak gimana udah siap?" Tanya Nindy
"Apakah itu sakit kak?" Tanya bocah kecil yang berusia sekitar 5 tahun
"Em tidak kok rasanya seperti digigit semut saja" jawab Nindy
"Benarkah? Kakak sipit tidak bohong kan?" Sahut Dito yang memanggil Nindy dengan sebutan kakak sipit
Nindy tertawa ngakak mendengar panggilan Dito kepadanya. Ada-ada saja bocah itu memanggil nya seperti itu.
"Ha-ha-ha apakah tidak ada panggilan lain? Sehingga kamu memanggil kakak dengan kakak sipit" kekeh Nindy
"Itu adalah panggilan sayang dari Dito untuk kakak" jawab dito yang langsung membuat Nindy tersenyum
"Baiklah terimakasih untuk panggilan nya,dan sekarang kalian berbaris rapi ya" titah Nindy
Mereka semua pun menurut. Nindy sedang menyiapkan semuanya dengan dibantu oleh temannya. Ia juga sudah menyiapkan jajanan dan minuman susu kotak untuk anak-anak tersebut.
"Oke kita mulai yaa" ucap Nindy sambil tersenyum
Bocah yang diperkirakan berumur 7 tahun pun maju. Ia sedikit takut saat melihat jarum suntik itu. Padahal bentuk nya sangat kecil.
"Rileks saja ya ini tidak sakit kok" ucap Nindy
Ia mengambil sampel darah tersebut diselingi dengan obrolan yang Nindy berikan. Agar anak tersebut tidak terlalu merasakan sakit.
Setelah melakukan tes tersebut kini hanya tersisa satu bocah kecil yang sedang bersembunyi dibawah meja. Sejak tadi nindy memperhatikan nya sesekali Nindy terkekeh melihat tingkah nya.
Nindy membiarkan saja apa yang dilakukan bocah tersebut. Saat telah selesai dan tersisa bocah tersebut Nindy mendekatinya.
"Hai" sapa Nindy
"Yah kok tatak tau ci" ucap bocah tersebut yang diperkirakan umurnya 4 tahun
"Wah berarti kakak hebat dong bisa tahu kamu sembunyi disini" kekeh Nindy
"Tapi aku nda au dicuntik atit" ucap bocah tersebut
"Engga kok tanya aja sama teman-teman nya ga sakit kok bahkan mereka dapat makanan loh dari kakak" tutur Nindy membujuk
"Akanan?" Tanya bocah tersebut
"Iya makanan gimana mau ga?" Tanya Nindy
"Auuuu" teriak bocah itu girang
Nindy tersenyum melihat nya. Tak sia-sia dia membujuk bocah tersebut. Nindy pun langsung menggendong bocah tersebut.
"Nah siap ya jangan lihat kesini lihat saja ke hutan sana ada sapi terbang loh" ucap Nindy sambil menyiapkan alatnya
"Hiks huwaaaaaa atit" teriak bocah tersebut
"Wah lihat disana ada sapi terbang sambil makan rumput" teriak Nindy yang membuat semua orang tertawa terbahak-bahak
Sapi terbang makan rumput? Seperti apa rupanya ha-ha-ha.
"Astaga kamu konyol sekali nin" ucap Rafael dalam hati
"Bukan sahabat gue" ucap Vero dalam hati
"Hahaha ada-ada saja tingkah nya yang membuat tertawa" ucap Vito dalam hati