Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.
Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.
Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?
Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Begitu tombol itu ditekan, tubuh Jansen tiba-tiba bergetar hebat. Dia meraih kepalanya yang terasa sakit luar biasa, urat-urat kepalanya membesar seolah ingin pecah. Tapi saat itulah, tiga gerakan yang begitu kuat dan mematikan terpatri di benaknya, meninggalkan bekas yang tak akan bisa terhapuskan.
[Status ditampilkan!]
Ding... Suara berdenting terdengar di kepala Hansen.
Nama: Jansen Gillard.
Poin Utama: 130
Kekuatan: 50
Kelincahan: 50
Semangat: 50
Keterampilan: Teknik Tapak Naga Lv 1
Inventory: Tidak Ada.
Sakit kepala Jansen mulai mereda setelah beberapa detik lamanya. Namun, detik-detik itu terasa bagaikan dia menjalani latihan selama tiga puluh tahun. Keringat membasahi seluruh punggung dan keningnya, menciptakan perasaan tidak nyaman yang mendalam. Dia pun duduk bersila untuk menenangkan diri, berusaha mengatur nafas dan mengendalikan denyut jantungnya yang berdebar.
Setelah merasa tenang, Jansen melangkah pergi. Tanpa kendaraan bermotor, ia terpaksa berjalan kaki. Dalam langkah-langkah itu, pikirannya melantur jauh membayangkan masa depan dan mempertimbangkan langkah yang harus diambil.
Di tengah lamunan, tiba-tiba saja terdengar suara keributan. Meskipun Sistem tidak memberikan notifikasi, Jansen merasa penasaran dan mendekat. Mengikuti suara itu, ia sampai di lokasi pertarungan sengit. Jantungnya berdegup keras, mencerminkan situasi yang dihadapinya.
Tak jauh dari posisi Jansen berdiri, terjadi percakapan keras antara sekelompok pria. "Broto, kamu harus menyerahkan file itu, kalau tidak, kamu akan mati!" seru salah satu dari tiga orang yang saat ini berdiri di hadapan lelaki tua tersebut.
"Aku akan melaporkan kalian ke polisi!" balas Broto dengan suara bergetar karena ketakutan dan amarah.
"Cih, itu tidak berguna!" sahut pria itu dengan nada menghina, menciptakan tekanan yang semakin kuat di tengah suasana mencekam.
"Polisi itu penegak keadilan!" ucap Broto dengan penuh semangat, "mereka pasti akan membantuku melindungi file ini!"
"Tapi, kamu pikir kamu bisa keluar dari sini begitu saja?" sahut penjahat yang tersenyum sinis. "Kau telah masuk ke sarang kami, dan keluar dari sini bukanlah perkara mudah!"
"Aku akan melawan kalian semampuku!" bentak Broto, langkahnya mantap dan jantung berdebar. Dengan keberanian yang luar biasa,
ia melawan penjahat itu menggunakan pukulan dan tendangan yang amat kuat. Sayangnya, bukan hal yang mudah bagi Broto untuk menghadapi tiga orang lawan sekaligus. Belum sempat ia menghirup udara lega, ia sudah terluka parah, dikuasai oleh tiga penjahat yang mengalahkannya, kemudian ditendang ke tanah hingga wajahnya terjepit ke bawah.
Salah satu penjahat mengeluarkan pisau dari saku celananya, kemudian menodongkan ke wajah Broto dengan kejam. "Lihat, pisau ini akan mengoyak wajahmu kalau kamu tidak menyerahkan file itu."
Dalam keadaan terdesak, Broto masih menggenggam erat harapan. "Bunuh saja aku!" teriaknya, berusaha menyembunyikan ketakutan yang menyergap.
Penjahat itu tertawa terbahak-bahak. "Kau pikir kami akan mengabulkan kematianmu begitu saja? Setelah kami mengejar kau selama setengah tahun lamanya? Tidak mungkin! Aku akan menyiksamu perlahan-lahan, menikmati kepedihan yang terpancar dari matamu, dan setelah itu baru kuhentikan nyawamu. Niscaya kau akan merasakan penyiksaan itu!" Seruan itu menggema dengan
Nada kejam dan menakutkan, memberikan Broto kekuatan untuk tetap bertahan dalam menghadapi cobaan ini.
Jansen segera mengambil inisiatif untuk membantu, ia melompat setinggi mungkin dengan kecepatan kilat, kemudian melancarkan ayunan kaki yang kuat, menendang dua orang sekaligus. Dalam sekejap, kedua musuh itu terpental jauh. Tidak berhenti disitu, ia segera menendang seorang musuh lain, namun sayangnya incarannya berhasil menghindar dengan melompat tepat waktu.
"Brengsek! Siapa yang berani mengganggu urusanku!" Seru orang itu, melompat berdiri dan menatap Jansen dengan tatapan penuh kemarahan. Namun, Jansen tak gentar sedikit pun. Dengan gesit, ia menyerang dua orang yang sebelumnya ditendangnya.
Beng!
Beng!
Kedua penjahat itu mendapatkan tamparan keras di kepala hingga terhempas
Pingsan.
Melihat aksi keberanian Jansen, Li sontak terperanjat. Meski hatinya berdebar, dia berusaha menenangkan diri dan memegang erat-erat pisau di tangannya, siap menghadapi Jansen yang kini berbalik menghadapinya. Sementara itu, Jansen seolah-olah tak peduli dengan ancaman dari orang itu, malah mendekati Broto dan bertanya dengan kepolosan, "Bagaimana kondisimu?"
Broto mengangguk penuh kagum, tak menyangka pemuda di depannya memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa. "Aku baik-baik saja. Cepat lumpuhkan dia!" Ucapnya tegas.
"Baik!" sahut Jansen seraya berbalik menghadap musuhnya. Penuh percaya diri, Hans menatap mata musuhnya dan mulai melangkah perlahan mendekatinya.
"Bocah, kamu membuat kesalahan besar dengan mengganggu urusanku. Tahukah kamu, kamu telah menyinggung siapa?" Li berkata.
"Aku tidak tahu dan tidak mau tahu.
Lantas, apa yang akan kamu lakukan terhadapku?" Jawab Jansen, dengan senyum misterius di bibirnya.
"Baiklah, jika kamu memang mencari kematian!" Li memutar pisau di tangannya dengan lincah, tatapannya menyeramkan saat dia berlari mendatangi Jansen.
Jansen, tak gentar menghadapi serangan Li, bersikap waspada dan siap dengan gerakan unik yang telah dia pelajari. Pernafasan-nya teratur, tenaga berkumpul di dalam dirinya.
"Oh, ternyata seorang petarung yang handal. Pantas saja berani sombong di depanku!" ejek Li, mengejutkan Jansen dengan lompatan tinggi yang membawa kelincahan dan pisau tajam di tangannya.
Sebagai petarung yang mahir, Li memiliki keyakinan tinggi untuk melukai lawan.
Adrenalin mengalir deras, jarang ada lawan yang dapat menguji kemampuannya seperti ini. Ayunan pisau yang tampak kacau sebenarnya adalah teknik yang sangat dihormati oleh Li.
Namun anehnya, Jansen tampak tidak
Terpengaruh. Seusai menghirup udara sekitar, dia tersenyum mengejek dan mengejutkan Li dengan satu hentakan kaki ke tanah. Pukulan jarak jauh melesat, menghasilkan gelombang angin kuat yang menghantam telapak tangannya.
Bam!
Li terhempas oleh gelombang angin itu, tubuhnya menabrak dinding beton rapuh.
Akh!
Jeritan kesakitan terdengar saat Li terjerembab, nafasnya tertahan.
Jansen menatap hasil serangannya itu dengan tatapan tak tertandingi, lantang dan penuh kemenangan.
Jansen menatap hasil perbuatannya dengan terkejut. Dia tidak pernah menyangka bahwa Teknik Tapak Naga yang dipelajari dari sistem benar-benar memiliki kekuatan sebesar itu. Sementara itu, Broto yang juga tercengang dengan apa yang dilihatnya bangkit dan mendatangi Jansen.
"Kamu sungguh luar biasa, seorang Master yang sesungguhnya!" puji Broto, menggambarkan kekagumannya akan kekuatan yang dimiliki Jansen. "Aku tidak menyangka bisa menyaksikan kehebatan ini dengan mata kepala sendiri!"
Jansen mengangguk sambil tersenyum, mencoba merendah. "Hanya beruntung saja. Aku akan menyerahkan apa yang ada di sini padamu. Jangan beritahu orang lain tentang kejadian ini dan jangan lupakan bantuan yang sudah kuberikan." Setelah memberi pesan itu, Jansen pun segera meninggalkan tempat itu.
Tak lama kemudian, sebuah notifikasi muncul: [Selamat, Anda dengan tulus menolong orang, mendapatkan 30 Poin]
Jansen tersenyum bahagia. Kini dia tahu bahwa meskipun tidak ada misi khusus, jika dia membantu orang dengan tulus, dia akan mendapatkan poin. Dengan poin tersebut, dia bisa mewujudkan impian untuk menjadi kaya dengan cepat.