NovelToon NovelToon
Membawa Benih Profesor Gila

Membawa Benih Profesor Gila

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:70.9k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Berdalih Child Free, Aiden menutupi fakta dirinya yang mengalami hipogonadisme.

Namun pada malam itu, gairah seksualnya tiba-tiba memuncak ketika dirinya mencoba sebuah obat perangsang yang ia buat sendiri.

Aiden menarik Gryas, dokter yang tengah dekat dengannya.

"Tenang saja, kau tidak akan hamil. Karena aku tidak ingin punya anak. Jadi ku mohon bantu aku."

Namun yang namanya kuasa Tuhan tidak ada yang tahu. Gryas, ternyata hamil setelah melewatkan malam panas dengan Aiden beberapa kali. Ia pun pergi meninggalkan Aiden karena tahu kalau Aiden tak menginginkan anak.

4 tahun berlalu, Anak itu tumbuh menjadi bocah yang cerdas namun tengah sakit.

"Mom, apa Allo tida atan hidup lama."

"Tidak sayang, Arlo akan hidup panjang. Mommy akan berusaha mencari donor yang sesuai. Mommy janji."

Akankah Arlo selamat dari penyakitnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membawa Benih 06

Hari selanjutnya, Aiden membawa tasnya pergi meninggalkan apartemen. Dia menyerahkan kunci apartemen yang ia sewa kepada pihak pengembang.

"Aku tidak membawa barangku. Kalau kau mau menjualnya lalukan saja. Jika tidak, buang saja."

Apa?

Pihak apartemen tentu saja terkejut dengan salah satu penyewanya ini. Semua orang cukup tahu bahwa Aiden adalah pribadi yang aneh. Tapi seaneh-anehnya orang, dia tidak akan meninggalkan miliknya itu.

Bukan hanya isi apartemen dia bahkan menjual mobilnya dengan harga murah.

Kini pria itu pergi ke bandara dengan menggunakan jasa taksi. Agaknya Aiden benar-benar meninggalkan kehidupannya di negara itu dan hanya membawa sebuah tas ransel yang isinya pun tak banyak.

"Haaah, pindah ke Arnhem. Aku benar-benar tidak pernah memikirkan akan pergi kembali ke kampung halaman ku. Tepatnya kampung halaman kedua orang tua ku. Ya meskipun katanya masih ada yang merawat, tapi aku tidak yakin tempatnya akan layak huni. Entahlah. Tidur saja. Mengapa aku harus memikirkan hal yang merepotkan."

Aiden benar-benar memejamkan matanya. Dia mencoba mengosongkan pikirannya itu.

Semakin tinggi pesawat yang ia tumpangi seolah membuat semua pikirannya juga semakin kosong. Aiden benar-benar terlelap, bahkan ia tidak terusik dengan pergerakan dari pramugari yang sedari tadi mondar mandir di sebelah nya.

Aiden seolah tak merasakan apapun, dia juga tidak memikirkan apapun sehingga tidurnya kali ini terasa jauh lebih nyenyak. Entah kapan dia bisa tidur senyenyak ini.

Tapi tidurnya yang nyenyak itu tiba-tiba sedikit terusik dengan suara seorang bocah.

"Tolong, apa tamu bisa menolong tu."

Suara itu terdengar jelas di telinga Aiden seolah-olah si bocah bicara tepat di telinganya.

Tapi, karena Aiden merasa bawa bocah itu tidak bicara padanya, ia pun memilih diam.

"Tenapa diam saja, apa tamu ta bisa menolon tu? Talau tamu ta menolon tu, atu atan mati."

"Hei bocah, apa yang kau katakan hah? Anak kecil kok sudah tahu mau mati. Lagi pula dimana kedua orang tua mu. Kenapa mereka membiarkan anak kecil ini berkeliaran sendiri di pesawat. Hei ini anak siapa!"

Sreet

Aiden membuka matanya. Dia sperti orang yang bingung melihat kesana kemari.

Suara bocah itu jelas sekali di telinganya dan dia pikir itu adalah sebuah kenyataan. Akan tetapi ternyata tidak. Ketika dia bertanya kepada pramugari yang melintas, tidak ada anak kecil dalam penerbangan itu.

"Apa kau yakin tidak ada anak kecil sekitar 2 atau 3 tahunan masuk ke kabin bisnis?"

"Saya sangat yakin Tuan, karena penerbangan kali ini, tidak ada penumpang anak dibawah usia 5 tahun."

Seketika tubuh Aiden merinding. Ia selama ini tidak percaya dengan hal-hal mistis, tapi kali ini entah mengapa ia sedikit merasa takut dengan anomali yang ia alami.

Alhasil sisa perjalanan, Aiden sama sekali tak memejamkan matanya. Dia terjaga sambil memikirkan apa yang ia dengar tadi.

"Sudahlah Aiden jangan berpikir yang aneh-aneh. Semua itu bukannya apa-apa."

Aiden mencoba meyakinkan dirinya. Dan kali ini dia mencoba untuk tidur. Rasa takut membelenggu dirinya, dan mau tidak mau dia harus memejamkan matanya kembali.

Benar saja, tidak ada kejadian yang mungkin hanya mimpi itu. Ya Aiden yakin itu hanya sekedar bunga tidur yang mana tidak perlu dia pikirkan.

Setelah hampir 12 jam berada di atas awan, akhirnya Aiden sampai juga di negara ia tuju. Ia akan meneruskan perjalanan ke Arnhem dengan menggunakan kereta. Satu jam waktu tempuh agar bisa sampai kota kelahirannya yang lama sudah puluhan tahun ditinggalkan.

Arnhem adalah salah satu kota terbesar di Belanda. Kota tersebut memiliki 3 universitas yang besar dan juga memiliki sejarah yang panjang.

Sebenarnya, Aiden memilih Arnhem untuk tempat tinggal selanjutnya karena dia tengah melamar pekerjaan di universitas sains yang ada di kota itu. Setidaknya ia bisa menjadikannya sebuah kesibukan. Tapi Aiden tidak ingin terburu-buru, dia ingin menikmati masa liburnya lebih dulu dengan menikmati kota tersebut.

Jeeeeessss

Tak

"Akhirnya sampai juga."

Aiden menghirup udara di sekitarnya, Arnhem nampak menyegarkan dan tenang dibanding kota bising yang sebelumnya ia tinggali.

Taksi di depan stasiun kereta api sudah berjajar, ia hanya tinggal menaiki salah satunya untuk mengantarkan ke tempat tujuan.

"Tolong antarkan saya ke alamat ini."

"Baik, Meneer."

Aiden enggan menjelaskan, ia memilih memberikan tulisan tangan tempat rumahnya berada. Sekitar 15 menit, ia akhirnya sampai.

Rumah dengan gaya bangunan khas tempo dulu milik Aiden ternyata tidak diubah sama sekali. Rumah tersebut nampaknya juga dirawat dengan sangat baik. Dan terlihat begitu asri karena letaknya memang tidak di pusat kota. Di depannya terdapat sepeti sungai atau kanal, tapi yang panti udaranya segar dan tidak bising.

"Tempat tinggal yang sempurna untuk menghabiskan hidup,"ucap Aiden sambil menghela nafasnya panjang.

Patah hati karena ditinggalkan wanita yang ternyata begitu dia cintai itu rupanya meninggalkan bekas yang tak akan pernah bisa dihapus. Aiden seolah benar-benar menjadi kehilangan dirinya. Apa yang ia lakukan dan kerjakan tidak memiliki effort dan hanya sekedar menjalani hidup.

Cinta lain? Dia pernah mencoba namun tidak bisa. Gryas bagi Aiden adalah sosok yang ia cinta sekaligus ia benci. Bahkan terkadang pria itu tidak mengerti rasa mana yang lebih besar. kerinduannya atau kebenciannya. Hanya saja Aiden masih penasaran, ia ingin tahu mengapa wanita itu tiba-tiba pergi tanpa kabar dan berita.

"Aiden, kau Aiden bukan. Yeah meskipun tidak pernah bertemu tapi aku tak mungkin salah."

Seroang wanita berjalan sambil menyebut namanya. Aiden mengerutkan kening tanda dia tengah berusaha mengingat siapa wanita tersebut. Tapi sekuat pikirannya mencoba untuk mengingat, ia tetap tidak bisa mencetuskan barang satu nama pun.

"Maaf, kamu siapa?"

"Aku, sepertinya kau benar-benar melupakan ku. Iya sih kau peri dari sini saat usia 5 tahun jadi kamu lupa kepada ku. Aku Elsye, bagaimana kabar mu Aiden?"

"Oh halo Elsye, aku baik."

Meskipun wanita itu sudah menyebutkan namanya tapi tetap saja Aiden tidak mengingatnya. Dan tidak penting juga untuk mengingat sesuatu yang baginya mungkin tidak berguna.

Drap drap drap

"Aideeen!"

Lagi, seseorang memanggil namanya. Kali ini adalah seorang pria yang sepetinya usianya lebih darinya.

"Hendrik, apa itu kau?"

"Aaah saudara ku, ternyata kau belum melupakanku."

Hendrik dan Aiden saling berpelukan. Ya, Aiden tidak lupa dengan sepupu jauhnya itu. Hendrik, usianya 3 tahun lebih tua dari pada Aiden. Tapi dulu saat masih kecil mereka sangat akrab bak teman sebaya.

"Kau yang membantu merawat rumah ini bukan? Sungguh aku berterimakasih banyak."

" Geen probleem (tidak masalah), Oom dan Tante dulu menitipkan ini ke ayah dan ibu ku, dan setelah mereka tiada, aku lah yang mengurusnya. Aku senang bisa bertemu lagi dengan mu Aiden. Jadi, ayo kita masuk."

"Ya, terimakasih banyak Hendrik."

Hendrik membuka pintu rumah itu dan mengajak Aiden untuk masuk. Ada yang aneh dirasakan oleh Aiden, yakni Hendrik tidak mempersilakan Elsye untuk masuk juga. Wanita itu juga langsung melenggang pergi tanpa suara.

Aiden menaikkan dua bahunya tanda dia tidak peduli dengan semua itu. Entah apa masalah yang dimiliki oleh Hendrik dan Elsye, baginya itu bukan lah urusannya.

"Woaah rumah ini sungguh sama sekali tidak berubah."

TBC

Yang mau Aiden ketemu Arlo, sabaaaaar hahhaha.

Biar ada gemes-gemesnya dulu. Dan Othor yakin kalian akan lebih gemes nanti, sama Aiden hahhaha.

Tolong ikuti terus ya. Selamat membaca

1
Cindy
lanjut kak
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑮𝒂𝒆𝒍 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒖𝒓𝒖𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒊𝒉 😏😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑮𝒓𝒊𝒚𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑨𝒓𝒍𝒐 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝑨𝒊𝒅𝒆𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝑨𝒓𝒍𝒐𝒏𝒚𝒂
GiZaNyA
nahh bener tuh si Gael... emang rada2 itu profesor gila...
marie_shitie💤💤
kok ad brisia KA,harusnya gryas dong
marie_shitie💤💤
itu pasti dah km harus siap bikin hukuman gael biar dia tau rasa
Srie Handayantie
bnerr dikala senang maupun susah hnya keluarga lah yg mau merangkull. dan gael kepekaan mu ituu sulit didapat dilaki2 manapun soalnya didunia nyata boro2 ada yg bgtu cuek kebanyakan 🙈
marie_shitie💤💤
hiuhuhuhu tepat sasaran
Srie Handayantie
brisia siapa kak thorrr , dari cerita sebelah kah masuk kesinii 😅 sepertinya typo dikit ya kak
marie_shitie💤💤
km terlalu baik buat laki laki pecundang itu gryas
marie_shitie💤💤
ya ini y km mau aku mlh berharap gryas g bertemu dengan laki pecundang kyk mu lg
marie_shitie💤💤
km bukan apa apa bahkan km hanya sebagian butiran pasir yg bisa terbang jika di sebar
marie_shitie💤💤
kyk wajah menyesal karena kehilangan lg
Miss Typo
sukurin tuh Aiden walaupun kamu dateng ingin kembali ke Gryas itu tak akan muda, ada Daddy Ryder dan juga Gael yg akan jadi penghalang 😁
eh kok ada Brisia disini, Brisia apa Gryas kak? hehe
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ardath nama satu kampung q, sering curi sawit org utk nyabu pdhl anak2nya udah gede2. ga nyangka ketemu namanya disini
Enz99
banget
Miss Typo
yg disono menyesal yg disini bahagia, sih ketemu Gael 😍
Arlo masih cadek jadi makin gemesin
Miss Typo: komenku banyak typo 🤦
Miss Typo: bener bgt tuh kak
total 3 replies
Srie Handayantie
bnerr2 susah diprediksi apa maumu itu Aiden /Hammer/
Srie Handayantie
gemess bangett kamutuhh arlooo 😚
GiZaNyA
hahaha bengong2 deh tuh si Aiden... gak usah nyesel yaa Aiden... kan semua gara2 kamu sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!