NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Lansia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang

"Ada yang melihat Drs. Zoya?"

Ardian, menanyakan keberadaan Zoya pada setiap orang yang ada di markas. Terutama pada setiap tenaga medis yang pasti mengenalnya. Namun, tidak ada satupun yang melihatnya, ketika Ardian dalam keadaan bingung tiba-tiba Miko datang memanggilnya.

"Letkol Ardian!"

Miko terlihat berlari ke arah Ardian, pria itu seolah tahu apa yang Ardian cari.

"Kamu mencari Drs. Zoya apa anaknya?"

"Kamu melihat mereka?" Ardian bertanya balik.

"Mereka sudah tidak di sini lagi. Mereka sudah kembali ke Indonesia jadi ... Jangan cari lagi." Miko berkata sambil menepuk pundak Ardian. "Ada titipan untukmu dari si naga kecil," sambung Miko memberikan selembar surat pada Ardian.

Ardian, mengatur nafasnya pelan sambil menatap surat kecil di tangannya, lalu pergi ke jalur pembatas untuk membaca surat itu dengan tenang.

Halo Pak Letnan, ini aku si kecil Zayden. Sebenarnya aku sudah mencarimu dari pagi tapi kamu tidak ada, ya sudah ... aku menulis saja surat untukmu. Maaf, kan aku pak Letnan, maaf jika aku nakal. Aku sudah menjewer telingaku sebagai hukumannya. Aku mengagumimu, aku ingin seperti dirimu menjadi seorang perwira hebat, agar bisa melindungi Mama. Pak Letnan jika sekarang kau sedang membaca surat ini itu artinya aku sudah pergi, aku ingin berpamitan tapi seperti kataku tadi aku tidak menemukanmu. Aku akan mencari ayahku jadi aku tidak akan memintamu menjadi ayahku lagi karena Mama akan mempertemukanku dengan papa. Sampai jumpa lagi pak Letnan.

Seketika tubuh Ardian menyusut terduduk lemah di atas tanah. Satu tangannya meremas kuat kertas itu, matanya mulai mengembun mengisyaratkan penyesalan.

****

"Yeay! Kita sudah sampai!" teriak si kembar setelah turun dari pesawat.

Mereka tidak kenal takut yang berlarian ke sana ke mari. Hampir setiap pria di bandara selalu diperhatikan, Zayden mengamati setiap imigration officer yang sedang memeriksa paspor dan dokumen para penumpang di setiap pintu masuk dan keluar.

"Zayda, yang mana kira-kira papa, kita?" tanya Zayden seraya bersidekap di bawah dada. Netranya memantau terus para Imigration officer.

"Hm ...." Zayda, bergumam sambil meletakkan jari telunjuk di bawah dagunya. "Aku tidak tahu, semuanya keren-keren di sini tidak ada yang mirip Pak Letnan."

"Kamu benar, menurutku hanya pak Letnan yang cocok jadi papa kita," ujar Zayden, Zayda, hanya manggut-manggut.

Tidak lama kemudian Zoya, datang membawa beberapa kopernya. Mereka tidak ada yang menjemput, atau menunggu kedatangannya seperti penumpang lain. Zoya, memanggil kedua anaknya agar cepat mendekat.

"Zayda, Zayden!" seketika dua bocah kembar itu menoleh.

"Ayo," ajak Zoya, yang melambaikan tangan.

Zayden dan Zayda segera berlari ke arah Zoya, mereka terlihat sangat lucu yang memakai pakaian casual. Mereka jalan beriringan mengikuti seorang porter yang membawa barang bawaannya menuju taksi.

"Mama, kita pulang ke mana? Apa ke rumah, kakek?" tanya Zayda.

Sedetik, Zoya terdiam. Sudah 8 tahun dia tidak bertemu sang ayah. Entah, bagaimana kabarnya, Zoya tidak pernah menghubunginya lagi, selain kata-kata pahit yang Zoya, ingat waktu itu. Ayahnya sudah tidak menganggap dia putrinya jadi, percuma saja jika dia berkunjung.

"Kita pergi ke rumahnya Uty Liodra. Kita akan tinggal di sana," jelas Zoya memberikan jawaban. Karena, saat sang ayah mengusirnya dulu, hanya Liodra, yang memberikan tempat tinggal.

"Kenapa kita tidak pergi ke rumah papa?" tanya Zayden.

Lagi-lagi Zoya, dibuat bingung.

"Kita bahas itu nanti, ya sayang. Kita pulang dulu kalian pasti lapar, kan? Mau makan apa ... di sini banyak sekali makanan yang enak."

"Mau ice cream Ma," ucap Zayden dan Zayda serempak.

Mereka menaiki taksi bersama. Perjalanan mereka penuh suka cita, sesaat mereka lupa dengan tujuannya mencari ayah. Zayden dan Zayda di buat terpesona dengan indahnya ibu kota. Jalanan ramai, dipenuhi mobil-mobil keren tidak seperti di sana, yang mereka lihat hanyalah mobil militer dan berbagai jenis senjata api.

Di sini banyak sekali toserba kecil hingga besar, yang memudahkan mereka untuk mencari makanan. Sejenak, Zayden terdiam dia teringat teman kecilnya yang ada di timur tengah.

"Seandainya toko ini milikku, aku akan membawanya untuk teman-temanku," gumam Zayden.

"Zayden," panggil Zoya pada Zayden yang masih diam memeluk snack ringannya.

Zoya, mendekat lalu menunduk. "Ada apa, sayang?"

"Aku teringat teman-teman di sana. Apa mereka punya makanan banyak."

Zoya, tersenyum, dia mengelus lembut kepala putranya.

"Insya Allah, mereka tidak akan kelaparan. Ada banyak orang yang membantu, dan jika kamu mau kita bisa mengirimkan beberapa makanan, pakaian, atau barang apa pun itu untuk mereka."

"Benar, kah? Apa aku bisa membelikan mainan, aku ingin membelikan bola agar mereka tidak lagi bermain bola batu yang membuat kakinya terluka."

Sudah menjadi kebiasaan Zayden dan teman-temannya di sana. Ketika bermain bola akan memakai satu batu kecil yang dibalut beberapa helai kain. Seketika Zoya, terenyuh, dia memeluk Zayden dengan sedih.

"Hapus air matamu, jangan sampai orang melihatnya. Jika tidak ada lagi yang kamu inginkan, kita pulang." Zayden, mengangguk lalu mengambil beberapa roti.

Sepanjang perjalan pulang, mereka masih disuguhkan pemandangan indah. Dan wahana bermain lainnya.

"Mama, itu apa?" tanya Zayda menunjuk sebuah wahana bermain. Seperti pasar malam yang belum beroperasi.

"Itu pasar malam sayang, ada banyak permainan di sana."

"Semacam taman hiburan, tapi beroperasi di malam hari," ujar Zayden. Zoya mengangguk membenarkan.

"Nanti, malam kita ke sana, ya Mama."

"Aku juga," imbuh Zayda yang tidak ingin ditinggal.

"Iya-iya. Nanti, kita jalan-jalan, sekarang kita pulang dulu, Mama sudah lelah. Ayo, turun," ajak Zoya mengejutkan si kembar.

"Kita sudah sampai?" Saking senangnya bercanda, dan mengobrol mereka sampai tidak sadar sudah tiba di apartemen milik Liodra.

***

"Gedung ini tinggi sekali, tapi tidak terasa karena ada pintu ajaib ini." Ocehan Zayda, setelah keluar dari lift.

Di mana lagi mereka akan menemukan sebuah lift, jika tidak di negara lain selain kota mereka, yang hidup penuh dengan konflik, jauh dari keramaian kota. Setiap malam, bahkan setiap hari yang mereka dengar hanya suara dentuman keras dan cahaya orange_gelap di atas langit.

Gedung-gedung yang mereka lihat hanyalah gedung rapuh, kosong, atau puing-puing reruntuhan yang masih tertinggal. Tidak ada kata taman bermain atau teman hiburan.

"Zayda, ini namanya lift bukan pintu ajaib," skat Zayden. Dia merasa malu punya adik yang sangat kuno. Walau tinggal di kota yang penuh konflik, Zayden selalu update dan mencari tahu hal-hal baru di dunia bahkan bocah itu memiliki akun medsos dengan follower terbanyak.

Dengan cara itulah Ardian, mencari tahu keberadaan Zoya. Entah, sejak kapan Zayden meupload foto dirinya saat tiba di bandara.

"Zayden, simpan dulu laptopnya. Sekarang bantu Mama beres-beres."

"Siap Mama." Zayden, langsung menutup laptopnya yang baru saja mengupload rumah barunya.

1
zh4insu
Kasian, Zoya di buat sibuk di RS, Ardian di tugaskan ke luar negeri, dan mereka punya niat terselubung untuk si kembar,,,,
Ya Allah, semoga kembar gak akan kenapa-napa...
Endang 💖
ini laki2 tegas...GX banyak omong langsung bertindak
zh4insu
Semoga yang masuk Adrian dan kembar
Endang 💖
kok radit jht bgt SM Zoya
up LG nnti thor
Reenyy Yuny Setianie
jahat banget radit 😠
zh4insu
Ya Allah, Radit kamu sungguh tega...
Pak Letnan, yang pintar kenapa sih gak liat itu anak-anak ada kemiripan gak sama dia, dan tas DNA. Apalagi punya rumah sakit sendiri... Gereget aku...
Endang 💖
ya ampun Radit tega bgt sama zoya
zh4insu
Si pak kolonel kah?
Endang 💖
hebat anak2 Zoya
Rozh
semngat kak, ceritanya seru😻🌹
Endang 💖
masih penasaran sama kelanjutNnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!