NovelToon NovelToon
TUMBAL

TUMBAL

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Tumbal / Tamat
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Its Zahra CHAN Gacha

Prayitno, seorang pria miskin yang nekat merantau ke kota besar demi mencari ibunya yang hilang, justru terperangkap dalam kehidupan penuh penderitaan dan kesuraman. Setelah diusir dari kontrakan, ia dan keluarganya tinggal di rumah mewah milik Nyonya Suryati, yang ternyata menyimpan rahasia kelam. Teror mistis dan kematian tragis menghantui mereka, mengungkap sisi gelap pesugihan yang menuntut tumbal darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang Rahasia

Keesokan paginya, Kyai Amin datang menjenguk Nurul.

"Bagaimana keadaan mu?"

"Masih lemas Kyai, Rasanya badan ku remuk, semuanya sakit," jawab Nurul

Ia bahkan terbaring lemas. Kyai Amin memintanya beristirahat di kamar, sementara ia dan Prayitno mulai menjelajahi rumah besar itu, mencari sumber semua teror yang menimpa mereka.

“Kalau benar ibu mu pernah bekerja di sini, pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan, sesuatu yang tak boleh ditemukan,” ujar Kyai sambil menelusuri lorong-lorong gelap.

Prayitno mengangguk. Ia merasakan keganjilan sejak pertama kali menginjakkan kaki di rumah itu. Setiap malam, suara langkah kaki dari loteng, pintu yang terbuka sendiri, bisikan dari dalam lemari.

Semuanya seolah mengarah ke satu tempat: lantai bawah tanah.

Setelah beberapa jam menyisir bagian belakang rumah, akhirnya mereka menemukannya.

Sebuah pintu kecil tersembunyi di balik lemari kayu besar di ruang makan. Pintu itu berdebu, dengan gembok tua yang sudah berkarat. Kyai Amin hanya perlu menggumamkan doa singkat dan gembok itu terbuka sendiri, disertai angin dingin yang menyelinap keluar.

Tangga batu mengarah ke bawah. Suasana semakin lembap dan pengap. Aroma amis dan bunga melati yang membusuk memenuhi udara.

“Siapkan hatimu, Prayit,” bisik Kyai.

“Apa pun yang kamu lihat, jangan lari.”

Kyai Amin kemudian berjalan memasuki ruangan pengap tersebut.

Di ujung tangga, mereka tiba di sebuah ruang bawah tanah yang luas. Dinding-dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan tua dengan wajah-wajah samar. Di tengah ruangan, ada altar batu besar, dengan genangan darah yang mengering.

Dan di sekeliling altar, tergantung foto-foto para perempuan. Semua adalah pembantu yang hilang. Termasuk satu foto yang membuat lutut Prayitno lemas.

Foto Ningsih tergantung di sana. Wanita yang selama ini di carinya. Air mata Prayitno seketika menetes saat melihat wajah sang ibu, Ningsih.

Di bawah foto itu, tertulis huruf-huruf Jawa kuno yang bertuliskan “Tumbal sejati, daging dari darah sendiri.”

Prayitno memejamkan mata. Napasnya berat. Semua terjawab sudah. Ibunya tidak pernah meninggalkannya karena lupa pulang. Tapi ia dijadikan tumbal. Ia tak bisa pulang karena nyawanya sudah melayang.

Kyai Amin tampak meneliti altar itu dengan senter kecil. Lalu matanya tertuju pada bagian belakang ruangan. Sebuah ranjang kayu tua dengan kasur tipis. Di atasnya, berbaring seorang wanita, Nenek Mariani.

Namun, dia tidak terlihat tua seperti sebelumnya.

Tubuhnya jauh lebih muda. Kulitnya kencang. Rambutnya hitam berkilau. Ia membuka mata perlahan, dan senyum mengembang di wajahnya.

“Selamat datang, anakku. Kamu mirip sekali dengan Ningsih.”

Prayitno mundur. Jantungnya berdetak kencang. “Apa, yang kau lakukan pada ibuku!?”

“Aku hanya mengambil yang diperlukan. Dan sekarang, waktumu hampir tiba. Karena kamu adalah putra darahnya, kamu akan menjadi tumbal yang sempurna.”

Prayitno mundur, menjauhi wanita itu.

Tiba-tiba, ruangan mulai bergetar. Dinding-dinding mengeluarkan suara tangisan. Altar memancarkan cahaya merah.

Kyai Amin menarik tangan Prayitno. “Kita harus pergi sekarang! Dia belum cukup kuat, tapi tak akan lama lagi, dia akan menjadi lebih kuat dan membawamu menjadi tumbal berikutnya,"

Mereka pun berlari keluar, meninggalkan ruangan itu.

Nenek Mariani tertawa melihat kepergian mereka.

Sementara itu dalam hati Prayitno, satu hal kini menjadi jelas. Kematian sang Ibu dan putranya Danang. Mereka sudah di jadikan tumbal. Ia harus meninggalkan rumah itu untuk mengakhiri semuanya.

Bahkan jika itu artinya harus menghancurkan rumah ini dengan tangannya sendiri.

1
estycatwoman
very nice 👍💯👏
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
otw mampir
Zuhril Witanto
seru nih
Zuhril Witanto
Prayit bakalan hidup lagi
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
itu artinya Prayit akan hidup dalam bayang" kematian sebagai tumbal
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
tapi apakah Prayit bisa keluar dr rumah itu
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kenapa kau terima Ratri
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
siapa tuh yang jadi pengganti nya
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
ohh jd prayitno bisa idup lg bukan cuma jd holo man yaaa
hihihihihiii keren dehh dan siapa pula gantinya yaaaa
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Prayitno akhirnya bisa kembali ke raganya
Zuhril Witanto
gak ada habisnya
Zuhril Witanto
jadi meweek😭😭
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
gak ada hentinya masih ada lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
baru juga Aryo sama ayahnya ketemu belum Nurul kangen2an udah datang lagi aja itu kutukan
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
waduhhhhh masih ada lagi
wahh g ada hentinya yaaa
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
waduhh malh di jadikan nya kek gtu pula
wisss g akan aman deh
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
para pencari wangsit
Zuhril Witanto
apa Prayitno benar2 dah meninggal sekarang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!