NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:250.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto itu ...

Gauri terus menggandeng tangan Devan sambil berjalan cepat menyusuri lorong sekolah. Setiap murid yang lewat berhenti dan menatap, sebagian menutupi mulut mereka sambil berbisik keras-keras, sebagian lagi merekam diam-diam. Devan tahu, gosip akan semakin liar setelah ini.

Namun ia tidak bisa melepaskan tangan Gauri karena gadis itu menggenggamnya seolah dunia akan runtuh bila Devan pergi. Ia hanya menatap para murid itu dengan raut tajam yang langsung membuat mereka mengerti arti tatapannya sampai mundur sendiri.

"Kita ke mana, Gauri?" tanya Devan, sedikit menunduk agar suaranya hanya terdengar gadis itu.

"Ke tante Vicky. Kakak ikut ajaaa," jawab Gauri ceria, seolah tak ada masalah di dunia ini.

Tante Vicky… Victoria, Kepala Sekolah. Devan menghela napas. Setidaknya itu bukan tujuan yang buruk. Dia tidak tahu siapa tante vicky yang Gauri masuk sampai mereka tiba di depan pintu ruang kepala sekolah, Gauri langsung mendorong pintu itu tanpa mengetuk. Devan refleks hendak menegur, namun urung ketika melihat Victoria sedang menatap mereka dengan ekspresi antara bingung dan pasrah.

"Gauri, masuk tanpa ketuk lagi ya sayang?" ujar Victoria lalu tersenyum pasrah. Biasanya Gauri akan datang padanya sesekali, buat nagih cokelat.

"Tante, cokelat!" seru Gauri riang, langsung mendekati meja kepala sekolah. Devan tidak heran Gauri kenal kepala sekolah, karena wanita itu adalah tantenya Agam dan Ares.

Victoria tertawa kecil.

"Iya, iya. Tante ingat. Tapi, kenapa kamu bisa sama ..."

Ia menatapi Devan bingung. Devan yang berdiri di belakang menyapa wanita itu.

"Maaf tante, aku tidak tahu ternyata dia mau ke sini." Devan terbiasa memanggil Victoria tante. Ia hanya akan memanggil wanita itu secara resmi kalau ada guru atau staf lain. Victoria bilang begitu juga.

"Ah, tidak apa-apa Devan, tante pikir kamu nggak kenap Gauri, ternyata kalian saling kenal." ucap Victoria sambil membuka laci.

"Tante sudah terbiasa dengan Gauri yang kalau mau sesuatu langsung masuk tanpa izin. Ini pertama kalinya dia akrab sama orang lain selain Ares atau Agam. Makanya tante heran."

Nada heran Victoria tidak luput dari telinga Devan. Dia sendiri pun masih tidak mengerti mengapa Gauri begitu melekat padanya.

Victoria mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru, isinya cokelat impor yang ia pesan khusus untuk Gauri. Gadis itu langsung bersinar dan memeluk kotak itu seakan itu harta karun.

"Terima kasih tanteee!" ujarnya sambil melompat-lompat kecil.

"Sama-sama, sayang." Victoria tersenyum sayang. Ia selalu kasihan melihat Gauri sakit begini, tapi ia yakin gadis itu pasti akan sembuh pada waktunya.

"Kalau sudah dapat cokelat, ayo kita keluar," kata Devan lembut sambil menyentuh bahu Gauri agar gadis itu tenang.

"Mm!" Gauri menggenggam tangan Devan lagi, siap menarik pria itu keluar.

Namun sebelum Devan sempat berbalik, sudut matanya menangkap sesuatu, sebuah bingkai kecil di rak kerja Victoria. Ia spontan berhenti.

Foto itu…

Foto seorang wanita tersenyum lembut, berdiri berdampingan dengan Victoria. Dia kenal. Devan cukup penasaran apa hubungan tante Victoria dengan sosok perempuan yang ada di dalam foto. Mereka tampak dekat.

Ia perlahan mendekat, matanya menajam. Tangannya terangkat ke arah bingkai itu namun ia tahan agar tidak terlihat lancang.

"Tante … wanita ini…" suaranya parau, hampir bergetar,

Victoria mengikuti arah pandang dan mengerjap.

"Oh, itu ..."

Ia tak sempat menjelaskan karena Gauri tiba-tiba sudah di samping Devan, meraih bingkai itu lebih cepat daripada siapa pun bisa cegah. Gauri memeluk bingkai tersebut, bahkan kotak cokelat langsung terlepas dari tangannya, jatuh ke meja kerja Victoria.

"Mamaaa…" bisik Gauri sambil mengusap lembut foto itu, seolah itu sosok hidup.

"Mama …"

Devan terpaku. Seluruh tubuhnya menegang.

"Mama?" ulangnya pelan, tidak percaya.

Ia melihat Gauri menatap foto itu penuh kerinduan.

"Mama Gauri … Cantik… baik … wangi… wangi susu kesukaan Gauri ..."

Victoria terdiam. Sedih melihat Gauri. Tapi ia juga bingung melihat perubahan di wajah Devan.

"Devan, kamu kenal mama Gauri?" tanyanya. Karena raut wajah Devan menunjukkan ia mengenali wanita itu. Devan belum menjawab, ia masih mencerna semuanya. Tentang seseorang yang pernah menolongnya dulu, sangat amat ia hargai dan ia anggap sebagai ibu di dunia ini, ternyata adalah mama kandung Gauri.

Kemudian mereka melihat Gauri menjauh ke sudut ruangan. Duduk di lantai sambil terus mengusap-usap dan memeluk bingkai foto yang ada mamanya. Victoria menghembuskan nafas panjang.

"Anak itu memang selalu seperti itu kalau liat foto mamanya. Biarkan saja, kalau bawa dia keluar sekarang dia akan tantrum." ucapnya.

Devan mengangguk. Victoria bicara lagi.

"Yang di foto itu adalah mama kandung Gauri, sahabat baik tante. Kamu pasti sudah dengar dari Agam tentang kejadian yang menimpa keluarga Gauri kan?"

Devan mengangguk lagi. Ia menelan ludah, tenggorokannya terasa mengering seketika. Ia tidak pernah menyangka pertemuannya dengan Gauri, penuh dengan kejutan.

Victoria memperhatikan perubahan halus di wajah pemuda itu.

"Kamu… kelihatannya sangat kenal dengan mamanya Gauri." gumamnya pelan.

Devan merapatkan rahangnya. Ia menunduk, mencoba menata pikirannya.

"Aku pernah di tolong olehnya dulu, waktu aku masih remaja. Aku selalu menghormatinya. Dia sudah seperti ibu kandungku sendiri." gumam Devan.

Victoria menatap Devan lama.

"Jadi seperti itu. Mama Gauri memang baik sekali. Hatinya seperti malaikat dan sangat keibuan. Sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, keluarga mereka sangat bahagia. Agam bahkan hampir menikah dengan kakak Gauri. Victoria lihat sendiri bagaimana keponakannya itu depresi berat waktu kehilangan tunangannya, tapi jadi kuat karena keadaan Gauri jadi lebih parah darinya. Trauma yang Gauri alami, parah sekali."

Suasana hening. Tiba-tiba Gauri berlari ke Devan dan memeluk pria itu dari belakang.

"Wangi susu, kayak mama." ucap gadis itu.

Pelukan itu membuat Devan membeku. Lengan Gauri yang kecil namun begitu kuat melilit pinggangnya, seolah mencoba menahan sesuatu, entah rasa takut, rindu, atau kekosongan yang hanya bisa ia isi dengan kenangan samar tentang ibunya.

Devan tidak langsung menoleh. Ia menutup mata sebentar, menarik napas panjang, membiarkan dadanya yang sesak perlahan mereda. Bau shampo Gauri yang lembut, digabungkan dengan kata-katanya barusan, menghantamnya jauh lebih keras dari yang ia bayangkan.

Wangi susu… kayak mama…

Sekarang Devan mengerti kenapa Gauri mengenali bau itu, kenapa gadis itu melekat sekali padanya. Ia mencium wangi mamanya yang sama dengan wanginya. Pasti karena parfum yang ia berikan pada mama gadis ini.

Devan akhirnya menoleh, menunduk sedikit. Ia mengusap kepala Gauri perlahan. Tiba-tiba dalam hatinya muncul sebuah janji, janji untuk menjaga Gauri. Bukan rasa tanggung jawab semata karena merasa berhutang kepada mama gadis ini. Bukan, ada rasa lain yang muncul. Namun masih membuatnya kebingungan antara rasa empati atau rasa itu benar-benar telah tumbuh perlahan dalam hatinya. Satu hal yang pasti, Gauri bukan hanya seorang gadis sakit dan menyedihkan di matanya sekarang, tapi sosok penting, yang mulai hadir dalam hidupnya.

1
Ita rahmawati
saatnya devan tau 😂😂
nyaks 💜
ngaku gak??
Anonim
Gauri masih ingat kalau di tinggal mama, papa, dan kakaknya. Sampai bonekanya juga dibilang hidup lagi, nggak tenggelam.
Apa mereka kecelakaannya tenggelam ya.

Sari - curiga sama Diana. Apa lagi Sari mendapat video dari ponsel Bram - Diana masuk ke area kolam - di jam yang sama ketika Gauri jatoh ke kolam. Semakin layak dan pantas dicurigai.

Bukan hanya tidak melihat Gauri jatoh, Sari... Tapi Diana yang mendorong - gitu lho Sari 😁

Devan.... kemarahanmu kek apa ini nanti ??? Bayangin dululah 🤔
Ny Rudi Harianto
si ular sebijik ini ya....😡😡😡
kudu kau rasa nya
Cristella Tella
bgus... moga segera tau diana yg dorong gauri
Herman Lim
mampossss kena kau Diana jgn harap BS ngajar lagi yg ada kamu bakalan ga di Terima dimn pun kau ingin kerj
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀J💜⃞⃟𝓛§𝆺𝅥⃝©Adinѕ⍣⃝✰
hayo bikin alasan yg masuk akal agar Devan dan sari percaya,, tpi sayang nya dg keceplosan mu mereka GK akan percaya
~HartiWyn_Dee_
hayooolooohhh mau ngelak gimana lagi km Diana sedang bukti udah di tangan Devan cepat Devan cecar terus sampai ngaku
lantol
ngopi thor
Desyi Alawiyah
Ngaku aja Diana...
Desyi Alawiyah
Nah, itu kamu ngaku sendiri.. Padahal Sari belum bilang apa-apa loh 😯😯😯
Desyi Alawiyah
Mungkin karna yang ngasih itu kamu, Van... 🤭
Arin
Devan gak mau noleh ke kamu Diana....tapi masih aja sok kenal dekat dan sok kecantikan. Profesimu gak mencerminkan tindakan mu kepada Gauri. Bukan dengan welas asih merangkul dia yang punya kekurangan. Malah dengan egoisnya ingin menyingkirkan dia si pewaris tempatmu mengajar, karena Gauri dekat dengan Devan. Jika sudah ketahuan begini... apa semakin Devan mau menoleh kepadamu??? Paling juga semakin menjauh.........
Shinta Saputri
Mampuslah kamu Diana. Tinggal sejalan lagi perbuatanmu akan ketahuan. Dan kamu akan menanggung akibatnya😂😂😂😂😂
Ilfa Yarni
mampus ketahuan kan kau tp aku penasaran Bram dapat video darimana ya ayo devan cecar trus diana emang, dia yg dorong gauri
vj'z tri
apa perlu kita lapor ke Bu Susi biar ulat 1 ini di tenggelamkan di laut 😁😁😁
faridah ida
udah ngaku aja kamu Diana ....
faridah ida
rasain ketahuan ...😜🤣
Dewi kunti
menutupi bahannya?
shenina
udah ngaku ajaa 🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!