NovelToon NovelToon
Visionaries Of The Sacred

Visionaries Of The Sacred

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Slice of Life / Keluarga / Action / Persahabatan / Fantasi
Popularitas:50
Nilai: 5
Nama Author: Nakuho

menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 18:hancur nya penjara kelas 12

Salah satu jalan besar di alun-alun kota dipenuhi suara angin dingin yang tak wajar.

Di tengah jalan itu, seorang pemuda berambut hitam berjalan santai—

Desmor Vallun.

Langkahnya pelan, namun aura di sekitarnya membuat udara terasa berat. Ia menggaruk lehernya sekali lagi, kebiasaan lama yang tak pernah hilang, seolah ada sesuatu yang selalu mengganggunya dari dalam kulit.

Di belakang Desmor, enam siluet berdiri berjajar.

Dan lebih jauh di belakang mereka—

Penjara Kelas Dua Belas.

Bangunan raksasa itu kini membeku total oleh sihir es bening, transparan seperti kristal, memantulkan cahaya matahari dengan dingin yang mematikan. Tak ada jeritan. Tak ada kehidupan. Hanya puing yang membatu dan debu abu-abu yang berjatuhan perlahan.

Desmor berhenti melangkah.

Ia menoleh ke belakang, menatap keenam siluet itu dengan satu mata tajam di balik topengnya.

“Heii,” ucapnya datar.

“Kalian ini siapa?”

“Kenapa kalian terus ngikutin aku, haa?”

Salah satu siluet maju.

Ia maju dan seorang remaja laki laki dengan rambut cokelat kusut, banyak tindik di telinga dan wajahnya. Mata merahnya menyala penuh keangkuhan.

“Hmph,” dengusnya.

“Apa maksudmu siapa?”

“Kami kabur dari penjara yang sama.”

Ia tersenyum miring.

“Kami ingin mendirikan organisasi penyihir jahat.”

“Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?”

Desmor menggaruk lehernya lagi, lalu tertawa kecil tanpa emosi.

“Haaa?”

“Kesepakatan… dengan kalian?”

Sebelum pria bertindik itu menjawab, siluet lain melangkah maju.

Sosok itu memiliki sayap dari kertas, berlapis-lapis seperti origami hidup. Di tangannya, kertas-kertas terlipat membentuk karya seni yang bergerak perlahan.

“Benar,” ucapnya lembut.

“Kami semua tidak punya tujuan.”

Ia menatap Desmor dengan mata tulus yang kontras dengan situasi.

“Bagaimana kalau kau saja yang menjadi pemimpin kami?”

“Kau seperti… kakak.”

“Dan mungkin… keluarga."

Siluet ketiga maju.

Ia mengenakan jas rapi, rambut merah muda terurai, mata kuningnya dingin dan penuh perhitungan.

“Yah,” katanya tenang.

“Aku sebenarnya tidak suka denganmu.”

“Tapi mau bagaimana lagi. Pilihannya cuma kau.”

Desmor terdiam.

Sepanjang hidupnya, ia hanya mengenal satu hal: membunuh dan ditangkap.

Ia selalu sendirian.

Tak pernah ada yang berdiri di belakangnya.

Namun kini—

Enam penyihir buangan.

Enam kekuatan berbahaya.

Enam orang yang tak punya tempat di dunia sihir.

Itu… bisa jadi kekuatan tempur yang berguna.

Desmor menghela napas pelan

“Ahh… baiklah,” katanya akhirnya.

“Tapi kita harus pergi sekarang.”

Ia menoleh ke kejauhan.

“Delapan High Magnus itu sudah menuju ke sini.”

Kedatangan Para High Magnus

Tanah bergetar.

Delapan sosok melesat cepat melewati atap dan jalan kota—

Elice, Ignavia, Vermila, Nerissa, Seraphina, julian, violet dan daziel aura mereka seperti menekan udara.

Salah satu siluet—pria bertindik—melangkah maju dengan percaya diri.

“Ya elah,” katanya meremehkan.

“Cuma delapan High Magnus?”

Ia mengangkat tangannya.

“Biar ku spill sedikit sihirku.”

Ia merapal mantra dengan suara tajam.

“Sihir Es Bening: Gundukan Es Raksasa."

Dalam sekejap—

Tanah meledak.

Gundukan es bening transparan setinggi gunung menjulang, suhu di sekitarnya turun drastis. Kecepatan pembekuannya 2,5 kali lebih cepat dari es biasa, dan dinginnya menusuk sampai ke tulang.

Elice dan yang lain melompat menghindar, namun tetap memaksa maju.

Namun—

Siluet seorang gadis melangkah ke depan.

Ia memegang seruling sihir dan mulai memainkan nada pelan.

Nada itu memecah ruang.

Sebuah portal hitam terbuka.

“Sekarang,” ucapnya singkat.

Desmor dan enam buronan itu masuk satu per satu.

Portal menutup.

Terlambat.

Elice berhenti, menatap gundukan es bening itu dengan ekspresi serius.

“Hm…”

“Sihir es barusan…”

“Kecepatan dan suhunya… 2,5 kali lebih unggul dari milikku.”

Ignavia menghantam udara.

“AHHHH KEPARAT!”

“KITA TELAT LAGI!”

Violet memeluk bonekanya lebih erat.

“Jadi… kita bagaimana?”

“Kembali saja?”

Julian melangkah maju.

“Benar,” katanya tenang.

“Kita harus menyelidiki mereka.”

“Kekuatan, jumlah, dan jenis sihir.”

“Lalu melaporkan pada beliau.”

Daziel menyentuh sisa es bening—namun es itu langsung meleleh di tangannya.

Seraphina menunduk, suaranya lirih.

“Teman-teman…”

“Mereka kejam.”

“Lihat penjara itu…”

Ia menunjuk ke kejauhan.

Penjara Kelas Dua Belas—membeku, hancur, dan berubah menjadi debu.

Gedung Terlantar — Markas Sementara

Di sebuah gedung tua yang terlantar—

Desmor berdiri di tengah ruangan gelap.

Enam buronan berdiri mengelilinginya.

Desmor menatap mereka satu per satu.

Tatapannya tajam.

Penuh kecurigaan.

Dan untuk pertama kalinya—

Ia tidak sendirian lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!