"Mas! Kamu tega!"
"Berisik! Gak Usah Bantah! Bersyukur Aku Kasih Kamu 10 Ribu sehari!"
"Oh Gitu! Kamu kasih Aku 10 Ribu sehari, tapi Rokok sama Buat Judi Online Bisa 200 Ribu! Gila Kamu Mas!"
"Plak!"
"Mas,"
"Makanya Jadi Istri Bersyukur! Jangan Banyak Nuntut!"
"BRAK!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Sial!" Bambang membekap mulutnya sendiri. Melirik kearah pintu, takut Nisa menyusul keluar.
Disaat kebingungan Bambang memuncak, ponsel Bambang bergetar, Irma.
"Mas,"
"Sudah Mas bilang, jangan nelpon kalau Mas dirumah!"
"Kangen,"
"Besok Mas ke kontrakan Kamu Cantik, udah ya nanti Nisa denger."
Klik!
"Mas, ini kopinya,"
"Nis, eh! Kok Kamu keluar, sudah malam ini, pamali Bumil malam-malam diluar. Yuk masuk!"
Anisa mengulum senyum. Hatinya berbunga, sejak mendengar kehamilan Nisa, Bambang kembali perhatian.
"Mas, tadi telepon dari siapa,"
"Oh, Irma. Ngasih tahu Mas kalo besok ketemu yang punya Cafenya jam 11an. Mau lihat? Nih?"
Anisa menggeleng, "Aku percaya Mas. Mas, Aku seneng banget. Mas sekarang perhatian lagi sama Aku, sejak ada anak Kita. Makasi ya Mas." Nisa memeluk Bambang, tanpa tahu Bambang bernafas lega, Nisa gak curiga dengan Irma.
"Ya, Mas ngaku salah Sayang, Mas janji akan kerja yang rajin setelah diterima di Cafe itu. Kamu pasti bakal butuh banyak biaya, apalagi pas anak Kita sudah lahir."
"Oh iya, Kamu masih mau lanjut dilaundry?"
"Masih Mas, sayang, disana kerjanya juga enak, temen-temennya sudah cocok. Yang punya juga baik orangnya. Aku izin ya masih kerja disana."
"Iya gapapa Sayang, senyaman Kamu aja. Mas gak larang, yang penting Kamu inget kalo capek istirahat. Mas gak mau Kamu sama anak Kita kenapa-kenapa."
Anisa tersenyum, bersyukur perlahan matanya mulai mengantuk, dalam dekapan Bambang, Anisa tertidur.
Bambang mengibas-ngibas tangannya didepan wajah Anisa yang terpejam.
"Nis, Nisa," Bambang memastikan apakah benar Istrinya sudah tidur pulas.
Pelan sekali Bambang meletakkan kepala Anisa di samping, setelah berhasil, Bambang kembali mengecek ponselnya.
"Sial!"
Bambang membuka ponselnya. Ada chat dari Irma. Dan sebuah gambar dikirim Irma dan membuka jiwa laki-laki Bambang yang harus off bercinta dengan Anisa seketika berkobar.
Buru-buru Bambang menghapus foto yang Irma kirim. Tapi dalam benak Bambang masih jelas terekam pose menantang Irma dengan belahan Tobrut yang begitu mengguncang Iman dan Imin.
Terpaksa ditengah malam Bambang harus masuk kamar mandi, menuntaskan hasratnya dengan senam lima jari.
"Anjir! Si Irma, Ngerjain Gue! Malem-malem jadi ngokang pistol!"
***
Sebelum subuh Anisa sudah terjaga, seperti biasa setelah tahajud dan menunggu subuh, Anisa sudah sibuk didapur menyiapkan sarapan dan semua kebutuhan Bambang.
Apalagi nanti Bambang mau bertemu pemilik Cafe yang memberikan Bambang pekerjaan.
"Nisa, Kamu sudah bangun?" Suara berisik dari area dapur membangunkan Bambang, semalam efek Tobrut Bambang gak bisa tidur, dan akhirnya entah dipukul berapa Bambang tertidur sendiri setelah menikmati tontonan dewasa di ponselnya.
"Mas, keganggu ya makanya kebangun? Mau kopi Mas?"
"Boleh," Dengan tersenyum, Bambang menyembunyikan ponselnya. Takut Irma nekat kirim sesuatu yang bakal bikin huru-hara.
"Mas, tadi kayaknya HP Mas getar, tapi Aku gak cek, mungkin temen Mas."
Sebaik dan sepercaya itu Anisa. Bahkan sejak menikah pun Anisa memang tidak lancang periksa HP Suaminya. Anisa menghormati, HP adalah barang pribadi, meski suami istri Anisa tahu batasan.
"Oh, paling anak-anak dipangkalan. Mas juga nanti tetep ngojek kok. Soalnya janjiannya siang."
"Maaf ya Mas, nanti Pas Mas siap-siap berangkat siang Aku mungkin masih di laundry."
"Gapapa. Mas juga baju aja baju gantinya kan bisa ditaro di jok motor. Biar gak bolak balik."
"Oh gitu, ya sudah. Aku doain ya Mas, semoga Mas diterima dan bisa langsung kerja disana."
Hari ini Bambang mengantar Anisa sampai ditempat kerja, "Hati-hati Mas," Anisa mencium tangan Bambang saat akan pergi dan Anisa masuk ke dalam laundry.
"Cie, Bumil, pagi-pagi wajah cerah, dianter Suami, ah bahagia banget! Tapi kok gak libur dulu gitu, istirahat aja."
"Gapapa Mbak, udah sehat kok Aku. Lagian masa Mbak sendiri, Ibu juga sudah baik banget ke Aku."
"Kalo masih ga enak badan jangan dipaksa Nis, bahaya. Ibu juga pasti ngerti."
"Gak kok Mbak. Insha Allah Aku baik-baik aja. Sudah izin juga sama Mas Bambang. Dan alhamdulillah dikasih izin.
"Ya udah, pokoknya kalau ada yang dirasa ga enak badanmu kasih tahu Mbak ya inget sekarang ada bayi disini. Harus dijaga."
"Iya Mbak. Makasi."
Anisa kembali mengerjakan pekerjaannya. Sudah hapal mau dari setiap pelanggan dan Anisa memang sangat teliti dan telaten sehingga sejauh ini tak ada pelanggan yang komplain dengan hasil cuci dan setrikanya.
***
"Kirain sudah lupa sama Aku!" Irma bertolak pinggang, kemudian saat Bambang mendekat dan masuk ke kontrakan Irma, Irma menyilangkan tangannya di depan dada.
Jangan lupakan, dengan tanktop yang kini dikenakan Irma semakin menyembul saja Tobrut milik Irma dan bikin Bambang melotot.
Astaga! Tobrutnya bikin pikiran kotor! Enak bener kalo dijepit pake Tobrut! Bakal muncrat!"
"Mas!"
"Eh!"
Kini Bambang susah bernafas. Di depannya, Irma tanpa permisi duduk dipangkuan Bambang dengan tangan melingkar keleher Bambang.
Dengan nakal Irma membelai rahang Bambang yang ditumbuhi jenggot tipis, "Mau Nenen gak Mas?"
Emang dasar Pelakor! Modalnya gak tahu malu! Gak malu apa ya? Gak inget dosa kali! Laki orang malah ditawarin Nenen.
"Ir, jam berapa Kita ketemu Boss Kamu?" Bambang teringat Nisa, membayangkan Istrinya yang sedang hamil ada sedikit perasaan bersalah.
Melihat penolakan Bambang, Membuat Irma jengkel, "Kayaknya Mas Bambang udah gak selera sama Aku! Ga usah kali nanyain dan butuh pertolongan Aku soal kerjaan!"
Bambang tentu saja gelagapan. "Ya jangan dong Sayang, Mas mau kok, malah maunya dianterin Kamu ketemu Boss, soal itu masa Mas bisa nolak, yang ada otak Mas dari semalem udah ngebayangin Kamu terus!"
Irma kembali mendekat, kini gerakan seduktif, gesekan Tobrut yang disengaja diwajah Bambang membuat Bambang mana bisa nolak disuguhi Melon Super dan tanpa bungkusnya cuma dilapisi tanktop putih tipis.
Dan, selanjutnya terjadilah adu mekanik Bambang dan Irma, entah berapa kali Si Otong dibuat muntah! Irma memang luar biasa. Mau pake tangan atau mulut, yang pasti Bambang di buat keok! Padahal sempat inget Nisa tapi sekali dikocok sama diisep Si Irma lupa segalanya.
"Kamu memang luar biasa Ir, pantes ya fans Kamu banyak."
"Ya itu karena Aku jago Mas! Jago bikin muncrat! Mas Bambang, Irma pikir semalam nyuekin Irma lagi asik sama Istrinya, tapi lihat yang meleleh masih kentel, ternyata pulang tapi gak ngecas! Hihi!"
Puas sekali Irma meledek Bambang, "Ya Mas kan harus jaga, Nisa lagi hamil muda. Mana boleh diajak begini!"
Tentu saja kata-kata Bambang mengejutkan Irma, tapi bukan Irma namanya kalau tak bisa membuat Bambang kelimpungan, "Wah puasa dong! Kasihan!"
"Kamu jangan ngeledek Mas dong, Emang udah gak mau service Mas lagi?"
Dasar dua l@kn@t! Dua-duanya gelo! Gak inget Istri dan gak inget Dosa!
dan tak berdaya dia SDH di monitor oleh si bos
Nisa jg trllu bodoh jd istri