Setelah 3 tahun berpisah, takdir kembali mempertemukan Rexi dengan cinta pertamanya, Rania, yang kini tengah dilanda ujian dalam prahara rumah tangganya bersama sang suami, Raffael Senzio.
Dari pertemuan itu, Rexi mulai menyelidiki kehidupan Rania, wanita yang masih bertahta kuat di dalam hatinya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Rexi memutuskan untuk merebut kembali cinta pertamanya.
Sementara di sisi lain, ada Raffael yang berusaha keras memperbaiki hubungannya bersama Rania dan mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka.
Akankah cinta pertama mendapatkan kesempatan kedua? atau Rania akan memberikan kesempatan itu pada suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Kedatangan Sang Mantan.
Pagi harinya, Rania terbangun sendiri. Ia membersihkan diri dan bersiap. Keluar dari kamarnya, ia memperhatikan apartemen yang terlihat sepi, mungkin Raffael sudah pergi bekerja.
Rania menuju dapur, berniat membuat salad untuk mengisi perutnya. Namun, urung saat ia melihat sebuah buket bunga ada di atas meja makan.
"Morning, Sayang. Jangan lupa sarapan, aku sudah siapkan makanan untukmu. Selamat anniversary, tiga tahun sudah kita bersama," tulis Raffael pada surat kecil yang ia selipkan di buket bunga mawar itu.
Rania memeriksa apa yang Raffael persiapkan untuknya. Semangkok kecil salad sayur beserta susu yang masih hangat.
Selesai membaca kalimat singkat dan romantis dari Raffael, ponsel Rania berdenting. Suaminya kembali mengirimkan pesan singkat.
"Kau sudah bangun, Sayang? Aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Jangan lupa dimakan."
Rania tak membalas pesan suaminya itu, hingga pesan berikutnya pun masuk.
"Siang aku akan menjemputmu. Kita akan pergi ke perusahaan Rykhad Holdings."
Rania meletakkan ponsel di samping buket bunga mawar yang Raffael persiapkan untuknya. Ia meraih sendok dan mulai menikmati salad sayur itu. Dalam diam Rania memakannya.
Seharusnya Rania merasa bahagia dan terharu karena memiliki suami yang nyaris sempurna meski tidak ada cinta di antara mereka. Raffael kaya raya, tampan dan sangat pengertian. Pria itu tidak pernah berlaku kasar padanya, selama berumah tangga, keduanya saling menghormati.
Namun sayang, saat Rania memilih membuka hati, mengalah dan mau menyusul Raffael ke New York, dirinya malah mendapatkan kekecewaan. Ia menemukan sang suami yang bermain api.
Rania tidak tahu, kapan tepatnya Raffael mulai mengkhianati pernikahan mereka yang hampa ini. Mungkinkah dari awal mereka berumah tangga? atau baru-baru ini ketika suaminya sering berada di luar negeri, menjalin hubungan jarak jauh yang hanya menambah jarak yang sudah ada di antara mereka. Mengingat wanita yang Raffael pilih sebagai rekan pengkhianatannya adalah sekretarisnya sendiri.
Rania tidak ingin mencari tahu detail tentang pengkhianatan itu. Ia hanya menelan kekecewaan dan sakit hati, memilih untuk tidak memperpanjang penderitaan dengan mencari kebenaran di balik pengkhianatan tersebut.
Karena ini mengingatkannya pada luka lama yang pernah ia alami, dan keputusan yang ia ambil kali ini pun sama—mengakhiri semuanya tanpa perlu tahu lebih banyak, karena beberapa hal kadang lebih baik dibiarkan tidak terungkap. Tanpa menyadari bahwa apa yang terlihat di depan mata, tak selamanya sama dengan realita yang ada di belakangnya.
Menjelang siang, Raffael datang menjemput Rania di apartemen sesuai kata-katanya. Mereka bersiap menuju perusahaan Rykhad Holdings.
Rania sempat terkejut saat melihat Natalie sudah berada di dalam mobil suaminya. Ia keluar dari kursi penumpang bagian depan dan menyapa hormat Rania dengan panggilan Nyonya.
Raffael membukakan pintu belakang untuk istrinya, sebelum mengitari kendaraan dan duduk di sisi Rania dan memberi perintah pada sopir untuk segera meluncur.
Rania bisa menangkap tatapan tak suka dari Natalie saat memperhatikan bagaimana sikap hati-hatinya Raffael terhadap dirinya. Namun, Rania tidak peduli dengan itu. Sepanjang jalan, Raffael beberapa kali membuka suara pada istrinya, tapi hanya ditanggapi singkat oleh Rania.
Sampai mereka tiba di perusahaan besar Rykhad Holdings. Dengan penuh senyum dan kebanggaan, Raffael menggenggam tangan istrinya. Sedangkan Natalie harus setia mengiringi langkah atasannya itu dari belakang.
Awalnya Rania berusaha untuk terlihat biasa saja, tapi seiring pergerakan lift yang naik, entah mengapa Rania merasakan kegugupan yang luar biasa. Bahkan tangannya dingin dan hal itu bisa dirasakan oleh Raffael.
"Kau sakit, Sayang?" tanya Raffael. Nada suaranya penuh kecemasan. Ia juga memperhatikan wajah Rania dengan lekat.
Rania menggeleng. "Aku baik-baik saja," beritahunya dengan suara yang terdengar tenang.
Pintu lift terbuka, dan Jack, asisten pribadi Rexi lah yang menyambut kedatangan mereka dengan senyum profesional. Namun, senyum itu langsung menghilang saat ia melihat ada Rania yang berdiri di samping Raffael. Jack tak bisa menutupi keterkejutannya saat melihat Raffael yang ternyata datang bersama Rania. Pria itu membawa serta istrinya.
Jack rasanya ingin segera berlari memberi tahu Rexi bahwa mantan cintanya yang tak pernah terlupakan ada di perusahaan, berdiri di samping suaminya. Ia berusaha menelan ludah, mencoba menenangkan diri dan tidak memperlihatkan keterkejutan yang sebenarnya.
"Selamat siang, Tuan Raffael, Nyonya Rania," ucap Jack dengan suara yang berusaha tetap profesional, sembari berpikir tentang bagaimana memberitahu Rexi mengenai kedatangan mereka tanpa terlihat mencurigakan.
Bukan tanpa alasan Jack sangat khawatir. Ia takut si T-Rex itu akan berbuat gila dengan langsung menerkam Rania yang adalah istri orang dan menyekapnya di perusahaan, karena sudah berani masuk ke sarangnya.