Edgar dan Louna dituduh membuang bayi hasil hubungan mereka. Enggan berurusan dengan hukum, akhirnya Edgar memutuskan untuk menikahi Louna dan mengatakan bayi itu benar anak mereka.
Selayaknya mantan kekasih, hubungan mereka tidak selalu akur. Selalu diwarnai dengan pertengkaran oleh hal-hal kecil.
Ditambah mereka harus belajar menjadi orang tua yang baik untuk bayi yang baru mereka temukan.
Akankah pernikahan yang hanya sebuah kesepakatan itu berubah menjadi pernikahan yang membahagiakan untuk keduanya ?
Atau mereka akan tetap bertahan hanya untuk Cheri, si bayi yang menggemaskan itu.
Yuk ikuti kisahnya...!!
Setiap komen dan dukungan teman-teman sangat berharga untuk Author. Terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Edgar dan Louna sudah berada di dalam mobil Edgar. Mereka baru saja membuat laporan di Kantor Polisi jika mereka sudah menikah. Dan menandatangani surat pernyataan bahwa mereka adalah orang tua si bayi itu dan tidak akan membuangnya lagi.
Sungguh konyol menurut Louna dan Edgar. Mereka tidak membuang anak tapi dituduh melakukan nya.
"Kau mau kemana ? Biar aku mengantar mu ?" Tanya Edgar.
Louna masih diam. Enggan banyak bicara dengan mantan kekasihnya itu.
"Kau mau beri dia nama siapa ? Tidak mungkin kan kita terus memanggil nya si bayi ?" Tanya Louna tanpa melihat wajah Edgar. Tatapan nya masih lurus ke depan. Seolah jalanan di depannya lebih enak dilihat dari pada wajah tampan suaminya.
Edgar memegang hidung dan keningnya secara bergantian seolah sedang berpikir.
'Sial, kenapa dia semakin keren dengan gaya berpikir nya'. Gumam Louna yang melihat sikap Edgar dari ekor matanya.
"Bagaimana kalau Cheri ? Cheri Abreo ?" Usul Edgar.
Louna hanya melirik Edgar. Masih belum ingin membalas. Abreo ? Jadi Edgar memberikan nama marganya untuk anak angkat mereka.
"Apa keluarga mu tidak keberatan kau memberi nama Abreo pada bayi itu ?" Tanya Louna.
"Tidak. Aku tidak peduli. Dia sudah jadi anak kita. Jangan menyebutnya dengan bayi itu lagi. Tapi sebut dia dengan bayi kita. Dia akan sedih jika mendengar Mommy nya tidak mengharapkan nya". Kata Edgar. Louna ingin tertawa sebenarnya.
Kenapa pria itu sangat antusias sekali. Apa karena faktor umur jadi ia bersikap sedewasa ini.
"Tapi sebenarnya aku tidak terlalu menyukai anak-anak. Apa aku bisa menjaga nya ?". Kata Louna resah. Hal itulah yang sedari tadi mengganjal di benaknya.
"Kau hanya tidak menyukai semua anak-anak. Tapi kau akan menerima anak yang sudah ditakdirkan untukmu". Jawab Edgar dengan bijak.
"Jangan di jadikan beban. Aku juga akan membantu. Baiklah sekarang ayo kita temui dia". Edgar segera melajukan mobilnya ke rumah orang tua Louna.
Ia masih ingat betul jalan menuju rumah itu. Dulu saat mereka masih menjadi kekasih, Edgar sering kali mengantar dan menjemput Louna. Hal itu berlangsung sekitar dua tahun.
Sebelum akhirnya hubungan mereka kandas sebelum sidang skripsi keduanya. Dan kabar terakhir yang Louna dengar adalah Edgar yang melanjutkan pendidikan kedokteran nya di luar negeri.
Sesampainya di rumah orang tua nya, Louna segera turun tanpa mengajak Edgar.
Ia segera masuk dan melihat jika Mommy nya tengah berbaring di sofa dengan memeluk Cheri.
Ada sesuatu yang hangat di hati Louna melihat itu. Mommy nya bisa menerima Cheri. Ia pun juga harus bisa.
"Mommy..." Panggil Louna dengan perlahan agar tidak mengejutkan Mommy nya.
"Eh Lou, kau sudah kembali ? Dimana suamimu ?" Tanya Nyonya Elise segera mendudukkan tubuhnya.
Mendengar kata suami segera membuat mood Louna buruk. Ternyata, ia adalah istri dari Edgar.
"Apa Cheri rewel ?" Tanya Louna.
"Cheri ? Jadi namanya Cheri ? Bagus sekali. Dia anak yang pengertian tidak rewel sama sekali". Jawab Nyonya Elise.
Tidak lama kemudian datanglah Edgar. Ia memberi salam pada ibu mertuanya dan Nyonya Elise membalasnya dengan senyuman bahagia.
'Akhirnya putriku memiliki pasangan juga'. Nyonya Elise berteriak di dalam hatinya. Senyum kebahagiaan tidak luntur dari wajahnya.
"Apa Daddy sudah pulang ?" Tanya Louna.
"Sudah. Tapi sekarang sudah pergi lagi ke Restoran".
"Bagaimana tanggapan Daddy tentang Cheri ?"
"Daddy mu menerimanya dan dia merasa senang memiliki cucu. Apalagi ia juga memiliki Edgar sebagai menantu nya". Kata Nyonya Elise sambil melihat kearah Edgar.
Edgar hanya senyum-senyum saja. Tapi tidak dengan Louna.
"Kalian mau tinggal dimana setelah ini ?" Tanya Nyonya Elise.
"Kami akan tinggal di rumah ku, Mom". Kata Edgar.
"Tidak mau ya. Aku mau tinggi rumah ku sendiri". Jawab Louna dengan cepat.
"Memangnya kenapa di rumah ku ?" Tanya Edgar.
"Tidak mau. Pokoknya aku dan Cheri akan tinggal di rumah ku sendiri. Kalau kau mau tinggal dimana pun aku tidak peduli". Sungut Louna.
Ia tidak mau berada di rumah Edgar yang menurutnya sudah pasti banyak wanita yang pernah dibawa Edgar ke rumah nya.
"Baiklah, aku ikut denganmu". Putus Edgar.
"Lou, jangan bertengkar". Tegur Nyonya Elise. Dan Louna diam saja.
...
Tepat setelah makan siang, mereka pamit pulang dengan membawa Cheri.
Beberapa perlengkapan Cheri yang baru dibeli juga dibawa pula. Sebenarnya Louna ingin membeli lagi dan meninggalkan nya disini agar dipakai saat berkunjung kemari. Tapi Nyonya Elise memaksa Louna membawanya.
"Bawa saja semuanya. Nanti Mommy belikan lagi untuk dipakai disini". Katanya sambil memasukkan semua perlengkapan Cheri ke dalam sebuah tas bayi yang baru dibeli.
Mommy nya juga membelikan gendongan untuk Cheri. Awalnya Louna kesusahan untuk memakai nya. Tapi Edgar mengajari nya memakai dengan benar.
"Hati-hati di jalan". Pesan Nyonya Elise saat keduanya sudah berada di mobil.
Akhirnya Edgar dan Louna beserta Cheri meninggalkan kediaman orang tua Louna. Menuju tempat yang baru lagi untuk Cheri. Semoga Cheri betah tinggal disana. Batin Louna berharap.
"Lou, setelah ini aku tinggal ke Rumah Sakit apa boleh ? Jam tiga nanti aku ada operasi". Kata Edgar di perjalanan.
"Iya. Kenapa tidak libur saja ?" Tanya Louna. Ia sudah tau jika Edgar menjadi Dokter seperti cita-citanya dulu.
"Tidak bisa. Ini operasi besar dan aku yang memimpinnya". Jawab Edgar. Louna hanya mengangguk.
"Bagaimana pekerjaan mu ?" Tanya Edgar basa-basi.
"Ya, enak. Hanya bos nya sedikit menyebalkan". Jawab Louna. Ia mengingat Tuan Max yang hari ini pasti mencak-mencak mencari dirinya.
Louna mengambil ponselnya dan menyalakannya. Sedari pagi baru kali ini ia memegang ponsel.
Dan benar saja, ratusan pesan dan panggilan tertera di layar nya. Bahkan suara notifikasinya mengalihkan perhatian Edgar.
"Siapa yang menghubungi mu sebanyak itu ? Kekasihmu ?" Pancing Edgar. Sebenarnya ia ingin tau lebih banyak tentang Louna. Ingin tau pekerjaan nya, kisah asmara tapi tidak mungkin ia bertanya terus terang.
"Bos ku". Jawab Louna singkat.
Tidak lama kemudian masuklah panggilan dengan nama 'si paling benar' ke dalam ponsel Louna.
Louna menghela napas berat. Baru juga ponselnya dinyalakan tapi telpon sudah masuk.
"Iya Tuan, ada apa ?" Tanya Louna bersikap lembut.
📞"Kemana saja kau ? Kenapa tidak mengaktifkan ponsel mu ?" Suara diseberang sana terdengar di juga di telinga Edgar.
Louna menjauhkan ponsel dari telinga nya. Rasanya kepalanya pusing mendengar suara Tuan Max.
"Aku baru saja melahirkan. Jadi bisakah beri aku cuti". Jawab Louna. Entah mengapa kata itu yang terucap.
📞"Hahaha jangan berbohong Lou. Mana ada kau melahirkan. Memiliki pasangan saja kau tidak hahaha".
Suara Tuan Max membuat sudut bibir Edgar terangkat. Ia akhirnya tau kalau Louna tidak memiliki kekasih.
"Iya, tapi pokoknya aku sekarang memiliki anak". Jawab Louna bingung sendiri. Bos nya itu bisa saja membuat nya kesal.
📞"Kalau begitu berikan buktinya". Kata Tuan Max.
Tanpa ditunggu lagi, Louna mematikan ponselnya. Kemudian ia berpose bersama Cheri yang berada di dalam gendongan nya.
Ia mengirim gambar itu pada Tuan Max. Dan beberapa detik kemudian ia mendapatkan balasan berupa emoji terkejut.
...
Kasih komen nya dong biar ga sepi😚
lanjut thor