NovelToon NovelToon
Aku Bukan Penggantinya!

Aku Bukan Penggantinya!

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti / Cerai
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Banyak yang bilang orang baru akan kalah dengan orang lama. Nyatanya nasib Zema sangat berbeda.

Menikah dengan sahabat masa kecilnya justru membuat luka yang cukup dalam dan membuatnya sedikit trauma dengan pernikahan.

Dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang membuat Zema akhirnya sadar. Terkadang orang yang dikenal lebih lama bisa saja kalah dengan orang baru yang hadir dihidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Pagi hari hanya tersisa orang tua Zema. Karena mereka tinggal di kota sebelah jadi keduanya memutuskan untuk menginap.

Sedangkan Jiny dan Femi tinggal di kota yang sama dengannya memilih pulang.

Keadaan pagi itu seperti biasanya, karena Zema juga berusaha bersikap biasa.

Hanya ada sedikit yang berbeda yaitu perhatian Atta padanya.

Jadi benar kata orang jika seseorang membuat kesalahan, dia akan berusaha bersikap baik karena berpikir semua mungkin bisa dimaafkan.

Tapi tidak, aku berusaha bersikap baik tapi aku tidak bodoh.

Atta berusaha bersikap manis yang justru dipandang tajam oleh Latif ayah mertuanya.

"Em, kamu libur apa akan ke kantor pusat?" tanya Atta santai.

"Aku akan ke kantor, memberikan laporan proyek karena aku harus kembali lagi ke sana," jelas Zema datar.

Atta tersenyum, senyum yang sangat menggores hati Zema karena diirinya yakin Atta mungkin berharap durinya lekas enyah dari sana.

Aku akan melepasmu Ta, mengembalikanmu paada Kenzie, tapi bersabarlah.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita berangkat bersama? Sembari mengantar Leora ke sekolah," ajak Atta riang.

"Kamu akan kembali ke Semarang?" sela Latif sendu.

"Iya Pak, pekerjaanku belum selesai. Setelah laporan ini selesai, aku harus kembali ke sana," jawab Zema sembari menepuk punggung tangan ayahnya.

"Benar Pak, biarkan Zema bekerja dengan tenang. Kita masih bisa video callan. Bapak juga butuh banyak biaya untuk terapi."

Ucapan Kamila tidak salah, tapi terasa menusuk hati Zema yang merasa diperlakukan seperti ATM berjalan untuk orang tuanya.

Selama ini dia bekerja sangat keras hanya untuk membahagiakan orang lain. Anaknya, kebutuhan rumah tangganya orang tuanya, bahkan terkadang mertuanya.

Sedangkan untuk dirinya sendiri dia bahkan harus pandai-pandai berhemat.

Kamila lantas berdehem, "sebaiknya kamu jangan boros-boros Em, soalnya pengobatan bapak 'kan membutuhkan banyak biaya tak terduganya."

"Aku boros apa Bu? Hanya karena ibu lihat penampilan baruku, lalu ibu bilang aku boros? Selama ini aku bekerja hanya untuk kalian. Aku bahkan lupa cara menyenangkan diriku sendiri!"

Zema yang lelah dan sedang berusaha menahan amarahnya tiba-tiba saja terpancing emosinya. Kamila yang mendengar jawaban putrinya, tentu saja terkejut dan mendadak terdiam, begitu juga dengan Atta yang merasa tak enak.

"Maafkan bapak Zema, karena bapak, hidup kamu menderita. Kamu benar, kamu berhak dengan uangmu—"

"Bukan begitu maksud Zema Pak. Tentu saja Zema akan membiayai pengobatan bapak, tapi tolong tak perlu menginterupsi penghasilan Zema. Selama ini Zema tak pernah lalai bukan pak? Bu?"

"Maafkan Ibu Zema. Ibu tidak bermaksud mengatur gajimu. Ibu hanya cemas jika tiba-tiba bapak—"

"Bu cukup!" sentak Latif kesal.

Dia merasa malu pada Zema karena anak bungsunya itu memang terlihat banyak sekali berkorban untuknya.

Apalagi ada perasaan bersalah yang mencokol dalam hatinya yang ia yakin jika Zema tahu mungkin anaknya akan kecewa dengannya.

Atta sendiri hanya terdiam. Setidaknya sebagai suami dia bahkan tak basa berbuat apa-apa sebab dirinya memang bergantung pada penghasilan Zema untuk urusan rumah tangganya.

Suasana makan pagi mereka menjadi hening karena perbincangan tadi.

Zema semakin yakin dengan apa yang disembunyikan oleh orang tuanya dan juga keluarganya dan dia pastikan akan mencari tahu semua itu.

Atta membuka pintu samping mobil untuk Zema setelah Leora masuk ke bagian penumpang di belakang.

Bocah lima tahun itu tak terusik dengan keadaan tadi.

"Ara, gimana kalau nanti malam kita makan malam di restoran favorit mamah?" Atta berusaha membuat suasana menjadi ceria karena sejak tadi dia melihat sang istri lebih banyak diam.

Leora yang sibuk dengan bonekanya hanya mengangguk tak peduli.

"Ara, mamah merasa aneh, kamu kan panggil Ayah 'ayah' kenapa ngga panggil mamah 'Bunda' aja?"

Dalam misi mendekati anaknya, Zema berusaha mencari celah untuk dekat dengan Leora.

Dia sadar selama ini tak begitu dekat dengan Leora karena pekerjaannya. Atta pun tak pernah protes bahkan membiarkan Bi Atma yang mengurus segala keperluan Leora.

Kini Zema merasa bahkan dia tak seperti ibu pada umumnya yang bisa dekat dengan anak-anaknya dan itu membuatnya sedih.

Zema merasa dia harus mulai berubah dan dekat dengan putrinya agar kelak dia mengajukan perceraian, Leora mau ikut bersamanya.

Meski dia tahu dalam hukum perceraian, anak dibawah usia 12 tahun hak asuh anak akan ikut dengan ibunya, tapi melihat kedekatan mereka, ia takut justru Leora akan meminta tinggal dengan Atta.

"Ngga mau, Ara udah punya Bunda—"

"Bunda?" beo Zema yang pura-pura bingung.

"Ara? Jangan begitu," tegur Atta panik.

"Dia biasa panggil ibu temannya dengan Bunda," alibi Atta.

Zema menyukai kepanikan suaminya. Dia paham betul bunda itu panggilan untuk siapa.

"Gimana kalau Ara panggil papa aja? Jadi mamah sama papah?" tawar Atta.

Leora berpikir sejenak lalu mengangguk. Entah dia setuju atau tidak yang penting bagi Atta perdebatan masalah panggilan ini selesai.

Dia juga merasa aneh karena tiba-tiba Zema memprotes panggilannya.

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin ganti panggilan sayang?" tanya Atta yang berusaha menutupi kegundahannya.

Banyak sekali perubahan pada diri Zema setelah kepulangannya kali ini.

Selama ini Zema memang pekerja lapangan. Di mana istrinya selalu berada diluar kota untuk meninjau pekerjaannya.

Zema tak banyak menghabiskan waktu di rumah dan saat kembali istrinya itu akan sangat perhatian padanya dan anak mereka.

Namun kali ini sikap Zema agak dingin. Bahkan dia lupa membawa oleh-oleh, meski alasannya tepat karena dirinya pulang mendadak.

Begitupun dengan penampilannya, seolah Zema sedang melakukan sesuatu untuk memberontak padanya.

Entah kenapa aku merasa kau tahu sesuatu Zema

.

.

.

Lanjut

1
November
laanjut
aulia13
tidak bosan di baca karna alur cerita yang tidak berbalik belit
Lia
keren
Triutama Bdg
alur ceritanya bagus
Triutama Bdg
lanjut thor semangat yah nulisnya
Triutama Bdg: yah gitu zem sat set dan tepat
total 1 replies
Hafizah Aressha R
lnjutt k..
jgn lma* up nya y k
Merryati Sakoi koi
lanjutanx kapan ,,,LBH suka sprt ini crtx
Adinda
semangat Thor
Anggun Sriwahyuni
terlalu lama up thor jadi lupa alur critanya
Thea_noni
Alhamdulillah... akhirnya up
terimakasih Thor ...
makin seru dan bikin penasaran ceritanya.
semangat buat up lagi ya Thor ...💪
Anggun Sriwahyuni
dobel up thor?
Arga Putri Kediri
ayo Thor sat set q suka
dwinita adriani
jd penasaran
Thea_noni
baru awal ceritanya dah bikin naik darah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!