Setelah di khianati oleh cinta pertamanya, Alex memutuskan pergi ke Australia untuk mengembangkan perusahaan ayahnya yang ada disana. Sampai akhirnya, dia kembali lagi ke Indonesia dan dia dijodohkan dengan seorang gadis cantik yang ternyata gadis itu pernah menolongnya ketika ia masih berada di Australia. Bagaimana kisah selengkapnya?
Gambar yang terdapat dalam novel ini hanyalah sebagai ilustrasi. Bukan milik author sendiri. Author hanya mengambilnya dari berbagai sumber di internet. Hak cipta sepenuhnya milik masing-masing pemilik bukan milik author...
IG : @embunpagi544
salam hangat author❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 35
"Mas Alex, " Anes memanggil Alex dengan lembut dan manja.
Mendengar suara Anes yang memanggilnya, Alex langsung menoleh. Dilihatnya, Anes bersender dipintu yang menuju ke ruang tamu dimana Alex sedang duduk. Anes menyunggingkan senyum menggoda. Ia mengigit bibir bawahnya dan mengibaskan rambutnya dan mengedipkan satu matanya.
Dilihatnya, Anes berdiri dengan pose menggoda, ditambah lagi, ia sengaja memakai kemeja milik Alex yang kebesaran ditubuhnya. Namun, malah menjadikannya terlihat seksi.
Kaki jenjangnya yang mulus terekspose dengan jelas, karena kemeja tersebut hanya menutupi tubuh Anes sampai ke paha bagian atas dan menutupi hotpant yang sangat pendek yang ia pakai. Ia membuka 2 buah kancing bagian atas kemeja tersebut.
"*Y*a ampun, kenapa aku bisa kayak gini, harus banget ya melakukan ini, malu banget," batin Anes dengan tetap tersenyum menggoda Alex.
"Glek!" Alex tercengang dan menelan ludahnya melihat istrinya bertingkah seperti itu. Tapi dia juga menahan tawanya.
"*Ke*napa dia? seperti bukan Anes yang aku kenal jika bertingkah seperti itu, kenapa dia memakai kemejaku? melihat kemejaku kebesaran dipakainya, membuatnya semakin seksi dan menggoda," gumam Alex dalam hati.
Alex hanya diam, pura-pura cuek dan tidak menghiraukan keberadaan Anes.
"Kampret! malah dicuekin!" umpat Anes dalam hati.
Kemudian, Anes mendekati Alex dan duduk samping Alex.
"Bolehkan aku duduk disini?" tanya Anes dengan nada selembut dan semanja mungkin.
Alex masih diam. Sebisa mungkin dia menahan tawa dan gejolak nafsu dalam dirinya, yang sebenarnya ingin sekali dia 'memakan' istrinya tersebut.
Anes melancarkan aksi selajutnya, dia memijat-mijat bahunya sendiri, menarik kerah kemeja milik Alex yang ia pakai sehingga memperlihatkan kulit dan leher jenjangnya secara jelas. Kakinya ia silangkan, kemeja yang ia pakai sedikit tertarik ke atas.
"Uhhhh pegal sekali rasanya," ucap Anes berharap Alex memperhatikannya dan mungkin juga menawarkan untuk memijatnya.
Alex sedikit melirik kearahnya, seketika ia menelan ludahnya kembali.
"*Da*rimana dia belajar merayu seperti ini? kalau dia seperti ini terus bagaimana aku bisa tahan?" batin Alex. Namun, sebisa mungkin dia masih bersikap biasa saja dan ia mengalihkan perhatian dengan memainkan ponselnya.
"*Y*a ampunn, kenapa dia masih cuek, apa aku kurang menggoda? apa ponsel itu lebih menarik perhatiannya?" batin Anes hampir putus asa.
Kali ini, Anes meletakkan sikutnya dipundak Alex. Perlahan-lahan ia mendekatkan wajahnya ke telinga.
"Terimakasih untuk makan malam romantis malam ini, aku sangat senang. Malam ini, mas sangat tampan. Wangi tubuh mas, aku selalu menyukainya," Anes membisikkan kata-kata itu tepat ditelinga Alex, dengan suara yang seksi dengan dibumbui sedikit desahan. Dan itu sukses membuat Alex kembali menelan salivanya sendiri dan merasakan getaran didalam tubuhnya.
"*S*hit! aku benar-benar tidak tahan kalau begini terus, mana celanaku sudah terasa sangat sempit," batin Alex dengan membenarkan posisi duduknya, dia merasa tidak nyaman, karena sesuatu dibawah sana memberontak ingin bebas.
Kemudian, Alex berdiri dan hendak melangkahkan kakinya, karena jika tetap disana, dia takut akan tergoda, sedangkan dia masih ingin mengerjai sang istri.
Namun, saat Alex berdiri, Anes malah melingkarkan tangannya di leher Alex dan tersenyum.
"Mau kemana mas?" tanyanya.
"Ti tidur," jawab Alex terbata.
"Yakin nih mau tidur sekarang?" Anes lebih mendekatkan badannya dengan badan Alex dengan tangan tetap melingkar di tengkuk Alex.
"I iya, awas lepaskan tanganmu!" Alex masih pura-pura biasa saja.
" Ya ampun, aku udah ngilangin urat maluku untuk merayunya, tapi dia tidak ada respon sedikitpun, apa aku tidak menarik sama sekali dimatanya, mau taruh dimana ni muka, malunya minta ampun, rasanya pengen ngilangin ditelan bumi aja, kenapa juga harus melakukan hal memalukan seperti ini, bodoh,bodoh!" Anes merutuki dirinya sendiri dalam hati.
Anes segera melepaskan tangannya dan langsung balik badan ingin pergi dari hadapan Alex tanpa sepatah katapun.Ia sudah cukup malu dengan kelakuannya yang menurutnya berlebihan.
Namun, baru juga Anes melangkahkan kakinya satu langkah, Alex menarik tangannya hingga ia jatuh dalam pelukan Alex. Alex langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Anes. Alex mencium bibir Anes dengan lembut.
"Siapa yang menyuruhmu pergi, hemm? Kamu harus tanggung jawab karena telah berani menggodaku," ucap Alex ketika ia melepaskan ciumannya.
Posisi mereka masih berpelukan dengan tangan Alex melingkar di pinggang Anes.
"A aku.."
"Aku apa hem?"
"Ah bukannya mas yang menyuruh untuk merayu mas, supaya mas nggak marah lagi?"
"Tapi apa aku menyuruhmu menggodaku dan membangkitkan hasratku? merayu kan bisa dengan cara lain?"
"Maaf,aku...Tapi, sumpah aku tidak pernah seperti itu sebelumnya, aku bukan wanita yang seperti mas pikirkan."
"Memang kamu tahu apa yang aku pikirkan?"
"Mas pasti berpikir aku wanita genit, ganjen dan suka menggoda laki-laki," jawab Anes dengan tertunduk lesu.
"Ck, dasar Bodoh, aku tau kamu bukan tipe wanita seperti itu," sahut Alex dengan mengeratkan pelukannya.
"Mas udah nggak marah lagi kan?"
"Siapa bilang aku marah? aku hanya ingin sedikit menguji kamu," jawab Alex dengan santainya tanpa rasa bersalah.
"Hiks hiks mas jahat! aku malu banget tau tadi, rasanya pengen ngilang ditelan bumi sangking malunya," air mata mulai lolos satu persatu dari mata indahnya.
"Sstt, jangan menangis, maafkan aku, aku yang salah," ucap Alex dengan menghapus air mata Anes. Alex kembali memeluk Anes.Dan mereka kembali berciuman.
"Sekarang kamu harus tanggung jawab," Alex tersenyum penuh arti.
"Maksud mas?"
"Apa kamu tidak tahu bagaimana sejak tadi aku menahannya, juniorku sudah minta untuk dibebaskan sejak tadi karena tingkah kamu yang menggodaku," jawab Alex sembari melihat kearah bawahnya. Anes mengikuti gerakan wajah Alex yang menunduk melihat kebawahnya.
"Pantesan, sejak tadi aku merasa ada yang mengganjal ketika dia memelukku," batin Anes sambil tersenyum geli.
Melihat Anes tersenyum geli, membuat Alex semakin gemas, ia langsung membopong tubuh istrinya tersebut dan membawanya ke ranjang.
Dan mereka menghabiskan malam terakhir di Maldives dengan bergulat ditempat tidur. Entah mendapat keberanian dan ilmu dari mana, kali ini Anes lebih mendominasi pergulatan tersebut, hingga Alex merasakan sensasi yang luar biasa, ia tak habis pikir kenapa malam ini Anes bisa seliar itu terhadapnya.
Mereka melakukannya berkali-kali,hingga...
"Aaahhh" mereka melepaskan kenikmatan tersebut secara bersamaan pada sesi terakhir.
Kini posisi mereka saling berpelukan, Alex tersenyum melihat wajah istrinya.
"Kenapa mas tersenyum?" tanya Anes.
"Nggakpapa, nggak nyangka aja, kamu cepat sekali belajar, bisa seliar ini."
"Ah mas, bikin malu aja!" Anes langsung membelakangi Alex.
"Hei, kenapa malu ?aku kan suami kamu, dan dapat ide dari mana tadi memakai kemejaku,itu membuatmu kelihatan sangat seksi dan menggoda," Alex masih saja menggoda Anes sambil memeluknya dari belakang.
"Tau ah! aku mau tidur capek!" sahut Anes sewot dan menenggelamkan wajahnya pada bantal.
"Baiklah, mimpi indah," sahut Alex dengan mengecup punggung Anes yang masih polos tersebut.