Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
serangan brutal.
Hujan rintik-rintik mulai berjatuhan satu persatu. Aiden saat ini masih terkapar di rerumputan. Perlahan,ia mengangkat tubuhnya dan duduk seraya memeluk kedua lututnya. Ia tertunduk lesu. Terdiam dalam lamunannya sendiri.
Ntah apa yang ada di benaknya saat ini. Yang pasti ia merasa bersalah pada letta. Apalagi melihat kemarahan pria tadi. Terus-menerus pikirannya khawatir dengan keadaan letta.
"Apakah pria itu akan memukuli letta? " bisiknya lirih sesekali ia meringis perih akan luka di sudut bibirnya yang robek.
"Aku tidak bisa menolongnya dari kemarahan suaminya? Apakah ia bahagia atau tidak? " batin nya terus saja mengoceh. Memikirkan nasib nya letta di tangan suaminya.
Aiden mengangkat kepala. Ia mendongak keatas.
Wajahnya yang berlumuran darah itu perlahan menyatu dengan tetes air hujan yang seakan mendukung hatinya yang lagi berkabut.
Tak lama, seorang pria tampan dan gagah mendekat ke Aiden dengan langkah cepat. Wajahnya terlihat khawatir melihat keadaan tuannya yang kacau dan babak belur.
"Tuan! Apa yang terjadi? " tanyanya dengan panik. Menatap ke seluruh tubuh Aiden.
Ya... Dia Sky, asisten Aiden di perusahaan sekaligus tangan kanannya yang setia.
"Tidak apa-apa, Sky. Ada kecelakaan sedikit tadi, " kilah nya.
Sky membungkuk. Mengangkat Aiden agar berdiri. "Ayo tuan, saya bantu! " sky mulai membopong Aiden.
"Kita ke mobil, " titah Aiden sambil Terpincang-pincang.
"Baik tuan, " sahut sky mengangguk patuh.
Sky memapah tubuh Aiden dengan hati-hati. Ia meringis, melihat luka-luka di tubuh atasannya yang penuh lebam membiru. Wajah Aiden juga terlihat bengkak.
Setelah memasuki mobil. Aiden bersender sejenak. Menarik napas pelan sambil memegangi dadanya yang terasa sakit akibat pukulan Bryan.
"Tuan, biar saya yang nyetir, " ujar sky yang masih berdiri tegak didepan pintu mobil yang terbuka.
Aiden menggeleng, " tidak usah. Saya bisa sendiri. Kamu bawa saja motor yang disana ke apart saya, " titah Aiden.
"Tapi... Tuan–"
"Aku bisa sky. Kamu bawa saja motor itu. Benda itu lebih berharga, " potong Aiden cepat.
Ia tahu, kalau letta sangat menyayangi motor sports nya karena itu kenang-kenangan dari almarhum ayah letta. Dan itu menjadi kado terakhir sebelum ayahnya pergi dari dunia ini.
"Baiklah tuan, " sky meninggalkan Aiden. Ia berjalan ke arah motor yang terparkir di depan mamang cilok.
***
Apart Bryan.
"Lepaskan Aku kak! " pekik letta yang dipanggul oleh Bryan menuju kamarnya. Ia masih berontak di atas pundak lebar itu.
Sedangkan bibi yang ada dikamar sebelah, menatap heran pada kedua tuannya. Ia berdiri terpaku didepan pintu. Maksud hati ingin melayani sang tuan yang baru saja pulang tapi dikejutkan dengan adegan yang membuat jantungnya seakan mau melompat dari tempatnya.
"Ada apa dengan Nona muda? Kenapa wajah tuan sangat menyeramkan, " sang bibik bergidik melihat wajah tuannya seperti iblis.
"Apa Aku datangi saja ya? " bisiknya. Kemudian Ia menggeleng, " tidak.. Tidak.. Aku tidak boleh mencampuri urusan tuan dan Nona muda, " cicitnya lagi. Karena sudah malam, akhirnya bibi itupun masuk kedalam kamarnya.
Brugh,
Bryan membanting tubuh letta di kasur.
"Akhh, sakit kak. " letta merintih.
Tapi Bryan tidak menanggapi. Ia mengungkung tubuh letta dibawahnya. Mengangkat kedua tangan letta dan meletakkan diatas kepala. Sedang tangan satunya Ia gunakan untuk mengelus wajah letta dengan lembut.
"Kenapa kau membantah ucapan ku, hm?! " ucapnya dengan wajah dingin.
Letta bergetar dibawah sana. Wajahnya pucat. Jujur saja Ia merasa takut melihat perubahan suaminya yang berubah seperti psikopat.
"Jawab letta? " Ucapannya dingin.
"Apa yang Aku bantah kak? "mencoba berani.
"Kau masih keras kepala. Sepertinya peringatanku tidak ada apa-apa nya sama kamu. "Bryan menelusuri wajah letta dengan jari telunjuknya dan membuat letta meremang.
" tiga hari yang lalu, Aku memberikan mu waktu untuk berpikir. Tapi kau mengulangi kesalahan yang sama. Kau jalan dengan pria lain, lagi! "
"Dia bukan orang lain kak. Dia sudah seperti kakakku, " balas letta.
"Kau melawanku? Apa memang hobimu menggoda pria, hm? " Bryan masih mengungkung letta. Ucapannya menusuk.
"Aku tidak pernah menggoda pria manapun! " bantah nya.
"Oh..ya," Wajah Bryan perlahan-lahan turun ke leher jenjang istrinya. Menghirup dalam aroma manis sang istri yang membuatnya candu.
Jujur saja, semenjak ciuman pertama nya dengan letta waktu itu, membuatnya nagih dan ingin merasakan lagi.
"Letta meremang, dadanya berdebar kencang, " kak... Jangan begitu, kak. " ia menggeliat dibawah sana.
"Bryan yang masih diliputi amarah pun mengangkat kepala, langsung meraup kasar bibir istrinya yang mulai membuatnya candu.
Hmmph
Letta berusaha menolak tapi tenaganya kalah jauh. Sang suami yang masih berada diatas tubuhnya masih gencar melumat bibir semanis madu itu. Tangan satunya tak tinggal diam. Ia mulai meraba tubuh letta. Tangannya perlahan naik. Meraba gundukan kenyal itu dan meremas nya dengan gemas.
" ahh... Jangan kak! " letta semakin bergerak melawan tapi usahanya sia-sia. Ia mulai terisak. Perlahan, air mata nya meluncur tanpa permisi.
Letta amat takut kalau suaminya lepas kendali. Ia tidak rela ke gadisannya yang selama ini ia jaga direbut paksa oleh Bryan. Meskipun dia suaminya sendiri. Ia tidak rela menyerahkan tubuhnya disaat sang suami masih berhubungan dengan wanita masa lalunya.
"Kau tahu, ini semua milikku! "
"Aku tidak akan melepaskanmu letta, " bisiknya disela-sela pagutannya yang terlepas.
letta sudah menggigil hebat, "Aku mohon jangan kak, " ia terisak sambil menggeleng ribut. Ke kiri dan ke kanan. Menolak permainan suaminya.
Bryan masih saja melakukan rangsangan kecil di tubuh atas letta. Ia mulai menyesap leher jenjang letta yang putih mulus itu. Memberikan tanda kepemilikan disana. Sedang tangannya mulai mencoba membuka kancing kemejanya satu persatu.
Letta melotot panik. "Kau mau apa kak? "
"Aku mau mengambil hak ku, " seru Bryan tersenyum Devil.
"Jangan kak. Aku masih sekolah, " tolak letta. Jujur saja, walau ia sempat ingin memberikan hak suaminya karena sudah terlanjur berjanji dengan sang mama mertua, tapi ketika melihat suaminya tadi bersama kekasihnya membuat ia mengurungkan niatnya.
"Kau takut, hm? Tapi dengan pria di luar sana kau begitu santai, " bisik Bryan dengan wajah dingin yang sudah menggigit leher istrinya kesana kemari.
Sedangkan Aletta, ia meraung hebat dibawah kungkungan suaminya. "Kedua tangannya dicekal dan ia tak bisa melakukan perlawanan.
" aku tidak melakukan apapun kak! " ucapnya dengan keras.
"Kau yang bilang, sebentar lagi akan menceraikanku tapi kenapa kau malah melakukan ini padaku, kak?!" teriaknya.
"Kalau kau tak bisa mencintaiku, lebih baik ceraikan aku, kak. Aku dengan ikhlas melepasmu bersama kekasihmu itu," tutur Aletta seraya terisak.
Bryan mengetatkan rahang. Napasnya memberat. Melihat wajah istrinya dibawah sana yang menggoda membuatnya tak bisa menahan sesuatu di bawah sana yang mulai mengeras.
Letta memejamkan mata. Dadanya serasa diremas.
'Jangan sampai ia mengambil mahkota ku, ' batin letta menjerit.
Bryan menatap wajah letta dengan pandangan sayu, napasnya sudah memburu dengan jakun yang naik turun. Ia kemudian duduk di atas kaki letta. Melepaskan cekalannya dan lansung merobek paksa baju letta.
"Kak.. Jangan kak. Aku mohon, " tubuh letta bergetar.
Bryan tidak perduli, ia kemudian menarik paksa penutup dua benda kenyal diatas.
"Akhh..., " letta menjerit. Ia langsung menyilangkan kedua tangannya diatas tubuhnya yang sudah polos.
Bryan langsung menarik kedua tangan letta. Menindih istri kecilnya.
Tangan nya mulai meremas benda yang menggoda iman nya itu.
Sementara letta berusaha keras berontak. Ia menggeliat hebat dibawah. Berharap cekalan itu mengendur namun malah sebaliknya.
'Ya Tuhan... Apakah malam ini aku harus kehilangan harga diriku'
Bryan menundukkan kepala. Ia menyelusup kedalam bongkahan kenyal dan melumatnya.
"Akhh" ntah kenapa ada sesuatu yang menyetrum tubuhnya tapi ia masih berusaha sadar.
"Bryan tak berhenti di situ saja. Tangan satunya lagi ia arahkan ke bawah pangkal paha letta. Mengelus dengan lembut.
Letta menggeleng dengan wajah panik, " jangan kak. Aku mohon, " suaranya terdengar parau.
"Apa kau tidak memikirkan kekasihmu, kak. Bagaimana kalau dia tahu perbuatanmu padaku, " letta berusaha mengacaukan pikiran Bryan.
Bryan tak perduli, ia masih menikmati benda yang padat dan kenyal itu di dalam mulutnya. Sesekali ia berpindah ke satunya lagi.
"Ashh, " letta mendesah tanpa sadar. "Berhenti kak, " cicitnya pelan.
'Ini tidak benar. Sekalipun kau suamiku' batin letta memberontak.
Letta merinding kala tangan suaminya bersentuhan langsung di kulit pahanya,"Kau jahat kak! " teriak letta ketika tangan suaminya berhasil menerobos masuk di bawah sana. Mencoba membuka kain segitiga yang masih bersarang.
"Kau baru saja bertemu kekasihmu tapi kenapa kau melakukan ini padaku, " hardik nya.
"Apa kau belum puas bermain dengannya, dan ingin menodai ku, " ucap letta lagi dengan penuh emosi. Ia masih berusaha memperjuangkan harga dirinya yang hampir terkoyak.
"Apa kau tidak memikirkan wajah kekasihmu yang bersedih bila mengetahui sikapmu! "Hah!", napas letta sudah ngos-ngosan dengan amarah yang membuncah.
Dalam hatinya, letta memaki suaminya habis-habisan. Tak berani mengungkapkan secara terang-terangan. Ia khawatir suaminya akan bertambah nekat.
Bryan langsung terdiam. Ia memikirkan ucapan letta. Ntah kenapa ia merasa bersalah atas perlakuan nya pada letta dan juga kekasihnya.
Ia menarik wajahnya dari dua benda kenyal itu. Tangan nya yang berada dibawah pun ia tarik ke atas.
Cekalannya terlepas. Ia perlahan bangkit dari tubuh letta dengan diam. Mengacak-acak rambutnya dengan kasar.
Ia berjalan ke arah kamar mandi bertelanjang dada dengan langkah gontai. memasuki kamar mandi dan menutupnya dengan kencang.
Blam....
"Akh, " letta terkejut. Tapi perlahan Aletta menarik napas lega, " hah... Syukurlah. Ternyata ia tidak jadi melakukannya, " wajah letta yang tadi pucat perlahan-lahan berubah memerah.
Ia cepat-cepat turun. Mencari pakaian nya di lemari dan segera memakainya. Kemudian ia berjalan ke Kasur. Mengambil beberapa selimut dan melilit tubuhnya seperti lontong.
Letta berbaring miring. Mendekap tubuhnya erat dengan dibungkus selimut tebal. Kemudian memejamkan matanya.
'Sebaiknya aku pura-pura tidur saja. Aku takut nanti dia berbuat nekat lagi' Aletta membatin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...