NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Gadis Lemah

Bukan Lagi Gadis Lemah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: noerazzura

Shanum disiksa sampai matii oleh dua kakak tirinya. Sejak ibunya meninggal, dia memang diperlakukan dengan sangat tidak baik di rumah ayahnya yang membawa mantan kekasihnya dan anak haramnya itu.

Terlahir kembali ke waktu dia masih SMA, ketika ibunya baru satu tahun meninggal. Shanum bangkit, dia sudah akan membiarkan dirinya dilukai oleh siapapun lagi. Dia bukan lagi seorang gadis yang lemah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Diana masih Ketakutan

Tengah malam, karena ada gerakan di bawah kakinya. Diana pun terbangun dari pingsannya. Matanya terbuka perlahan, pupil matanya itu masih menyesuaikan karena tadi benar-benar gelap, saat dia membuka matanya pada akhirnya apa yang ada di sekitarnya jadi terlihat meski sekelilingnya juga gelap.

"Agkhhh!" teriak Diana yang langsung menarik kakinya.

Matanya melebar dah bergerak kesana-kemari, ke arah para binatang pengerat itu berlarian karena terkejut mendengar suara teriakan Diana.

"Ibu!" pekiknya.

Diana merasa sangat ketakutan. Gerakan mundurnya itu bahkan dia lakukan sambil merayap. Dia benar-benar tak kuat berdiri. Dia terlalu takut sampai kakinya menjadi sangat lemas. Seperti tak ada darah lagi yang mengalir di kakinya itu.

"Ayah!" teriak Diana.

Namun teriakan Diana itu bahkan tidak bisa di dengar oleh kedua orang tuanya dan kakaknya yang memang sudah beranjak dari tempat itu. Mereka terlalu lelah, bahkan mereka tidak boleh mendekat ke ruangan itu. Saat mereka menarik kursi dan ingin menunggu di dekat ruangan bawah tanah itu. Para penjaga yang merupakan anak buah Leo itu sama sekali tidak mengijinkan. Pada akhirnya, mereka menyerah. Tidak mungkin mereka terus menunggu Diana dalam keadaan berdiri itu akan sangat melelahkan.

Jadi, saat ini ketiga orang itu sudah tidur di sofa. Di ruangan tengah, sayangnya karena mereka juga terlalu lelah. Mereka sudah tertidur lelap saat ini. Dan tidak bisa mendengarkan apa yang diteriakkan oleh Diana.

Air mata Diana kembali mengalir. Dia sangat ketakutan. Binatang-binatang pengerat itu asalnya saja yang berlarian karena dia berteriak. Begitu dia berhenti berteriak, para binatang pengerat itu kembali mendekatinya. Suara decitan mereka, dan mata merah menyala mereka itu membuat Diana semakin merinding.

"Ibu, tolong aku takut! Ibu!"

Ke empat penjaga itu tidak bergerak sama sekali. Meski mereka mendengarkan suara Diana.

Diana berusaha bangkit, tapi dia terlalu lelah, terlalu lemah juga. Diana merasa sangat ketakutan, dan dehidrasi. Udara yang semakin tipis juga membuat nafasnya mulai kembang kempis.

Karena sangat ketakutan. Diana mencoba mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk membuat para binatang pengerat yang terus bergerak ke arahnya itu menjauh.

Diana melihat sebuah tongkat. Mungkin itu gagang sapu atau apapun itu. Tapi dia yakin itu bisa menyelamatkannya dari para binatang pengerat itu.

Tangannya mencoba meraih gagang itu. Tapi sangat sulit di tarik. Begitu tangannya menarik dengan sangat kencang gagang itu.

Brukkk

Semua barang yang ada di rak terjatuh.

"Agkhhh! sakit?" pekik Diana lagi.

"Huwaaa, ibu ayah. Sakit!"

Diana sudah mulai frustasi, kepalanya sakit. Tangannya terus mencoba memegang kepalanya. Tapi para binatang pengerat itu juga terus mendatanginya.

"Pergi! agkhhh! binatang bau siallann!" pekik Diana.

Suaranya nyaris habis. Rasanya tenggorokannya sakit sekali. Rupa Diana sudah sangat kacau. Terus menangis membuat wajahnya basah. Dan karena sesekali dia menyeka air matanya dengan tangannya yang penuh debu. Wajahnya itu malah menjadi sangat kotor dan kusam. Bahkan terlihat menghitam karena debu yang bercampur air mata.

Sepanjang malam, Diana terus mencoba mengusir para binatang pengerat itu. Itu membuatnya kelelahan, dan kembali pingsan.

Penderitaan seperti itu, yang kerap dirasakan oleh Shanum sejak lama. Sejak ibunya meninggal, dia memang kerap mendapatkan perlakuan yang kasar, dan tidak manusiawi dari Ricky, Yuyun, Dion dan Diana. Seperti saat ini yang dirasakan oleh Diana. Sebenarnya itu belum apa-apa. Itu belum ada apa-apanya. Penderitaan Shanum selama ini lebih parah dari itu.

**

Pagi menjelang, Shanum yang memang akan masuk sekolah hari ini bangun pagi sekali. Dia sangat tidak sabar. Dia bahkan sudah pakai seragam sekolahnya sangat pagi.

Shanum keluar dari kamarnya. Dia mencium aroma kopi dari arah balkon. Saat Shanum melangkahkan kakinya ke balkon kamarnya. Dia melihat Dimas sudah bangun dan sedang duduk sambil memperhatikan layar tab di tangannya ditemani secangkir kopi yang asapnya masih mengepul.

"Selamat pagi paman" sapa Shanum dengan senyumannya.

Dimas menoleh ke arah Shanum. Melihat Shanum yang sudah mengenakan seragam. Dimas tersenyum. Semangat gadis itu memang luar biasa. Dimas sangat suka seseorang yang punya semangat besar seperti itu.

"Kamu sudah siap, tapi sekolah baru dimulai 1 setengah jam lagi" kata Dimas.

"Tidak apa-apa, aku sangat bersemangat. Aku sudah lama tidak pakai seragam ini..." Shanum menjeda ucapannya.

Dia mengatakan itu karena dia ingat terakhir kali dia hidup di usia 23 tahun. Jadi dalam pikirannya yang berpatokan pada masa itu, tentu saja dia merasa sudah sangat lama tidak mengenakan seragam SMA.

Namun Dimas juga merasa kalau satu mingguan itu sudah cukup lama untuk masa tidak masuk sekolah.

"Di sekolah, mungkin akan ada yang berkata tidak enak nanti. Karena Diana mengatakan pada semua orang. Kamu tidak masuk sekolah karena kamu malas sekolah. Berita itu memang sudah di jelaskan pada semua guru. Tapi pada murid..."

"Tenang saja paman. Aku memang tidak bisa menutup mulut semua murid yang ingin mengatakan hal buruk padaku. Tapi aku punya dua tangan yang bisa menutup telingaku. Aman paman, jangan khawatir!" kata Shanum.

Gadis itu benar-benar sudah belajar. Dia sudah belajar dari lima tahun penderitaan hingga nyawanya hilang dalam kehidupan terakhirnya. Dia sungguh tidak akan membiarkan satu orang pun mempengaruhinya, membuatnya lemah dan menyerah.

Di kehidupan ini, Shanum sudah bertekad. Akan membalas semua orang yang menyakitinya di kehidupan lalu. Karena selain empat orang kejam yang hidup menumpang di kediaman Sofia tapi merasa rumah itu adalah milik mereka. Ada beberapa orang yang merupakan teman Diana dah Dion yang juga kerap menyakiti Shanum di kehidupan terakhirnya.

Shanum, juga tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja. Tidak akan pernah!

Dimas tersenyum, dia sangat senang dengan sikap Shanum yang sekarang. Terakhir kali dia bertemu Shanum, gadis itu terlihat sangat lemah dan menurut pada Ricky. Dia sempat sangat khawatir. Tapi, sekarang dia berpikir. Kalau Shanum bukan orang yang mudah di ganggu. Jika ada yang bisa mengganggunya pun. Dimas juga akan selalu ada untuk membela Shanum.

***

Bersambung...

1
Azahra Rahma
untung ada Bu regina yg menjaga shanum ,, sehingga rencana Dion dan Diana gagal
partini
good story
partini
keluarga gedeng terobsesos sekaleeeee bikin huru hara
Azahra Rahma: ya betul kak keluarga gendeng mereka ,,,
total 1 replies
Azahra Rahma
iya itu bisa menular, makanya kalian jgn dekat² dengan Diana ya
Noer: wkwk 🤣🤣🤣
total 1 replies
Erchapram
Aku ngakak bacanya, terkontaminasi kotoran tikus? Astaga... 🤣🤣🤣
Noer: ho'oh 🤣
total 1 replies
partini
hadiah apa sih penasaran akuhhhhhh
Noer: wkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Nesia
semangat terus thor
Rara
keren dan seru cerita nya
Oneng
lanjutkan up nya kak
Fida
💪💪💪💪👍
Irena
keren banget
Irena
semangat terus thor
Jovanca
hadirrr kak
Jovanca
mantul mantap betul
Sandi
keren banget
Sandi
semangat terus thor
Nuwow
lanjutkan kak updatenya
Uhud
bagus banget lanjut kan kak
Badrun
semangat kak
Badrun
keren banget nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!