NovelToon NovelToon
DIVINE SIN

DIVINE SIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ellalee

''Di balik malam yang sunyi, sesuatu yang lama tertidur mulai bergerak. Bisikan tak dikenal menembus dinding-dinding sepi,meninggalkan rasa dingin yang merayap.ada yang menatap di balik matanya, sebuah suara yang bukan sepenuhnya miliknya. Cahaya pun tampak retak,dan bayangan-bayangan menari di sudut yang tak terlihat.Dunia terasa salah, namun siapa yang mengintai dari kegelapan itu,hanya waktu yang mengungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HUKUMAN

“Haeun — Jae-hyun…”

Panggilan itu menggema di udara pagi, membuat Rael dan Jae-hyun reflek menoleh ke belakang, mencari sumber suara yang memotong ketenangan mereka. Dari arah koridor, seorang guru pria mendekat dengan langkah tegas, wajahnya memerah karena marah.

“Kalian masih di luar? Apa kalian tidak mendengar suara bel? Kenapa belum masuk ke dalam kelas?” Suaranya berat, hampir menggema, menahan kesabaran yang tipis.

Rael mengangkat bahu, senyum tipis menghiasi wajahnya yang tenang. “Dengar kok Pak, … Tapi saya tetap tidak bisa masuk ke kelas sekarang. Soalnya saya dihukum oleh Buk Gayoung,” jawabnya santai, suaranya lembut namun penuh nada percaya diri. Matanya sekilas menatap Jae-hyun. “Oh ya, Pak, bawa saja Jae-hyun ke kelas, dia kan tidak dihukum. Jadi dia tidak perlu berdiri di lapangan.”

" ouh ternyata kamu dapat hukuman, ya sudah jae-hyun, ayo ikut bapak ke dalam kelas... " ujar guru tersebut mengajak jae-hyun yang seakan tidak ada niat sama sekali untuk mengikuti guru tersebut.

Rael mengedipkan satu mata ke arah Jae-hyun, senyum genitnya muncul begitu saja. “Sayang… jangan khawatir. Aku tidak akan mati kok hanya karena berdiri di lapangan.” Suaranya lembut, tapi keberanian itu membuat Jae-hyun sedikit terkejut, bahkan guru pria itu ikut menahan napas melihat sikap berani Rael.

“Haeun… Kamu memang pantas dapat hukuman. Berani-beraninya terang-terangan pacaran di depan guru… dasar tidak punya etika,” gerutu sang guru sambil menegakkan badan.

Rael mengangkat bahu santai, menatap guru itu seakan dunia tidak mengganggunya. “Bilang saja, Bapak iri pada kemesraan kami,” jawabnya ringan, matanya masih menempel pada Jae-hyun. Tanpa aba-aba, tangannya menyelinap, mencubit pipi Jae-hyun dengan manja dan gemas, membuat kulitnya memerah.

“Rael… jangan bertingkah…” bisik Jae-hyun pelan, wajahnya menahan campuran rasa malu dan gemas, suara hatinya hampir tak terdengar.

" aishh... kalian ini, pagi-pagi sudah sibuk bermesraan, ayo jae-hyun kita ke kelas... " guru tersebut langsung menarik tangan jae-hyun yang seakan enggan meninggalkan rael sendiri.

"Sesampainya di lapangan, Rael berdiri dengan tenang di tengah hamparan rumput yang diterpa sinar matahari pagi. Tubuhnya tegap, namun mata merahnya menatap tajam ke arah langit yang cerah. Dengan suara yang sejuk namun tajam, ia menggumam, “Apa ini panas…? Aku kan terlahir dari abu manusia, jadi panas matahari ini tidak akan membuatku lemah. Hanya saja… kulitku akan menghitam karena terpapar terlalu lama.”

Ia menghela napas panjang, lalu mengumpat lirih, “Ahh… shibal…” pikirnya sambil menatap puncak kepala matahari, membayangkan tubuhnya yang nanti gosong karena hukuman berdiri di lapangan ini. Tapi tatapannya tetap tenang, hampir dingin, menebarkan aura yang membuat angin seolah ikut bergetar di sekitarnya.

Di balik jendela kelas, Jae-hyun menunduk, tangan menahan meja agar tidak terlihat gelisah. Matanya menatap Rael yang berdiri tegak di lapangan, tepat di bawah sinar matahari yang semakin terik. “Rael… bertahanlah…” gumam Jae-hyun pelan, suara hatinya bergetar meski dia tahu tidak bisa mempengaruhi Rael dari jauh. Pelajaran di kelas terasa seperti kabut tipis yang tak bisa ia tangkap; pikirannya hanya tertuju pada sosok di lapangan itu.

Beberapa saat kemudian, pulpen di tangannya melayang jatuh dengan bunyi kecil di meja, membuat Jae-hyun tersentak dan guru yang mengawasinya menoleh. “Jae-hyun… berhenti menatap kekasihmu itu!” ejek sang guru dengan nada setengah bercanda, setengah menegur.

Mendengar itu, beberapa murid yang duduk di dekatnya mulai berbisik-bisik, ada yang menatap Jae-hyun, ada yang menatap Rael di lapangan. Bisikan mereka terdengar samar namun jelas cukup membuat suasana kelas terasa hangat dan canggung. “Lihat… dia terus menatap Haeun, apa benar mereka sudah pacaran? tapi sekarang haeun juga sudah sama seperti jae-hyun,sama-sama aneh dan sedikit menyeramkan!” kata seorang murid... " iya kan, apalagi saat tadi haeun memukul kepala hyeri hingga hyeri pingsan, bahkan ketua pembully aja kalah dengan haeun loh... " timpal murid lain membuat seok-min sedikit terusik dengan perkataan mereka.

"jae-hyun, apa benar haeun memukul kepala hyeri tadi ,sampai membuat hyeri pingsan?.... " seok-min bertanya pada jae-hyun yang matanya masih curi pandang ke arah lapangan.

" tidak... itu hanya salah paham... " jawab jae-hyun dengan singkat..

" terus kenapa haeun di Hu.... ".. seok-min, jae-hyun jangan sibuk bicara, kalian semua perhatikan papan tulis kalau tidak mau di hukum... " perkataan guru tersebut memotong pembicaraan seok-min yang penasaran dengan hal yang terjadi pada haeun.

"Bel istirahat berbunyi, suaranya nyaring menggema di lorong-lorong sekolah, menandakan waktu singkat di mana anak-anak bisa menikmati kebebasan mereka sebelum pelajaran berikutnya kembali menjerat dengan rumus, teori, dan kata-kata yang seakan membunuh kreativitas mereka.

Anak-anak lain berhamburan keluar kelas, berlari ke kantin atau ke arah taman sambil tertawa dan bersenda gurau. Tapi tidak untuk Jae-hyun. Hatinya berdebar tak menentu, dan langkahnya tanpa ragu membawa tubuhnya ke arah lapangan, ke tempat di mana ia tahu Rael berada.

Di tengah hamparan rumput yang diterpa sinar matahari, Rael sudah duduk dengan tenang, punggungnya tegak tapi aura lelah terlihat jelas di tubuhnya.bajunya di penuhi keringat, Kakinya lemah, seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya yang kecil namun memancarkan kekuatan yang luar biasa. Tangan Rael bersandar pada lututnya, rambutnya sedikit tergerai ditiup angin, dan pandangannya kosong menatap horizon, seperti anak yang terbuang, tersisihkan oleh dunia.

" ahh tubuh ini lemah sekali... " gumamnya menatap tubuh haeun yang di rasuki oleh nya.

Jae-hyun menghentikan langkah beberapa meter dari Rael, menahan napas sejenak. Ia memandang sosok itu dengan mata yang penuh kekaguman dan khawatir. “Rael… kau tidak apa-apa?” gumamnya pelan, seakan takut suaranya mengganggu ketenangan yang rapuh itu.

Rael mengangkat wajahnya perlahan, menatap Jae-hyun dengan mata merah yang masih memancarkan sedikit kemarahan, sedikit kelelahan, dan keindahan yang sulit diungkapkan kata. Sejenak mereka hanya saling menatap, tanpa kata-kata, namun ribuan perasaan bergerak di antara mereka.

Rumput di sekeliling mereka berdesir oleh angin sore yang datang lebih awal, seakan ikut menahan napas melihat Jae-hyun yang berdiri di sana, dan Rael yang terduduk, lemah namun tetap memikat dengan aura yang tak bisa ditaklukkan.

Jae-hyun melangkah lebih dekat, lututnya sedikit menekuk agar pandangannya sejajar dengan Rael, " pasti sangat panas ya?” tanyanya dengan lembut, mencoba tersenyum, tangannya dengan sigap menghapus keringat yang membanjiri wajah rael.

Rael menoleh, bibirnya melengkung tipis. “ckk...panas,aku tidak merasa panas,hanya saja tenggorokan ku rasanya sangat kering ,” katanya lirih, nada suaranya hampir seperti anak kecil yang meminta susu.

" aduhhh... rael mianhae, aku lupa bawa minum, kamu tunggu bentar di sini ya, aku beli minuman dulu.... " ucap jae-hyun yang langsung berlari ke arah samping lapangan, di mana di sana ada kulkas berisi minuman kaleng yang harus di beli pakai uang koin.

Rael menatap Jae-hyun, hati kecilnya terasa hangat, tapi sekaligus ada rasa bersalah yang membebani dirinya. Ia ingin tetap kuat, ingin tetap menjaga jarak, tapi… tatapan Jae-hyun yang penuh kepedulian itu membuat segala rasa takut dan cemburu di hatinya mencair perlahan.

" jae-hyun, apa yang harus aku lakukan, ini sangat sakit.... " gumamnya menahan dadanya yang terasa sesak seakan ingin menangis.

1
Ngực lép
Bikin klepek-klepek!
Zhunia Angel
Gemes deh!
Kakashi Hatake
Bagus banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!