NovelToon NovelToon
KUTUKAN MAUT PADMINI

KUTUKAN MAUT PADMINI

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:105.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Padmini, mahasiswi kedokteran – dipaksa menikah oleh sang Bibi, di hadapan raga tak bernyawa kedua orang tuanya, dengan dalih amanah terakhir sebelum ayah dan ibunya meninggal dunia.

Banyak kejanggalan yang hinggap dihati Padmini, tapi demi menghargai orang tuanya, ia setuju menikah dengan pria berprofesi sebagai Mantri di puskesmas. Dia pun terpaksa melepaskan cintanya pergi begitu saja.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Benarkah orang tua Padmini memberikan amanah demikian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 : Jalan rahasia

Padmini menatap keluar jendela, ingatannya kembali saat dimana dia diarak, dilecehkan, dan air matanya terjatuh kala teringat pada pria yang rela berkorban nyawa demi meloloskan dirinya dari kematian paling hina dan keji.

Teriakan para manusia yang menyuruh melempar sosok kekasihnya ke kubangan api, masih memenuhi kepalanya.

Belum lagi sewaktu Rahardi menerobos dan menerjang barisan yang menggiring Padmini, kala melihat seseorang hendak melempar batu ke kepala wanita pujaannya. Lemparan itu menghantam pundaknya dikarenakan Rahardi merunduk, imbasnya dia dipukuli dengan brutal. Dan tuduhan atas perbuatan perzinahan pun semakin menguat.

Padmini menghapus kasar lelehan bening pada pipi. Dia seolah mati rasa, rasa denyut, perih yang mendera hampir sekujur badan sama sekali tak membuatnya menangis maupun meringis.

“Aku lebih dari sanggup! Kalaupun hasilnya tak sesuai harapan, semisal diriku harus terperangkap di lembah ini, dan arwahku gentayangan – tak mengapa, asal mereka mati!” Kedua tangannya mengepal, sorot mata penuh dendam.

“Mari ikut aku. Akan kuperlihatkan sesuatu padamu!”

Padmini mengikuti langkah kaki yang tidak menjejak lantai, tapi mengambang. Ia memandang lekat ujung rok menyapu lantai papan.

Rukmi membuka pintu belakang bangunan yang bagian depannya berdiri kokoh diatas pertengahan tebing. Mereka masuk ke terowongan panjang minim cahaya.

Cahaya obor dari bambu dan diletakkan pada dinding tanah menjadi penerang satu-satunya.

Bagi Padmini yang hanya manusia biasa, dan pertama kali memasuki jalanan gelap seperti tak berujung, terasa sedikit mencekam. Langkahnya tetap lebar dengan jantung berdebar-debar, dia seperti menuruni perbukitan.

“Ha ha ha … lempar lagi dia! Hayo serang!”

“Bukankah itu suara anak-anak?” suaranya memantul kala ia bertanya. Di ujung lorong selebar tidak ada satu meter, terdapat cahaya mengintip dibalik tumbuhan rimbun.

“Majulah!” Rukmi minggir, mempersilahkan Padmini berjalan lebih dulu.

Setengah berlari, gadis tapian jarik itu mendekati cahaya. Begitu sampai, ia tersenyum licik, matanya memandang puas kala mendapatkan ide tentang mempersembahkan tumbal.

Rukmi pun tersenyum, dia dapat membaca kata hati dan pikiran Padmini.

Padmini menyibak tumbuhan putri malu, langsung saja daunnya menguncup.

Di bawah sana, kira-kira tiga meter dari atas sini – anak-anak kampung Hulu tengah berenang disungai, satu-satunya sumber air yang diandalkan kala musim kemarau panjang.

Wajah yang dulu teduh, tatapan hangat, kini mengeras saat melihat satu sosok tengah memancing, duduk di tepi sungai. Dia sudah memutuskan siapa yang akan dijadikan tumbal percobaan.

“Kau bisa melewati lorong kanan itu!” Tunjuknya pada persimpangan terowongan. “Jalan itu menembus hingga dekat tepian sungai.”

“Padmini, sebelum menjalankan rencanamu, sebaiknya kau isi dulu perutmu! Di lembah, banyak pohon yang sedang berbuah – kau bisa makan buah untuk menambah tenaga.”

“Terima kasih, Rukmi.” Ia mengangguk, dalam hati terkekeh lucu. ‘Hantu pun lebih manusiawi ketimbang makhluk yang katanya sempurna karena dilengkapi akal sehat.’

.

.

Padmini menyusuri hutan seorang diri, apakah dia takut? Tidak! Dirinya merasa damai berada di bawah pepohonan, mendengar kicauan burung dan desisan Ular.

Masih dengan pakaian seadanya, jarik dan selendang. Padmini memanjat pohon jambu air, memetik yang matang, lalu dibuntal kain selendang.

Setelah dirasa cukup, dia turun, lalu menikmati makan buah jambu dengan kaki tercelup ke dalam air.

“Seharusnya sekarang aku sedang ujian praktek,” senyumnya hambar ketika mengingat pendidikan yang sudah semester enam dan memasuki tahap awal transisi ke fase profesi.

“Tak mengapa, ilmu yang kudapat tidak akan ku sia-siakan. Aku bisa mempraktekkan kepada mereka, bukan?” suasana hatinya kembali riang, dia memiliki ide brilian.

Sssst ....

Desisan Ular mengalihkan perhatian Padmini. Dia menoleh ke samping – Ular Weling, hitam putih yang terkenal berbissa mematikan, tengah menegakkan kepalanya.

“Kita teman bukan? Aku juga penghuni Lembah ini, jadi tak boleh saling menyakiti. Wajib tolong menolong! Suatu hari nanti, aku butuh bissa mu – boleh ya?”

Ular sebesar lengan bayi itu kembali mendesis dan menjulurkan lidah bercabangnya, lalu naik ke paha Padmini.

Kepala mengkilap dielus-elus lembut. ‘Ternyata benar kata Rukmi, penghuni Lembah ini saling mengasihi dan dilarang menyerang, kecuali memang rantai makanan mereka.’

.

.

“Sudah empat hari, seharusnya dia sudah sadar kan, Pak?”

“Seharusnya iya, Buk.”

Bu Halimah, memandang pilu sosok terbungkus daun pisang. Tertidur dengan napas pendek-pendek, lalu tatapannya beralih ke wajah sebagian rusak. “Apa tak sebaiknya kita bawa ke rumah sakit, Pak?”

“Tak mungkin, Buk. Perbatasan kampung Hulu masih dijaga ketat! Sepertinya mereka belum menyerah mencari keberadaan Padmini.” Ustad Daud, berhenti menumbuk biji pinang, daun binahong, dan dicampur tetesan getah pohon jarak. Bermanfaat mempercepat penyembuhan luka bakar.

“A m i ….”

“Pak, Rahardi sadar, dia mengigau!” bu Halimah senangnya bukan main, air matanya langsung menetes.

“Ambir air minum dan sendok, Buk!” pak Daud menyingkirkan alat tumbuk, lalu mendekati pria yang tertidur di lantai beralaskan daun pisang.

Kelopak mata berbulu mata pendek itu mulai terbuka, dia kesulitan mengerjap dan membuka mata sebelah kirinya.

“Jangan dipaksakan, Nak!” Tangannya membuka ikatan tali yang mengikat daun pisang.

Bu Halimah langsung membuang muka kala melihat tubuh penuh luka dan mengeluarkan cairan berbau amis, lengket.

“ Nak Adi, minum dulu pelan-pelan.” Sendok kecil berisi air putih mendekati bibir kering dan mengelupas.

Dengan satu mata, ia mengedip seolah mengatakan terima kasih. Di sesapnya pelan-pelan air putih, kerongkongannya langsung terasa dingin.

“Apa Bapak dan Ibu yang menyelamatkan saya?” tanyanya dengan kalimat terbata-bata.

Bu Halimah pun mengangguk tanpa menatap tubuh Rahardi, dan pak Daud mulai menceritakan.

Kala itu ….

.

.

Bersambung.

1
Eli Rahma
lautan eek...🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
tambang emas🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
berhamburan tai🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣siap siap tujuh hari tujuh malam tuh bau syedap
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cerek itu kaya teko gitu ya
Secret Admire
Istri durhaka kamu Sundari, suami minta tolong lagi sakit perut disuruh ngesot... hiks ... astaghfirullah ...
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝⧗⃟ᷢʷˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hahaha.. plot twist banget ini Thor, bukannya di serang makhluk halus, malah berak massal pestanya si sundari🤣🤣🤣🤣
Secret Admire
😄😄benar benar penuh teriakan ya Sundari, bukan teriakan pujian tapi 😄 teriakan mules, sakit perut, berebut WC, masih banyak lagi kan teriakan yang membuat pesta ramai😄
Secret Admire
😄😄😄 diluar prediksi BMKG 😄😄😄
Wanita Aries
Habislah kau sumi dikeroyok warga 🤣🤣🤣🤣 jadi mambu tele rumah yg ditinggalin
Mawar Hitam
Ki Dalamgkah yang meminta jawaban
Ayudya
asyeeeeekkkkk pesta yg meria dengan bau kotoran 🤣🤣🤣🤣🤣
imau
para warga desa tetangga kah ini yang dtg pakai Obor?
Alvin Ananda
mantap bener kak cublik pestanya
imau
wkwkwk 😂 gimana nasibnya ikan lele, mati atau kekenyangan 🤣
Alvin Ananda
waah g jadi pesta kecirit semua bau
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Ya ampun thor, kepikir aja sih alur ini😁,pesta meriah diharapkan ,tapi bencana kotoran manusia lah yang tertuai🤣,
Bab ini di jamain readersmu mules semua ,mata berkaca kaca, gigi kering kebanyakan ngakak...
wes angel ....angel tenan nebak jalan pikiran thor Cublik ..
henhao ....joss gandos tenan.
FLA
haaa puas sekali rasanya, pesta yg amat sangat meriah bukan🤣
Reni
yeeee ada pesta ta* 😅🤣😂 astaga g nyangka cublik dapat ide dari mana kau astofirulloh 😅🤣😂😅🤣 kawinan orang kau bikin hancur , g bisa bayangin baunya huekkkkkk 🤮🤮🤮🤮🤮🤮
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!