Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 7
"Baiklah Naima katakan apa yang kamu ingin bicarakan? Aku tak punya banyak waktu. Kamu sudah cukup banyak membuang waktuku!"ujar Pria itu dingin.
"Tolong bantu aku hubungi ayah anda Pak Angkasa. Setelah itu saya berjanji tidak akan datang lagi kesini untuk mengganggu siapapun,"ujar Naima.
sreeeeettt
tangan Naima di tarik oleh pria itu membuat Naima kaget bukan main. Apa pria itu marah? Tapi dia hanya ingin bertemu dengan Pak Angkasa bukan anaknya. Kalau bicara dengan anaknya, bagaimana kalau mereka nanti kong kalingkong.
"Kamu lihat papan nama itu dan kamu bisa baca?"tunjuk pria itu sedikit kesal kepada gadis yang ada di depannya.
Naima menoleh dan membaca ke arah papan nama di atas meja dan ada foto juga di sana. Apa mungkin pria itu adalah? Kenapa bisa? kenapa berbeda dengan yang ada di dalam fikirannya?
"Sekarang kamu tau siapa aku?"tanya pria itu sedikit membungkuk dan mensejajarkan wajahnya dengan Naima.
Naima bisa melihat dengan jelas paras pria yang masih sangat tampan di depannya itu. Tatapan yang masih tajam terlihat dengan jelas, membuat Naima gugup dan takut. Naima mengangguk sambil menelan ludah kasar di dalam tenggorokannya.
"Jadi anda adalah Pak Angkasa? Kenapa berbeda dengan yang ada dalam bayanganku? Karena aku berfikir jika anda adalah pria yang sedikit buncit dengan kumis tebal dan juga agak galak. Apalagi anak perempuannya sudah dewasa. Apa ini beneran anda Pak Angkasa ayahnya Gisel?"ucap Naima polos.
Dia malah dia juga semakin mendekatkan wajahnya kepada Pak Angkasa, meyakinkan jika dia tidak salah. Sedangkan mendengar dan melihat tingkah gadis di depannya membuat Pak Angkasa memalingkan wajahnya. Bisa-bisanya anak itu membayangkan dirinya sejelek itu!
"Duduk!"ujar Pak Angkasa semakin kesal dan sedikit duduk di meja kerjanya dengan melipat kedua tangan di dada melihat ke arah Naima.
Naima masih menatap pria matang, tampan dan gagah di depannya. Seolah tak percaya jika ayah Gisel masih sangat muda dan tampan. Sangat jauh dari bayangannya.
"Jangan menatapku! Katakan apa yang ingin kamu katakan! Jangan semakin membuat waktuku terbuang sia-sia! Apa kamu mengenal Gisel?"tanya Pak Angkasa. Naima menggeleng.
"Saya tidak mengenal Gisel, tapi calon suami saya yang mengenal dia. Padahal enam hari lagi kami akan menikah, semua persiapan hampir rampung. Tapi saya malah melihat mereka berse-ling-kuh. Awalnya saya ingin kasihan juga kepada pria bernama Pak Angkasa. Tapi setelah melihat anda yang ternyata masih seperti ini saya tidak jadi kasihan. Malah lebih kasihan kepada diri sendiri,"jawab Naima menundukkan kepalanya membuat pak Angkasa menahan tawa.
"Arga? Kamu calon istri Arga?"tanya Pak Angkasa yang mendengar kedekatan anaknya dengan Arga. Naima mengangguk cepat.
"Lalu kamu mau bertemu dengan saya untuk? Meminta agar saya menasehati Gisel dan memintanya untuk menjauh dari calon suamimu karena kalian enam hari lagi akan menikah?"tanya Pak Angkasa dengan tatapan tajam sekaligus kasihan kepada wanita berjilbab dengan badan mungil tapi memiliki mata yang indah namun masih terlihat jejak sembab di matanya. Naima menggeleng cepat.
"Tidak pak! Saya tidak mau menikah dengan pria yang hatinya sudah bukan untuk saya. Apalagi mereka itu orang-orang yang munafik. Biarlah saya sudah memutuskan untuk membatalkan pernikahan itu dan pergi jauh saja!"ujar Naima.
"Lalu? Katakan apa tujuanmu? Karena saya sudah tidak punya waktu!"ujar Pak Angkasa kembali mendekatkan wajahnya karena kesal dengan Naima yang sedari tadi malah tak mengatakan alasan ingin bertemu dengannya. Naima memejamkan mata refleks karena takut bertemu pandang dengan mata tajam milik Pak Angkasa.
"Mereka bukan orang yang baik, mereka selama ini juga memanfaatkan saya ternyata. Jadi jika sekarang mendapatkan Gisel saya yakin jika mereka juga akan lebih memanfaatkan dia. Saya hanya ingin mengatakan kepada Pak Angkasa yang dalam benak saya untuk berhati-hati,"ujar Naima masih memejamkan mata membuat pria di depannya menahan tawa melihat wajah ketakutan dari Naima tapi juga sekaligus kesal. karena Nima masih memikirkan pria buncit dan berkumis adalah dirinya.
"Apa kamu punya bukti? Aku tak akan pernah percaya jika tak ada bukti. Bukannya kamu sudah merelakan Arga untuk anakku? Kalau rela ya tinggal pergi saja. Kabur yang jauh biar nggak malu kalau pernikahan gagal,"ujar Pak Angkasa kembali menjauh tapi masih menatap ke arah Naima.
Mendengar jawaban Pak Angkasa membuat Naima membuka mata dan mendelik kesal ke arah pria yang menurutnya tidak berperasaan itu. Karena dia malah mengatakan lebih baik kabur jika memang sudah rela. Nggak ada rasa empatinya sekali pria di hadapannya itu. Ayah macam apa dia?
"Saya datang dengan membawa bukti. Baiklah kalau begitu saya juga minta tanggung jawab anda sebagai ayah dari wanita jahat yang sudah merebut calon suami orang lain! Karena saya tidak jadi kasihan kepada ayah wanita jahat, apalagi ayah yang tidak berperasaan kepada anda!"jawab Naima yang menjadi kesal sambil memberikan rekaman suara dari kedua orang tua Arga.
Rama menerima dan mendengar sendiri rekaman tersebut. Kemudian video yang dia dapatkan juga. Adegan yang menurut Naima menjijikan dan menyebalkan. Rasanya dia mual melihat kembali video itu. Tapi belum bisa dia hapus karena masih memerlukan bukti itu. Tapi Pak Angkasa malah menghapus video dan rekaman yang ada di ponsel Naima.
"Loh kok? Ish kenapa di hapus pak? Bukti itu belum saya tunjukan kepada Arga dan keluarganya!"rengek Naima mengambil dengan cepat ponselnya dari tangan Pak Angkasa.
"Sudah nggak penting. Sekarang katakan kamu mau minta tanggung jawab seperti apa dariku? Toh kamu akan membatalkan pernikahan kamu kan? Kamu mau uang? Berapa yang kamu inginkan? Seratus? Dua ratus? Tiga ratus juta? Lima ratus juta?"tanya Pak Angkasa membuat wajah Naima merah menahan amarah kepada pria yang ada di depannya.
"Nggak jadi! Aku nggak butuh uang belas kasihan dari orang-orang jahat dan sombong seperti kalian. Aku memang orang tidak berpunya, tapi aku masih punya harga diri Pak Angkasa! Kamu dan anakmu sama saja! Pantas saja kelakuan anaknya seperti itu. Nggak tau diri dan murahan mau aja di grepe-grepe pria yang bukan mahramnya. Saya marah kepada anda dan kalian semua. Anggap saja saya nggak pernah datang menemui anda! Dan anggap anda Tidka tau apa-apa. Menyesal saya datang kesini bertemu dengan pria yang jutek dan juga sombong. Anda fikir saya wanita apakah? di tawari uang yang tak ada harganya! Saya tidak serendah itu Pak Angkasa yang sombong dan jutek! Permisi. Selamat mendapat menantu dan besan serakah! Assalamualaikum..."cerocos Naima sebelum benar-benar pergi.
"Apa-apaan gadis itu? yang benar saja aku di omelin?"ujar Pak Angkasa terkekeh sambil geleng kepala.
"Baru gadis itu yang berani mengomeli anda, bahkan mengatakan jika anda jutek,"kekeh pria yang merupakan asistennya bernama Dipta.
"Entahlah, makan apa anak itu! Strees karena calon suaminya di serobot Gisel,"kekeh Pak Angkasa.
"Maksudnya dia adalah calon istri Arga?"tanya Dipta kaget. Angkasa Mengangguk sambil menatap ke arah foto yang ada di meja kerjanya. Foto dirinya dan sang mama. Bahkan dia tak memiliki foto bersama dengan anaknya.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰