Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Mengajak Pulang
Langkah tegas dan anggun itu menyusuri koridor tiap unit apartemen mewah itu. Rere terlihat tegar mengikuti langkah satpam. Namun langkah itu berhenti manakala melihat dua orang pengawal yang berdiri di depan pintu unit kamar Aleta. Seolah tahu itu adalah anak buah suaminya, Rere berusaha tenang dan mengatur strategi.
"Selamat malam nyonya...!" Sapa kedua pengawal itu.
"Apakah saya bisa bertemu dengan Aleta?" tanya Rere tenang.
Kedua pengawal itu menatap satpam dan menyuruhnya pergi tanpa menjawab pertanyaan Rere. Salah satu satpam mendekati Rere.
"Ada perlu apa nyonya?"
"Bukan urusan kalian. Saya hanya ingin bicara dengan Aleta."
"Maaf nyonya. Tuan Revan berpesan agar kami tidak memperbolehkan siapapun bertemu dengan nyonya Aleta termasuk anda," ucap salah satu pengawal.
"Tolong jangan kurang ajar pada saya...! wanita di dalam itu juga tanggung jawab saya. Buka pintu ini sekarang...!" paksa Rere.
"Tidak bisa. Tolong tinggalkan tempat ini, nyonya...! jika anda memaksa, jangan salahkan kami untuk menyeret anda pergi dari sini," ucap pengawal itu sedikit mendekati tubuh Rere yang spontan mundur.
Rere akhirnya memilih mundur. Tapi ia tidak akan pernah melepaskan Revan untuk Aleta. Ia terlalu percaya diri jika suaminya hanya mencintai dirinya karena selama ini Revan tidak sedikitpun tergoda dengan wanita manapun. Namun sayang seorang Aleta mampu melumerkan hati yang sekeras karang milik Revan. Jika waktu bisa diubah mungkin dia tidak akan melakukan kebodohannya untuk menjebak Aleta untuk bisa hamil anak suaminya. Penyesalan selalu datang terlambat.
Sementara itu Aleta dengan tenang melihat monitor cctv di mana Rere berdebat dengan kedua pengawal suaminya. Sang bunda mendekati putrinya.
"Siapa dia Aleta?"
"Hanya tetangga sebelah," sahut Aleta asal. Ia belum siap menjelaskan segalanya pada sang bunda karena jantung yang di derita ibunya tidak siap untuk menerima berita buruk dalam bentuk apapun kecuali keadaan suaminya yang dipenjara yang harus ia belajar untuk terima.
Keduanya duduk di sofa. Aleta masih terdiam mengingat kejadian yang barusan. Ibunya mulai penasaran dengan nasib ayahnya.
"Aleta. Apakah kasus ayahmu tidak bisa ajukan banding? mungkin kalau kamu bisa minta bantuan suamimu pasti dia akan....-"
"Bunda. Tolong jangan memanfaatkan orang lain untuk kepentingan keluarga kita," cegah Aleta.
"Tapi, apa salahnya kalau kita berusaha nak," ujar nyonya Rihanna.
"Kenapa bunda tidak berdoa saja pada Allah? cukup Allah sebagai penolong kita bunda. Jangan kita yang memulai duluan untuk meminta pertolongan pada manusia walaupun itu suamiku sendiri," tutur Aleta.
"Tapi ayahmu tidak bersalah. Kenapa hidup kita jadi berakhir seperti ini?" keluh sang bunda.
Aleta mendekati bundanya sambil menggenggam tangan tua itu." Kadang Allah memberi ujian pada hamba-Nya sebagai penghapus dosa dan mengangkat derajat. Jadi tidak semua ujian yang ditimpakan kepada kita karena jebakan orang lain. Kalau ayah memang tidak bersalah pasti Allah tidak akan mengizinkan ayah mendekam di penjara. Tolong bersabarlah bunda. Jalani semuanya ketetapan Allah dengan ikhlas dengan begitu bunda tidak merasa beban memikirkan keadaan ayah. Ujian terasa berat di jalani oleh manusia karena manusia terlalu ngotot pada keadaan yang membuat hatinya jadi sakit dan akibatnya fisiknya yang sakit," jelas Aleta.
"Ternyata putriku lebih dewasa daripada ku," ucap nyonya Rihanna sambil mengusap pipi putrinya.
"Setidaknya iman kita tidak akan mudah turun jika kita tetap mendirikan sholat. Rupanya Aleta baru paham esensi sholat itu bukan hanya penyerahan jiwa raga kita pada Allah saja dalam bentuk sembah sujud tapi menemukan ketenangan walaupun solusi minim didapatkan," balas Aleta.
"Baiklah, bunda mau tidur dulu. Kamu juga harus tidur sayang...!" ajak nyonya Rihanna.
"Hmm..!" Keduanya masuk ke kamar masing-masing.
...----------------...
Sebulan kemudian, Revan belum juga kembali dari perjalanan bisnisnya. Aleta tidak mempermasalahkan karena sudah tahu seperti apa pekerjaan suaminya yang saat ini sedang melihat pembuatan kapal pesiar baru pesanan beberapa negara Eropa. Saat ini keduanya sedang melakukan video call. Aleta mengenakan dress seksi sambil memamerkan perutnya yang sudah memasuki tujuh bulan lebih.
"Sayang, kamu makin cantik saja. Aku kangen sama kamu," ucap Revan.
"Aku juga. Dan bayi kita juga, tuh lihatlah dia sedang bergerak saat ini," Aleta mengarahkan ponselnya ke perutnya.
Revan menatap tak berkedip. Ia merasa takjub sekaligus terharu. Ia sangat menyayangkan momen manis itu. Namun Aleta terlihat makin nakal. Lambat laun ia mengangkat dressnya untuk menggoda suaminya. Revan yang melihat itu mulai gelisah. Miliknya seketika mengeras.
"Kamu harus tanggung jawab sayang....! lihatlah dia ikut bereaksi karena perbuatanmu," ucap Revan.
Aleta mulai menyentuh miliknya. Desahan mulai menggema. Revan terhipnotis oleh perbuatan cabulnya. Itulah trik Aleta agar suaminya cepat pulang atau memilih menyiksa diri karena hasratnya terpendam. Keduanya menyelasaikan video call itu untuk menuntaskan kerinduan mereka.
Keesokan harinya, Aleta mengajak bundanya belanja keperluan calon bayinya. Aleta tentu saja sangat senang karena bundanya lebih berpengalaman dalam hal ini. Aleta meminta pengawal nya untuk menunggunya di luar mall. Ia tidak nyaman kalau terus dibuntuti oleh kedua pengawal nya yang berbadan kekar dengan tampang menyeramkan.
"Sayang, kenapa kamu tidak membiarkan mereka mengawal kita?" protes sang bunda.
"Tidak apa bunda. Kalau aku melihat mereka terus, bisa-bisa calon bayiku wajahnya menyeramkan juga seperti mereka," canda Aleta.
Sang bunda tersenyum. lalu mulai memilih beberapa pasang baju bayi sesuai dengan usianya. Sementara perlengkapan lainnya nanti akan dipesan secara online saja agar tidak merepotkan mereka. Setelah puas berbelanja, kini keduanya mendatangi food court. Aleta dan ibunya mulai memesan menu kesukaan mereka masing-masing. Namun sialnya mereka harus bertemu dengan Rere saat balik lagi ke tempat duduk mereka.
Rere terkekeh sambil menepuk kedua tangannya seakan sangat puas bertemu dengan Aleta. Aleta yang melihat Rere mulai panik karena ada bundanya bersamanya saat ini.
"Akhirnya kita bertemu juga Aleta. Sang pelakor...!" ucap Rere dengan suara meninggi hingga menarik atensi para pengunjung yang lain menatap ke arah mereka.
"Siapa dia Aleta?" tanya sang bunda.
"Bukan siapa-siapa bunda," ucap Aleta tetap tenang.
"Tapi, kenapa dia memanggil kamu seperti itu?" tanya sang bunda.
"Oh ini ibumu Aleta? kebetulan sekali kita bertemu di sini perempuan tua. Dengarlah bu...! ketakan pada putri anda pelakor ini karena sudah merebut suamiku karena kehamilannya itu," ucap Rere untuk menarik empati pengunjung lainnya.
"Aleta. Apakah itu benar nak?" tanya sang bunda mulai gugup.
"Percayalah kepadaku bunda...! anak yang ku kandung adalah anak sah yang lahir dari sebuah pernikahan sah atas ijin wanita licik ini," jelas Aleta tetap tenang.
"Pembohong....! dia telah merebut suamiku," ucap Rere terlihat histeris.
"Wah nyonya Rihanna. Akhirnya bisa melihatmu di sini bersama putrimu. Apa kabar suamimu di penjara? kasihan sekali hidupmu dari wanita konglomerat dan sekarang jadi melarat. Dan apa tadi, putrimu sekarang berubah jadi pelakor?" ejek seorang nyonya muda yang mengenal Aleta dan ibunya. Rere yang mendengar itu mulai tertarik kehidupan masalalu Aleta.
"Apakah nyonya mengenal kedua gembel ini?" tanya Rere tersenyum sinis penuh kemenangan.
Sang bunda yang tidak kuat mendapat serangan itu mulai memegang dadanya yang terasa sangat sakit dan sekejap kemudian sang bunda akhirnya pingsan.
"Bunda.....!" pekik Aleta ketakutan.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina