Pangeran Chao Changming dihukum buang selama 5 tahun, dan ia hidup di sebuah desa yang terpencil. Pernikahannya selama 4 tahun dengan seorang wanita desa tidak menghasilkan apa-apa baginya. Pangeran Chao Changming telah berusaha dengan baik, belajar ilmu pengobatan dan menjadi tabib yang cukup terkenal di desanya. Sayang sekali istrinya tidak menghargai usahanya, sehingga minta cerai setelah bertemu dengan tuan muda Gen Guang yang merupakan sarjana muda, dan anak seorang pejabat daerah. Pangeran Chao Changming tidak putus asa, kembali ke istana setelah mendapat kabar bahwa kaisar telah tiada. Artinya tahta kosong, ia tidak akan membiarkan siapapun menduduki tahta selain dirinya yang telah mendapatkan wasiat dari Kaisar. Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TINDAKAN MACAM APA ITU?
...***...
Hari pernikahan Kaisar telah tiba, suasana istana begitu ramai. Banyak kalangan masyarakat yang datang untuk menyaksikan betapa bahagianya Kaisar hari ini.
"Hidup yang mulia kaisar! Berbahagia lah yang mulia kaisar!."
Itulah yang mereka sorak kan ketika Kaisar dan Permaisuri menaiki tangga istana. Mereka mengikuti Kaisar dan Permaisuri dari belakang, hingga masuk ke dalam ruangan utama istana.
"Hormat pada yang mulia kaisar, hormat pada permaisuri." Ucap mereka serentak.
"Duduklah." Kaisar memberi kode pada mereka semua.
"Baik yang mulia kaisar." Respon mereka.
Saat itu juga pelayan istana masuk membawa jamuan. Selain itu ada beberapa wanita cantik menari sebagai hiburan, dan beberapa laki-laki memainkan musik sebagai pengiringnya.
Menteri Gen Guotin dan Gen Guang maju, menghadap Kaisar.
"Yang mulia kaisar." Keduanya memberi hormat.
"Semoga yang mulia kaisar, permaisuri hidup dalam kebahagiaan." Gen Guang tersenyum ramah. "Kami membawakan gingseng seratus tahun sebagai persembahan untuk yang mulia kaisar." Ia memperlihatkan hadiah yang ia bawa.
"Semoga hadiah yang kami bawa tidak mengecewakan kaisar." Menteri Gen Guotin kembali memberi hormat.
"Terima kasih hadiahnya, saya suka." Respon Kaisar dengan ramah.
Setelah itu menteri lainnya bergiliran mempersembahkan hadiah istimewa pada Kaisar.
"Kenapa seperti ini? Apakah aku salah melepaskannya saat itu?." Dalam hati Yan Xicai memperhatikan Kaisar dengan seksama. "Penampilannya sebagai kaisar, dan juga sebagai seorang tabib sangat berbeda sekali." Hatinya terasa miris mengingat itu semua. "Sekarang aku sedang mengandung anak tuan muda gen." Ia mengelus perutnya. "Empat tahun menikah, aku dan dia tidak pernah menjalani kehidupan suami istri dengan baik, hanya karena ia aku pandang miskin." Hatinya benar-benar merasa miris.
...***...
Kembali satu hari sebelum pernikahan, Kaisar berada di ruangan pribadi untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Saat itu juga seorang pengawal mendekat.
"Yang mulia kaisar, nyonya muda gen ingin bertemu." Ucapnya sambil memberi hormat.
"Nyonya muda gen?." Kaisar terlihat bingung. "Ada perlu apa dia ingin menemui aku?."
"Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan." Jawabnya sedikit ragu.
"Baiklah, suruh dia masuk." Kaisar tidak mau banyak berpikir mengenai kedatangan nyonya muda Gen yang disebut pengawal itu.
"Baik yang mulia kaisar." Pengawal kembali memberi hormat, setelah itu pergi memanggil tamu yang ingin bertemu dengan Kaisar.
Tak berselang lama tamu tersebut masuk, matanya memperhatikan Kaisar yang sedang merapikan beberapa dokumen dan membacanya dengan seksama.
"Auranya memang beda sekali." Dalam hatinya merasa sesak jika ingat masa lalu. "Rasanya perbedaan kami sangat jauh, seperti langit dan bumi." Hatinya semakin berat untuk melepaskan apa yang dulunya telah menjadi miliknya. "Hamba menghadap yang mulia kaisar." Ia memberi hormat.
"Nyonya yan xicai, ternyata kau?." Kaisar masih sibuk membaca dokumen itu. "Apa yang ingin kau katakan padaku? Apakah kau ingin pengampunan untuk suamimu?."
"Hamba ingin mengatakan, jika hamba bersedia menjadi selir yang mulia kaisar." Ia tersenyum lembut. "Maafkan kesalahan hamba di masa lalu, hamba sadar telah melakukan hal bodoh." Raut wajahnya tampak cemberut. "Seharusnya hamba lebih bersabar, hamba sangat menyesal sekali memilih bercerai dengan yang mulia kaisar."
"Kau ingin menjadi selir, ku?." Kaisar mengernyit heran.
"Hamba bersedia yang mulia kaisar." Yan Xicai memberi hormat. "Hamba telah mempersiapkan diri menjadi selir pertama yang mulia kaisar." Kali ini ia tersenyum begitu manis.
"Heh!." Kaisar mendengus kecil, berusaha menahan tawa. "Aku tahu kau sedang sakit, dan kau sedang hamil! Tapi jangan kau tulari aku dengan penyakit gila mu itu yan xicai!." Suara Kaisar terdengar tinggi.
Deg!.
Yan Xicai terkejut mendengar suara Kaisar, matanya melotot lebar.
"Kau sedang mengandung anaknya gen guang! Tapi kau mengatakan ingin menjadi selir ku?!." Kaisar tampak emosi. "Kau pikir aku ini lelaki seperti apa?!."
"Hamba bisa menggugurkan anak ini, hamba bersedia mengeluarkannya." Yan Xicai mengusap pelan perutnya. "Hamba hanya ingin menjadi selir yang mulia kaisar."
Brak!.
Yan Xicai terkejut melihat Kaisar mengerahkan tenaga dalamnya menggebrak meja itu hingga terbelah menjadi dua bagian.
"Pengawal!." Suara Kaisar terdengar menyeramkan.
"Yang mulia kaisar." Ia segera mendekati Kaisar, dan tak lupa memberi hormat.
"Seret wanita ini keluar! Jangan sampai dia masuk lagi ke ruangan ku ini!." Perintah Kaisar dalam amarah yang dirasakan.
"Baik yang mulia kaisar." Pengawal itu langsung menjalankan perintah Kaisar.
"Yang mulia kaisar! Berikan hamba kesempatan! Hamba bersedia menjadi selir yang mulia kaisar!." Yan Xicai mencoba berontak, ia terus memanggil Kaisar.
"Wanita gila! Sembarangan saja kalau bicara!." Kaisar sangat marah. "Kau ingin menggugurkan kandungan hanya demi menjadi selir ku? Kau pikir nyawa yang ada di dalam kandungan mu itu apa?!." Kaisar tak dapat menahan amarahnya.
...***...
Kembali ke masa ini.
Setelah acara pernikahan selesai nona muda Pei Nian Shuang dan nona muda Pei Zhi Xiang terlihat cemberut.
"Sepertinya ada yang salah kak." Nona muda Pei Zhi Xiang memikirkan sesuatu. "Penampilannya baik-baik saja, tidak ada yang salah dengan wanita sialan itu." Hatinya terasa kesal setengah mati.
"Pasti ada yang salah, tidak mungkin mereka gagal melakukan tugas." Nona muda Pei Nian Shuang juga merasakan ada yang ganjal. "Kenapa acaranya berjalan lancar? Dan penampilannya sangat cantik sekali?." Hatinya sangat tidak terima sama sekali.
"Ho? Jadi memang ulah kalian?."
Deg!.
Nona muda Pei Nian Shuang dan nona muda Pei Zhi Xiang terkejut ketika melihat pangeran Jing Xue dan pangeran Chao Zi Hao membawa tiga orang wanita cantik yang mereka sewa.
"Hebat sekali kau ya? Menyewa mereka di saat keluarga mu krisis ekonomi." Pangeran Jing Xue bertepuk tangan. "Aku sangat kagum dengan usaha kalian untuk mencelakai kakak ipar permaisuri kami?."
Nona muda Pei Nian Shuang memperhatikan ketiga wanita dalam keadaan terikat, dan mulut mereka disumpal dengan kain.
"Kau ingin berkata apa lagi? Apakah kau ingin masuk penjara juga?." Pangeran Chao Zi Hao tampak kesal. "Berani sekali kau berniat mencelakai kakak ipar permaisuri kami!." Tunjuknya kasar.
"Pangeran jing xue, pangeran chao changming." Nona muda Pei Nian Shuang memberi hormat. "Permasalahan apa yang telah terjadi? Kenapa hamba dituduh melakukan hal yang salah?." Ia terlihat tenang, dan tidak gugup sama sekali.
"Kalau bicara jangan sembarangan, tidak baik menuduh orang tanpa bukti." Nona muda Pei Zhi Xiang justru terlihat panik, namun berusaha tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Kau memang luar biasa sekali nona muda pei nian shuang, kau terlihat tenang meskipun kau sempat bereaksi saat melihat mereka." Pangeran Jing Xue memperhatikan penampilan nona muda Pei Nian Shuang. "Kau memang yang terbaik dalam menyembunyikan perasaan."
"Mereka bertiga telah mengakuinya, kau tidak usah berpura-pura lagi." Pangeran Chao Zi Hao memberi kode pada pengawal agar menangkap kedua nona muda keluarga Pei.
"Lepaskan! Jangan sentuh aku!." Nona muda Pei Nian Shuang mencoba memberontak, tapi perlawanannya sia-sia.
"Berani sekali kalian ingin mencelakai kakak ipar permaisuri, sangat nekat sekali." Pangeran Jing Xue merasa kesal.
"Kalau begitu mari kita kembali ke istana." Pangeran Chao Zi Hao hanya menghela nafas dengan pelan.
"Kau duluan saja, aku ingin menemui seseorang." Pangeran Jing Xue tampak bersemangat.
"Baiklah, kembali lah sebelum makan malam." Pangeran Chao Zi Hao hanya memaklumi sifat kakaknya itu.
"Baik." Pangeran Jing Xue memberi kode tanda setuju. "Berhati-hati lah saat kembali ke istana." Ia segera pergi meninggalkan pangeran Chao Zi Hao.
"Aku harap dia benar-benar menemukan seseorang yang ia cintai." Dalam hati pangeran Chao Zi Hao merasa cemas. "Gosip yang beredar mengenai xue gege sangat tidak pantas untuk didengar." Hatinya merasa gelisah dengan kabar buruk mengenai pangeran Jing Xue.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah mereka masih memiliki rahasia yang belum diungkapkan?. Mohon dukungannya ya pembaca tercinta, jangan lupa vote, like, dan subcribe.
...***...
