Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.35 Bantuan
Beberapa hari kemudian, Kevin memanggil Margaret ke ruangannya lagi. Dirinya bahkan sudah menyiapkan dokumen tentang apartemen milik kenalannya tersebut. Margaret yang melihat dan mendengar penjelasannya pun cukup terkejut.
Bahkan kali harganya sangat murah dibandingkan dengan sebelumnya. Meski memang unitnya berbeda dari yang kemarin. Tapi ruangan minimalisnya cukup terlihat nyaman dan keamanannya cukup baik.
"Tuan, apa benar biaya sewanya semurah ini?" tanya Margaret.
"Tentu saja, kau mencari tempat yang nyaman dan harga terjangkau kan?" balas Kevin.
"Iya sih, tapi bukankah agak mencurigakan jika semurah ini?" tanya Margaret.
"Awalnya aku juga curiga tapi setelah melihatnya kurasa tidak juga." balas Kevin.
"Baiklah, tapi aku mau lihat-lihat dulu baru memutuskan." ucap Margaret.
"Silahkan. Kabari aku jika kau mau melihat-lihat." ucap Kevin.
"Baik tuan." ucap Margaret.
Entah nyata atau tidak tapi tawaran Kevin cukup menarik. Dimana lokasinya sangat dekat dengan kantor dan tempatnya cukup aman karena berada di lokasi yang strategis. Meski harganya sangat murah dan berbeda dengan unit lain yang Margaret pernah lihat.
Setelah menentukan jadwal, Margaret akan mengunjungi unit apartemen tersebut besok bersama Kevin. Kali ini Margaret berharap lokasinya dan tempatnya cocok untuknya.
Dengan diantar oleh Kevin, mereka mengunjungi tempat tersebut. Hanya ada seorang pesuruh yang menemani mereka menjelaskan keadaan apartemen tersebut. Setelah melihat tempatnya yang cukup bagus dan minimalis, serta harga yang terjangkau Margaret memutuskan untuk menyewa tempat tersebut.
Malam itu Margaret cukup senang dengan keputusannya mengikuti Kevin. Tak disangka atasannya sangat memerhatikannya. Mungkin ini karena pengaruh sang ayah, tapi masih dalam taraf normal baginya.
"Terimakasih tuan, berkat anda aku menemukan tempat yang bagus." ucap Margaret.
"Tentu, kau adalah asisten pribadiku, kalau kau bolos aku yang rugi tahu." ucap Kevin.
"Baiklah tuan." balas Margaret.
Kevin mengantarkan Margaret pulang dan mereka berpisah disana. Margaret langsung mengabari Theresia mengenai kabar ini. Tentunya Theresia sangat senang jika Margaret mau memilih tinggal sendiri dan hidup mandiri. Theresia selalu berpikir positif dan memberikan nasihat yang baik pada Margaret. Pengalaman hidupnya selalu diceritakan pada Margaret agar putri sahabatnya tak mengalami hal buruk di negara ini.
"Tante harap kali ini kamu bisa hidup mandiri dan tak ada gangguan lagi." ucap Theresia.
"Terimakasih tante, aku sangat bersyukur selama ini tinggal bersama tante." ucap Margaret.
"Tante juga, kalau begitu kamu harus mampir sesekali." ucap Theresia.
"Baik tante." ucap Margaret.
"Kapan kamu akan pindah?" tanya Theresia.
"3 Hari lagi tante, soalnya harus weekend supaya tidak mengganggu jadwal lainnya." ucap Margaret.
"Sepertinya tante bisa menemanimu dan membantu sedikit." ucap Theresia.
"Terimakasih tante.. Nanti kita makan bersama dan aku yang traktir." ucap Margaret.
"Oke.." balas Theresia.
Begitulah, Margaret merasa senang bisa pindah dan memulai hidup mandiri. Setelah semua barang sudah ia siapkan barulah dirinya bisa langsung pindah. Tidak banyak barang yang dimilikinya, hanya pakaian dan juga alat-alat kerjanya. Tapi perlahan nanti Margaret akan mengisi tempat tinggal barunya dengan barang-barang yang sesuai.
Hari pindahan pun datang, Theresia membantu Margaret dan mengangkut koper-koper ke mobilnya. Mereka langsung menuju ke apartemen yang sudah disewa oleh Margaret. Dengan begitu, Theresia jadi tahu dimana Margaret tinggal dan bisa memastikannya keamanannya.
Setelah tiba disana, tempatnya cukup bersih karena sudah tahu Margaret akan menghuninya minggu ini. Mereka hanya tinggal menaruh koper dan Margaret akan menatanya sendirinya nanti. Bahkan sudah ada furniture standart yang tersedia di dalamnya, seperti sofa, meja makan dan juga kulkas.
"Ventilasi udaranya bagus, cahaya yang masuk juga lumayan. Lalu furniturnya juga tak buruk. Ini sangat layak." ucap Theresia.
"Aku senang jika tante menilainya bagus." ucap Margaret.
"Aku hanya curiga pada atasnmu Margie." ucap Theresia.
"Memangnya tuan Kevin kenapa?"
"Ya bisa saja ada udang di balik batu. Hehe.." balasnya sambil bercanda.
"Mana mungkin tante, dia itu gila kerja. Dia bahkan mengancam tak ada terlambat apalagi bolos jika aku sudah pindah kemari." ucap Margaret.
"Itu cukup kejam.." balas Theresia.
"Benar kan? Makanya dia sampai mencarikanku tempat yang dekat dengan kantor." ucap Margaret.
"Tapi bisa saja itu hanya dalih untuk menyembunyikan perasaannya. Pria dengan harga diri setinggi Kevin punya gengsi yang tinggi." ucap Theresia.
"Sepertinya mustahil.." balas Margaret.
"Jika kamu sepesimis itu tandanya memang tidak. Lupakan saja ucapanku." ucap Theresia.
"Tante, lebih baik kita pesan makanan." ucap Margaret.
"Ide bagus, sepertinya disini dekat dengan restoran." ucap Theresia.
Mereka memesan makanan dan makan bersama setelah membereskan beberapa barang. Lalu Theresia mengajak Margaret pergi untuk membeli beberapa perabotan rumah yang sangat dibutuhkan. Dan benar saja Margaret tidak paham ketika membeli perabotan.
Theresia hanya tersenyum dan memilihkan beberapa barang yang cukup berguna. Mereka berbelanja dan bersenang-senang hari itu. Theresia membelikan alat pembersih udara sebagai hadiah pindahan untuk Margaret. Tentu Margaret sangat senang menerimanya.
Sorenya, Theresia pulang dan Margaret mulai menempati unit itu. Theresia hanya berpesan untuk selalu waspada dan tidak asal membukakan pintu untuk orang asing. Dan pastikan selalu mengunci pintu dan jendela meski sedang berada di dalam.
Pada malam harinya, Kevin dan Beni datang ke apartemen Margaret dan membawa hadiah pindahan pada Margaret.
"Terimakasih sudah datang, kalian repot-repot sekali membawa hadiah." ucap Margaret.
"Tidak, ini adalah barang yang berguna." ucap Kevin.
"Iya tuan.." ucap Margaret.
"Tapi pak Beni, ini tongkat golf?" tanya Margaret.
"Jika tak digunakan, kau simpan saja buat senjata jika ada orang berbahaya masuk ke dalam rumah." ucap Beni.
"Ide yang sangat brilian." ucap Margaret tersenyum kaku.
Margaret memegang tongkat golf yang cukup kuat untuk memukul orang sampai pingsan.
"Tadinya dia malah mau membelikanmu tongkat baseball tapi aku larang." ucap Kevin.
"Karena kata tuan, kalau tongkat golf mungkin kau juga bisa main." ucap Beni.
"Begitu ya.." ucap Margaret tersenyum.
Kemudian dilihatnya hadiah dari Kevin, sebuah robot pembersih yang sangat berguna. Dan Kevin tersenyum saat Margaret melihatnya dengan antusias.
"Ini sangat berguna." ucap Margaret.
"Tentu, pilihanku tak mungkin salah." ucap Kevin.
Setelah berkunjung ke unit Margaret sejenak, mereka pulang karena waktu sudah malam. Dan Kevin tersenyum setelah pulang ke apartemennya. Sementara Beni merasa seperti orang aneh yang memberikan tongkat golf sebagai hadiah pindahan.
"Tuan, padahal alat penanak nasi lebih berguna." ucap Beni.
"Pasti Margaret sudah punya. Tongkat itu juga berguna." ucap Kevin.
"Iya iya.."
"Kau protes?"
"Untuk apa? Toh sudah diberikan." balas Beni sambil menyetir mobil.
"Bagus." ucap Kevin tersenyum.
Dan yang sebenarnya terjadi adalah Kevin yang menentukan semua hadiahnya. Dirinya ingin hanya dirinya sendiri yang mendapat pujian dari Margaret.
...----------------...